Jumat, 23 Desember 2016

Persangkaan Orang Kafir

Qs Az-Zukhruf : 16-25


Dan mereka berkata: "Jikalau Allah Yang Maha Pemurah menghendaki tentulah kami tidak menyembah mereka (malaikat)." Mereka tidak mempunyai pengetahuan sedikitpun tentang itu, mereka tidak lain hanyalah menduga-duga belaka. (QS az-Zukhruf :20)

Konteks ayat diatas hendak menunjukkan salah satu keyakinan sesat orang kafir bahwa malaikat adalah anak perempuan Allah yang jadikan bagian dari ritual sesembahan. Namun, keyakinan dan ritual sesembahan tersebut merupakan hal yang tak berdasar karena dibangun oleh persangkaan dan kebodohan orang kafir saja.

Ayat ini berkait dengan permintaan orang kafir agar Tuhan merestui keyakinan mereka. "Aduhai, sekiranya Tuhan menghendaki dan merestui segala keadaan dan peribadatan yang kami lakukan terhadap sesembahan ini - yang diwujudkan dalam sosok menyerupai malaikat- yang kemudian dianggap sebagai anak perempuan Tuhan. Tuhan pasti mengetahuinya dan kami yakin Dia merestui apa yang kami lakukan ini." Demikian ilustrasi tentang kepicikan keyakinan dan perbuatan mereka.

Atas keyakinan orang kafir itu, Ibnu Katsir menilainya sebagai kesalahan fatal :

1. Meyakini bahwa Tuhan itu beranak, padahal Tuhan Mahasuci dari persangkaan itu.
2. Penyataan bahwa Tuhan lebih memilih anak perempuan ketimbang laki-laki dan hal itu diyakini orang kafir dalam sosok malaikat.
3. Peribadatan yang ditujukan kepada malaikat beserta segala hal yang terkait dengannya. Ritual ini dilakukan tanpa argumentasi yang kukuh. Hal itu dilakukan semata mata karena dorongan pemikiran dangkal, nafsu dan taklid buta kepada pembesar, agamawan, dan nenek moyang serta berdasarkan tradisi jahiliyah yang bodoh.
4. Kekeliruan argumentasi yang menisbatkan kondisi mereka itu sebagai Takdir Tuhan. Sejatinya, argumentasi semisal itu merupakan kebodohan besar sebab Tuhan sendiri mengingkari keyakinan mereka. Bahkan, Dia menegaskan bahwa sejak para rasul dan nabi diutus yang disertai penurunan kitab suci, Dia telah memerintahkan manusia untuk beribadah kepada-Nya semata. (QS 16: 36 dan 43: 45)

Penggalan ayat selanjutnya bahkan menegaskan kebodohan orang kafir akan hal yang dimaksud. Dengan tegas Allah menyatakan bahwa mereka tak memiliki ilmu sedikit pun dan hanya menduga duga tentang hal ini.

Semoga penjelasan khususnya dari Ibnu Katsir itu dapat kita ambil pelajaran dalam kehidupan kita. Khususnya tentang persangkaan-persangkaan yang salah yang kerap dijadikan alasan untuk seolah mengesahkan keadaan.


Wallahua'lam

Comments
0 Comments

Tidak ada komentar:

Posting Komentar