Kamis, 09 September 2010

Iqra...!!!


Surat al-‘alaq ayat 1-5 merupakan kumpulan wahyu pertama yang diturunkan Allah Swt. Kepada Nabi Muhammad Saw. Sesuatu yang menggambarkan bahwa al-Qur’an membawa misi pencerdasan dan pengentas kebodohan seluruh ummat manusia.

Jika kita mau merenungkan kisah tentang turunnya wahyu tersebut tentunya kita mendapati hikmah yang sangat besar….


Sesungguhnya al-Qur’an berjumlah lebih dari 77.000 kata. Di antara kata-kata ini ada kata “Bacalah !” dan ia dipilih Allah Swt. Sebagai wahtu yang pertamakali turun kepada Rasulullah saw. Banyak kalimat perintah dalam al-Qur’an, seperti , “Dirikanlah Sholat”, “Bayarlah Zakat”, “Berjihadlah di jalan Allah”, “Bertaubatlah kepada Allah”, “Bersedekahlah dengan rezeki yang diberikan kepadamu”, dan masih banyak lagi. Dari ribuan kalimat perintah tersebut kalimat “Bacalah!!” merupakan kalimat yang pertama kali turun. Kalimat tersebut tidak cukup pada kalimat pertama saja, tapi dalam 5 ayat yang pertama dari al-Qur’an kalimat “Bacalah!” diulangi sampai dua kali.

Kata pena (al-Qalam) yang disebut juga merupakan penegas pada surah tersebut, sehingga perintah itu sangat nyata, konkret. Maksudnya ialah membaca sesuatu yang ditulis...


Mengapa kita harus membaca…??


Membaca merupakan sarana bagi kita agar kita menjadi tahu sebagaimana yang Allah swt jelaskan dalam 5 ayat perrtama dalam al-Qur’an (QS Al-‘Alaq 1-5).



‘Tahu’ adalah tujuan dari membaca.



Allah swt. Tidak memulai al-Qur’an dengan kata “Belajarlah !!” tetapi dengan “Bacalah !!”. Ini merupakan sinyalemen bahwa walaupun banyak cara untuk belajar seperti dengan mendengar, melihat dsb, namun sarana yang paling agung tetaplah dengan “Membaca”.



Masyarakat Arab sering disebut dengan masyarakat yang ummi. Makna ummi adalah masyarakat yang tidak memiliki tradisi membaca dan menulis. (la yaqra wa la yaktub). Nah, kehadiran al-Qur’an sebagai kitab suci yang agung sesungguhnya memperkenalkan sebuah tradisi baru yakni tradisi baca tulis.

Urgensi tentang pentingnya budaya baca dalam membangun sebuah peradaban/ masyarakat yang ‘dahsyat’ dapat kita lihat dengan membuka lembaran sirah Rasulullah Saw. tepatnya peristiwa tentang tawanan perang Badar.


Saat itu, Rasulullah Saw. meminta dari tawanan (orang musyrik) yang ingin menebus dirinya agar mengajar membaca dan menulis sepuluh orang muslim. Jika dilihat kondisi muslim pada saat itu sebenarnya mereka juga membutuhkan harta kekayaan dll. Namun, Rasulullah saw. bijak menanggapi hal tersebut. Kala itu masih banyak orang yang buta huruf….. dan itulah yang harus terlebih dahulu dibenahi….

Itu menandakan membaca , menulis dan belajar merupakan kebutuhan primer bagi masyarakat/ ummat yang ingin bangkit, maju dan meningkat.



Peradaban Baca dan Tulis dalam Kejayaan Islam

Penghargaan Kebudayaan membaca dan menulis dalam Islam dapat dilihat dari Zaid bin Tsabit ra. Yang dijadikan Sekretaris Pribadi Rasulullah saw. karena dia mahir dalam membaca dan menulis hingga sampai perpustakaan-perpustakaan Islam seperti Baghdad, Kordova, Isybiliyah, Gharnathah, Kairo, Damaskus, Tarbulus, Madinah dan al-Quds yang tiada yang menandinginya dalam jangka waktu yang lama…



Menggelorakan Kembali Semangat Membaca


Membaca adalah proklamasi yang menghapus sifat kebodohan, membaca merupakan kunci ilmu dan pengetahuan. Membaca adalah jalan kita untuk menuju kemajuan dan Kejayaan. Membaca merupakan sumber anugerah dan karunia.



Jika kita ingin sukses dan berjaya (kembali), kita harus membaca, jika kita ingin maju kita harus membaca. Jika kita menginginkan kebahagiaan hidup di dunia kita harus membaca. Jika kita menginginkan akhirat kita harus membaca. Demikian juga kala ingin kedua-duanya, kita juga harus membaca….



Membaca bukan sekadar Hobby

Membaca ialah konsep hidup

Bukankah perintah pertama buat kita ialah

“Bacalah !!”




Syarat Membaca

Menurut 5 ayat pertama, bahwa membaca paling tidak memiliki 2 syarat :

Pertama, bacalah dengan nama Rabb-mu yang telah menciptakan….


Jadi, membaca harus dengan niat karena Allah,sesuai dengan aturan Allah, untuk kemaslahatan serta untuk kebaikan dunia dan akhirat.



Kedua, hendaklah dengan membaca suatu ilmu tidak mengeluarkan kita dari sifat rendah hati…..

Ingatlah, bahwa Allah-lah yang pada hakikatnya memberikan ilmu itu kepada kita hingga kita pun tidak boleh sombong dan manfaatkanlah seluruh kemampuan ilmu dan membaca demi meraih ridho-Nya.


Ucapkan:

“ Saya membaca karena Allah swt. Memerintahkan saya untuk membaca. Allah swt. Berkata kepada saya dan seluruh kaum muslimin dengan kalimat “Bacalah !!”. Karena itu, saya membaca dalam rangka taat kepada Allah swt….”




Mari Budayakan (Kembali) Membaca……!!!




Semoga Bermanfaat

Wallahu a'lam

Kitabatu at-tilmidz
Ishlah ad-Din al-Medaniy
Comments
0 Comments

Tidak ada komentar:

Posting Komentar