Rabu, 14 Desember 2016

Ketika Telah Beriman, Masih ada Istiqomah yang Diperjuangkan



One Day One ‘Ain

“Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan: ‘Tuhan kami adalah Allah’ kemudian mereka meneguhkan pendirian mereka.” (QS Fushshilat: 30)


Az-Zuhri berkata bahwa Umar radhiyallahu ‘anhu pernah membaca ayat ini (ayat 30 surah Fushshilat) di atas mimbar, kemudian berkata: ‘Mereka meneguhkan pendirian mereka kepada Allah dengan patuh kepadaNya, dan tidak suka mengelak seperti musang.”

Sedangkan menurut Abu Bakar radhiyallahu ‘anhu ialah kemurnian tauhid (tidak mensekutukan Allah dengan suatu pun.) Utsman bin Affan radhiyallahu 'anhu berkata, “Istiqamah adalah mengikhlaskan amal kepada Allah Taala”


Ali bin Abu Thalib radhiyallahu 'anhu berkata, “Istiqamah adalah melaksanakan kewajiban-kewajiban”. Al-Hasan berkata, “Istiqamah adalah melakukan ketaatan dan menjauhi kemaksiatan”. Mujahid berkata, “Istiqamah adalah komitmen terhadap syahadat tauhid sampai bertemu dengan Allah Taala”. Ibnu Taimiyah berkata, “Mereka beristiqamah dalam mencintai dan beribadah kepada-Nya tanpa menoleh kiri kanan”.


Subhanallah...

Dari Abu Amr Sufyan bin Abdullah ats-Tsaqafi, ia berkata, “Hai Rasulullah, katakanlah padaku satu kata dalam Islam yan tidak lagi aku tanyakan kepada orang selainmu. Rasul bersabda, “Katakanlah, “Aku beriman kepada Allah”, kemudian istiqomahlah” (HR Muslim)

Menurut Syekh Muhammad Hassan bin Ibrahim, “Istiqomahlah dalam perintah dan laragan, istiqomah ada ketaatan, jauhi kemaksiatan, tetaplah dalam ketauhidan, jauhi kemusyrikan. Semua makna ini masuk dalam kata “tsummastaqim”, “kemudian istiqomahlah”, menjunjung tinggi perintah, menjauhi larangan, berhenti pada batasan, dan jagalah lisanmu, karena kita sering menyepelekan ucapan.”

Subhanallah...

Secara bahasa, Istiqomah adalah lawan kata dari bengkok. Ar-Raghib menjelaskan, istiqomahnya manusia adalah iltizamnya ia pada manhaj yang lurus. Sedangkan Ibnu Hajar al-Asqolani berkata, “Istiqomah adalah kiasan dari berpegang teguh pada perintah Allah; melakukannnya dan meninggalkan larangannya.”

Ucapan Abu Bakar ialah terkonsentrasi pada penjagaan pokok-pokok tauhid, sedangkan Umar terkonsentrasi untuk menunaikan segala perintah. Dan sesungguhnya ini juga berkaitan.

Ibnu Rajab al-Hanbali berkata, “Pokok istiqomah adalah lurusnya hati pada tauhid. Jika hati sudah lurus pada tauhid, maka semua anggota tubuh akan taat kepada Allah Yang Maha Perkasa, Maha Terpuji.


Subhanallah...

Kemuliaan seseorang terdapat dalam keistiqomahannya. Sebab itu adalah kemuliaan yang paling agung yang diberikan oleh Allah pada hamba-Nya.  Ibnu Taimiyah berkata : “Karamah yang paling agung adalah senantiasa istiqomah.”

Abu Ali al-Jauzajani berkata, “Jadilah orang yang istiqomah, bukan pencari karamat. Sungguh, nafsumu ingin mencari karamat, tapi Allah menuntutmu untuk istiqomah…”

Subhanallah…
Semoga Allah menetapkan diri kita sebagai insan yang istiqomah di jalan-Nya.

Kesempurnaan Istiqomah (sebenar-benar istiqomah) merupakan suatu hal yang pasti tidak sanggup tercapai oleh manusia seperti kita. Namun upaya ke sana dan senantiasa memohon ampunan atas segala kekurangan harus senantiasa dilakukan.

Rasulullah bersabda, “Istiqomahlah kamu dan kalian tidak akan sanggup. Ketahuilah, sebaik-baik amalanmu adalah sholat, dan tidak ada yang sanggup menjaga wudhu’ kecuali orang yang beriman.”

Adapun upaya-upaya atau faktor-faktor yang dapat melahirkan Istiqomah menurut Ibnu Qoyyim antara lain:
1.      Beramal dan melakukan optimalisasi
2.      berlaku moderat antara melampaui atas dan menyia-nyiakan
3.      Tidak melampui batas yang telah digariskan ilmu pengetahuannya
4.      Tidak menyandarkan pada faktor kontemporal, melainkan bersandar pada sesuatu yang jelas
5.       Ikhlas
6.      Mengikuti Sunnah

Subhanallah..

Semoga Allah menetapkan kita dalam keistiqomahan. Tetap kuat tauhid. Meski misalnya kita berada di lingkungan yang penuh khurafat, tahayyul dsb.  Semoga kita Allah tetapkan agar kita menunaikan segala kewajiban serta tidak lebay dan juga tidak abay. Sebab ‘santai’ ialah jalan pas buat istiqomah.
 
“Biasa-biasa sajalah kamu sekalian di dalam mendekatkan diri kepada Allah, dan berpegang teguhlah kamu sekalian terhadap apa yang kalian yakini. Ketahuilah, tak ada seorangpun diantara kalian yang selamat karena amalnya. Para shahabat bertanya, “Tidak juga Anda, Ya Rasulullah?” Nabi menjawab, “Tidak juga saya, kecuali jika Allah melimpahkan rahmat dan karuniaNya” (al-Hadist)

Dari Abdullah bin Amru, ia berkata bahwa Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasalam bersabda, “Setiap amal memiliki puncaknya dan setiap puncak pasti mengalami kefuturan (keloyoan). Maka barang siapa yang pada masa futurnya (kembali) kepada sunnahku, maka ia beruntung dan barang siapa yang pada masa futurnya (kembali) kepada selain itu, maka berarti ia telah celaka”(HR Imam Ahmad dari sahabat Anshar)

Semoga Allah menetapkan hati kita untuk terus belajar, terus sering ta’lim, terus berada dalam lingkaran ataupun majelis kebaikan perbaikan.

Sehingga dengan keistiqomahan kita ataupun upaya-upaya agar istiqomah, Insya Allah , malaikat turun dengan senantiasa membawa kabar gembira dan menjadi wali (penolong) kita dunia akhirat serta menjaga amal kita.

Menurut Mujahid, malaikat akan menjadi kroni orang-orang yang istiqamah di kehidupan dunia, dan kelak di akherat, malaikat itu tidak akan berpisah dengan orang tersebut hingga ia masuk ke dalam surganya Allah.

Al-Sudiy menyatakan, malaikat akan menjadi penjaga amal orang yang istiqamah di kehidupan dunia, dan penolong di hari akhir.

Aamiin

Wallahu’alam

Akh Ishlah
Comments
0 Comments

Tidak ada komentar:

Posting Komentar