Jumat, 02 Agustus 2013

sabar dan setia

Subhanallah….
Salah satu tauladan yang paling indah ialah kisah tentang kesabaran seorang hamba yang shaleh, sekaligus seorang Nabi yang mulia, yakni Ayyub ‘alaihissalam dan juga terselip kisah tentang kesetiaan istrinya.

Nabi Ayyub pada mulanya sehat
lalu sakit, kaya lalu miskin, pemilik keluarga dan anak lalu banyak keluarga yang menjauhinya, namun istrinya yang setia mendampingi. Dia menjalani semua itu dengan kesabaran yang baik, tidak meratap, terus berprasangka baik pada-Nya . Meski ujiannya berlangsung lama (sekitar 18 tahun) namun semangatnya tidak berkurang karena ujian yang panjang itu. Lantas Kemudahan datang dari Allah , Allah mengembalikan kesehatannya, mengembalikan segala kenikmatan bahkan melebihi dari sebelumnya..

Saat jatuh miskin, istrinya senantiasa setia mendampingi hingga saat mau buang hajat pun istri mengantar dan menunggui. Bahkan di samping mengurus suami, sang istri (Rahmah atau Layya) juga berusaha untuk bekerja. Ia bekerja demi mendapatkan makanan buat Ayyub kemudian ia juga menjual emas dan perhiasan yang bisa dijual hingga tiada tersisa. Bahkan hingga akhirnya ia rela menjual rambutnya. Hal itulah yang membuat Ayyub bersumpah untuk memukulnya bila sudah sembuh.

Nah, tatkala sembuh, Allah pun memerintah untuk menunaikan sumpahnya, agar Ayyub tidak termasuk sosok yang melanggar sumpah. Dan Allah yang mengajarkan bagaimana prosesinya. Singkat kata, sumpah tetap dijalankan , dengan tiada rasa sakit bagi istri yang setia itu…

Setelah Menyembuhkan Ayyub, Allah kemudian mengaruniakan, memuliakan dan mengumpulkan kembali keluarga Ayyub bahkan Allah tambahkan lagi dengan cucu, cicit baginya, sebuah karunia yang merupakan rahmat dan kasih saying atas kesabaran sekaligus penghormatan atas keridhaaannya pada ketentuan Allah.

Pelajaran bagi kita agar yakin bahwa kesenangan akan datang setelah penderitaan dan bersama kesulitan pasti terdapat kemudahan.

(Sebuah Hadist)
Dari Anas bin Malik bahwa Rasulullah bersabda, “Sesungguhnya Nabiyullah Ayyub ditimpa musibah selama delapan belas tahun. Orang dekat dan orang jauh menolaknya, kecuali dua orang laki-laki saudaranya yang selalu menjenguknya setiap pagi dan petang hari. Suatu hari salah seorang dari keduanya berkata kepada temannya, ‘Ketahuilah, demi Allah, Ayyub telah melakukan sebuah dosa yang tidak dilakukan oleh seorang manusia di dunia ini.’ Temannya menanggapi, ’Apa itu?’ Dia menjawab, ’Sudah delapan belas tahun Allah tidak merahmatinya dan tidak mengangkat ujian yang menimpanya.’ Manakala keduanya pergi kepada Ayyub, salah seorang dari keduanya tidak tahan dan dia mengatakan hal itu kepada Ayyub. Maka Ayyub berkata, ’Aku tidak mengerti apa yang kalian berdua katakan. Hanya saja, Allah mengetahui bahwa aku pernah melewati dua orang laki-laki yang bersengketa dan keduanya menyebut nama Allah, lalu aku pulang ke rumah dan bersedekah untuk keduanya karena aku khawatir nama Allah disebut kecuali dalam kebenaran.’

Nabi Shallallahu ‘alaihi wa Salam bersabda, “Ayyub pergi buang hajat. Jika dia buang hajat, istrinya menuntunnya sampai di tempat buang hajat. Suatu hari Ayyub terlambat dari istrinya dan Allah mewahyukan kepada Ayyub, ”Hantamkanlah kakimu, inilah air yang sejuk untuk mandi dan untuk minum.” (QS. Shad: 42) Istrinya menunggunya cukup lama. Dia melihat dan memperhatikannya sedang berjalan ke arahnya, sementara Allah telah menghilangkan penyakitnya dan dia lebih tampan dari sebelumnya. Ketika istrinya melihatnya, dia berkata, ’Semoga Allah memberimu berkah, apakah kamu melihat Nabiyullah, orang yang sedang diuji? Demi Allah, kamu sangat mirip dengannya jika dia itu dalam keadaan sehat.’ Ayyub berkata, ’Sesungguhnya akulah Ayyub.’

Ayyub memiliki dua tempat untuk mengeringkan hasil bumi, yang pertama untuk gandum dan yang kedua untuk jewawut, lalu Allah mengirim dua potong awan. Ketika awan yang pertama tiba di atas tempat pengeringan gandum, ia memuntahkan emas sampai ia melimpah, dan awan yang lainnya menumpahkan di tempat pengeringan jewawut sampai melimpah pula.”

Subhanallah…

Pelajaran bagi kita akan kesabaran Nabi Ayyub ‘alaihissalam, sabar berbuah manis, pelajaran tentang bagaimana ta’dzim (pengagungan) Ayyub kepada Tuhannya. Dia mengatakan bahwa sakit dan kepayahan yang diderita sebab gangguan setan. Dia juga menebus dengan bersedekah atas nama dua orang yang bersengketa dan keduanya menyebut nama Allah, karena takut nama Allah disebut kecuali dalam kebenaran, kita juga belajar akan kesetiaan istri Nabi Ayyub...

Semoga Allah menanamkan kesabaran dalam perangai kita, sifat yang dapat mengantar kita bahagia dunia akhirat.

Aamiin

Wallahu’alam
Comments
0 Comments

Tidak ada komentar:

Posting Komentar