One Day One ‘Ain
QS Fushshilat : 19-25
Dan yang demikian itu adalah
prasangkamu yang telah kamu sangka kepada Tuhanmu, Dia telah membinasakan kamu,
maka jadilah kamu termasuk orang-orang yang merugi. (QS Fushshilat : 23)
Saat mentadabburi ayat 23 surah Fushshilat , Hasan al-Bashri mengatakan
, “Ada sejumlah orang yang terlena oleh angan-angan hingga meninggalkan dunia
tanpa kebajikan sedikit pun. Ada yang berkata : “Aku berbaik sangka kepada
Tuhanku.” Tapi dia telah berdusta.
Karena andaikata ia berbaik sangka kepada Allah, niscaya ia telah berbuat baik
dan membaca firman Allah. “Dan yang demikian itu adalah prasangkamu yang
telah kamu sangka kepada Tuhanmu, Dia telah membinasakan kamu, maka jadilah
kamu termasuk orang-orang yang merugi.” (ayat 23)
Subhanallah..
Prasangka baik kepada Allah justru mesti berbuah amal kebaikan. Sebab ia sadar Allah senantiasa memperhatikannya. Sebab nantinya bahkan anggota tubuh sendiri yang menjadi saksi atas diri.
Mengenai husnudzon kepada Allah dan ketertipuan, Ibnu Qoyyim mengatakan,
"Telah nampak jelas perbedaan antara husnudzan dengan ghurur (tipuan).
Adapun Husnuzan, jika ia mengajak dan mendorong beramal, membantu dan membuat
rindu padanya: maka ia benar. Jika mengajak malas dan berkubang dengan maksiat:
maka ia ghurur (tipuan). Husnuzan adalah raja' (pengharapan). Siapa yang
pengharapannya mendorongnya untuk taat dan menjauhkannya dari maksiat: maka ia
pengharapan yang benar. Sedangkan siapa yang kemalasannya adalah raja' dan
meremehkan perintah: maka ia tertipu."
Subhanallah..
Prasangka yang baik pada-Nya tidak akan membuahkan aktivitas yang buruk. Bagaimana mungkin kita disebut berprasangka baik bila kita mengira Allah tidak melihat apa yang kita perbuat. Bagaimana mungkin kita mengaku akan berjumpa dengan-Nya, bahwa Dia Mendengar, Melihat, Maha Mengetahui sedang kita masih terus menerus melalaikan perintah-Nya?
Prasangka yang baik pada-Nya tidak akan membuahkan aktivitas yang buruk. Bagaimana mungkin kita disebut berprasangka baik bila kita mengira Allah tidak melihat apa yang kita perbuat. Bagaimana mungkin kita mengaku akan berjumpa dengan-Nya, bahwa Dia Mendengar, Melihat, Maha Mengetahui sedang kita masih terus menerus melalaikan perintah-Nya?
Subhanallah...
Berprasangka baik pada Allah ialah kala rasa Ihsan tertanam dalam diri, juga yakin doanya diterima oleh Allah, dan tidak berputus asa atas rahmat Allah.
Allah berfirman, "Aku sesuai prasangka hamba-Ku kepada-Ku, dan Aku akan bersamanya selama ia mengingat-Ku. Jika ia mengingat-Ku dalam dirinya maka Aku akan mengingatnya dalam diri-Ku, jika ia mengingat-Ku dalam sekumpulan orang maka Aku akan mengingatnya dalam sekumpulan yang lebih baik dan lebih bagus darinya. Jika ia mendekat kepada-Ku satu jengkal maka Aku akan mendekat kepada-Nya satu hasta, jika ia mendekat kepada-Ku satu hasta maka Aku akan mendekat kepadanya satu depa, dan jika ia mendatangi-Ku dengan berjalan maka Aku akan mendatanginya dengan berlari." (HR. al-Bukhari dan Muslim)
Berprasangka baik pada Allah ialah kala rasa Ihsan tertanam dalam diri, juga yakin doanya diterima oleh Allah, dan tidak berputus asa atas rahmat Allah.
Allah berfirman, "Aku sesuai prasangka hamba-Ku kepada-Ku, dan Aku akan bersamanya selama ia mengingat-Ku. Jika ia mengingat-Ku dalam dirinya maka Aku akan mengingatnya dalam diri-Ku, jika ia mengingat-Ku dalam sekumpulan orang maka Aku akan mengingatnya dalam sekumpulan yang lebih baik dan lebih bagus darinya. Jika ia mendekat kepada-Ku satu jengkal maka Aku akan mendekat kepada-Nya satu hasta, jika ia mendekat kepada-Ku satu hasta maka Aku akan mendekat kepadanya satu depa, dan jika ia mendatangi-Ku dengan berjalan maka Aku akan mendatanginya dengan berlari." (HR. al-Bukhari dan Muslim)
Semoga Allah menanamkan rasa berbaik sangka pada-Nya saat masa kita
hidup lebih-lebih menjelang kita wafat nanti.
Aamiin
Wallahu’alam
Wallahu’alam
Akh Ishlah al-Medaniy