Subhanallah….
Salah
satu tauladan yang paling indah ialah kisah tentang kesabaran seorang
hamba yang shaleh, sekaligus seorang Nabi yang mulia, yakni Ayyub
‘alaihissalam dan juga terselip kisah tentang kesetiaan istrinya.
Nabi Ayyub pada mulanya sehat
lalu sakit, kaya lalu miskin, pemilik keluarga dan anak lalu banyak
keluarga yang menjauhinya, namun istrinya yang setia mendampingi. Dia
menjalani semua itu dengan kesabaran yang baik, tidak meratap, terus
berprasangka baik pada-Nya . Meski ujiannya berlangsung lama (sekitar 18
tahun) namun semangatnya tidak berkurang karena ujian yang panjang itu.
Lantas Kemudahan datang dari Allah , Allah mengembalikan kesehatannya,
mengembalikan segala kenikmatan bahkan melebihi dari sebelumnya..
Saat
jatuh miskin, istrinya senantiasa setia mendampingi hingga saat mau
buang hajat pun istri mengantar dan menunggui. Bahkan di samping
mengurus suami, sang istri (Rahmah atau Layya) juga berusaha untuk
bekerja. Ia bekerja demi mendapatkan makanan buat Ayyub kemudian ia juga
menjual emas dan perhiasan yang bisa dijual hingga tiada tersisa.
Bahkan hingga akhirnya ia rela menjual rambutnya. Hal itulah yang
membuat Ayyub bersumpah untuk memukulnya bila sudah sembuh.
Nah,
tatkala sembuh, Allah pun memerintah untuk menunaikan sumpahnya, agar
Ayyub tidak termasuk sosok yang melanggar sumpah. Dan Allah yang
mengajarkan bagaimana prosesinya. Singkat kata, sumpah tetap dijalankan ,
dengan tiada rasa sakit bagi istri yang setia itu…
Setelah
Menyembuhkan Ayyub, Allah kemudian mengaruniakan, memuliakan dan
mengumpulkan kembali keluarga Ayyub bahkan Allah tambahkan lagi dengan
cucu, cicit baginya, sebuah karunia yang merupakan rahmat dan kasih
saying atas kesabaran sekaligus penghormatan atas keridhaaannya pada
ketentuan Allah.
Pelajaran bagi kita agar yakin bahwa kesenangan akan datang setelah penderitaan dan bersama kesulitan pasti terdapat kemudahan.
(Sebuah Hadist)
Dari
Anas bin Malik bahwa Rasulullah bersabda, “Sesungguhnya Nabiyullah
Ayyub ditimpa musibah selama delapan belas tahun. Orang dekat dan orang
jauh menolaknya, kecuali dua orang laki-laki saudaranya yang selalu
menjenguknya setiap pagi dan petang hari. Suatu hari salah seorang dari
keduanya berkata kepada temannya, ‘Ketahuilah, demi Allah, Ayyub telah
melakukan sebuah dosa yang tidak dilakukan oleh seorang manusia di
dunia ini.’ Temannya menanggapi, ’Apa itu?’ Dia menjawab, ’Sudah
delapan belas tahun Allah tidak merahmatinya dan tidak mengangkat ujian
yang menimpanya.’ Manakala keduanya pergi kepada Ayyub, salah seorang
dari keduanya tidak tahan dan dia mengatakan hal itu kepada Ayyub. Maka
Ayyub berkata, ’Aku tidak mengerti apa yang kalian berdua katakan. Hanya
saja, Allah mengetahui bahwa aku pernah melewati dua orang laki-laki
yang bersengketa dan keduanya menyebut nama Allah, lalu aku pulang ke
rumah dan bersedekah untuk keduanya karena aku khawatir nama Allah
disebut kecuali dalam kebenaran.’
Nabi
Shallallahu ‘alaihi wa Salam bersabda, “Ayyub pergi buang hajat. Jika
dia buang hajat, istrinya menuntunnya sampai di tempat buang hajat.
Suatu hari Ayyub terlambat dari istrinya dan Allah mewahyukan kepada
Ayyub, ”Hantamkanlah kakimu, inilah air yang sejuk untuk mandi dan untuk
minum.” (QS. Shad: 42) Istrinya menunggunya cukup lama. Dia melihat dan
memperhatikannya sedang berjalan ke arahnya, sementara Allah telah
menghilangkan penyakitnya dan dia lebih tampan dari sebelumnya. Ketika
istrinya melihatnya, dia berkata, ’Semoga Allah memberimu berkah, apakah
kamu melihat Nabiyullah, orang yang sedang diuji? Demi Allah, kamu
sangat mirip dengannya jika dia itu dalam keadaan sehat.’ Ayyub berkata,
’Sesungguhnya akulah Ayyub.’
Ayyub
memiliki dua tempat untuk mengeringkan hasil bumi, yang pertama untuk
gandum dan yang kedua untuk jewawut, lalu Allah mengirim dua potong
awan. Ketika awan yang pertama tiba di atas tempat pengeringan gandum,
ia memuntahkan emas sampai ia melimpah, dan awan yang lainnya
menumpahkan di tempat pengeringan jewawut sampai melimpah pula.”
Subhanallah…
Pelajaran
bagi kita akan kesabaran Nabi Ayyub ‘alaihissalam, sabar berbuah manis,
pelajaran tentang bagaimana ta’dzim (pengagungan) Ayyub kepada
Tuhannya. Dia mengatakan bahwa sakit dan kepayahan yang diderita sebab
gangguan setan. Dia juga menebus dengan bersedekah atas nama dua orang
yang bersengketa dan keduanya menyebut nama Allah, karena takut nama
Allah disebut kecuali dalam kebenaran, kita juga belajar akan kesetiaan
istri Nabi Ayyub...
Semoga Allah menanamkan kesabaran dalam perangai kita, sifat yang dapat mengantar kita bahagia dunia akhirat.
Aamiin
Wallahu’alam