Imam
al-Qurthubi kala menafsirkan ayat ke 3 surah al-Insan mengatakan bahwa
di ayat tersebut Allah menggabungkan antara orang yang bersyukur dan
orang yang sangat kufur. Namun Allah tidak menggunakan redaksi “Imma
syakuran wa imam kafuran”. Allah tidak
menggunakan shighah mubalaghah (bentuk kata yang mengandung makna
sangat) untuk menyebut orang yang bersyukur, tapi menggunakannya untuk
menyebut orang yang kufur. Karena syukur kepada Allah tidak bisa
ditunaikan secara sempurna betapapun banyaknya. Sehingga tidak patut
diungkapkan dengan shighah mubalaghah. Berbeda dengan kekufuran yang
diungkapkan dengan shighah mubalaghah. Karena sekecil apapun kekufuran
di tengah banyak karunia yang diberikan kepada seseorang akan menjadi
pengingkaran yang besar terhadap karunia tersebut...
Subhanallah....
Karunia
Allah teramat banyak, hingga tak akan mungkin syukur kita mengimbangi
banyaknya karunia tersebut. Sedang kesyukuran itu merupakan salah satu
nikmat Allah jua. Sedangkan bila sedikit saja kita mengingkari nikmat
Allah tersebut, sesungguhnya sudah teramat ‘kurang ajarlah’ kita sebagai
manusia…
Karena
itu, jangan lihat besar/kecilnya sebuah dosa, tapi lihat kepada Siapa
kita berbuat dosa. Jangan pandang, berapa banyak atau sedikit rezeki dan
nikmat yang diterima tetapi sadarilah dari Siapa karunia tersebut.
Subhanallah…
Syukur
itu ditunaikan dengan menjalankan ketaatan. Dan dalam surah al-Insan
ayat 7-9 terdapat hikmah tentang simpul ketaatan. Imam Ar-Razi kala
mentadabburi ayat 7-8 mengatakan bahwa simpul-simpul ketaaatan hanya ada
pada dua hal: menghormati perintah Allah yang diisyaratkan dengan
firman Allah , “Mereka menunaikan nazar” dan mengasihi makhluk Allah
yang diisyaratkan dengan firman-Nya : “Dan membagikan makanan.”
Niat
dalam mengasihi makhluk Allah , saling berbagi ialah tulus karena
Allah, tidak meminta balasan dari manusia serta tidak pula sanjungan dan
ucapan terima kasih.
Mereka
yang berbakti dalam ketaatan inilah yang akan Allah berikan
kesempurnaan balasan di hari Kiamat kelak. Wajah ceria, hati gembira.
Semoga
Allah menjadikan kita insan yang senantiasa bersyukur secara maksimal.
Menjadi insan yang taat, taat pada Ilahi, kepada manusia suka berbagi.