Selasa, 26 November 2013

bersyukur dan berbagi

Imam al-Qurthubi kala menafsirkan ayat ke 3 surah al-Insan mengatakan bahwa di ayat tersebut Allah menggabungkan antara orang yang bersyukur dan orang yang sangat kufur. Namun Allah tidak menggunakan redaksi “Imma syakuran wa imam kafuran”. Allah tidak menggunakan shighah mubalaghah (bentuk kata yang mengandung makna sangat) untuk menyebut orang yang bersyukur, tapi menggunakannya untuk menyebut orang yang kufur. Karena syukur kepada Allah tidak bisa ditunaikan secara sempurna betapapun banyaknya. Sehingga tidak patut diungkapkan dengan shighah mubalaghah. Berbeda dengan kekufuran yang diungkapkan dengan shighah mubalaghah. Karena sekecil apapun kekufuran di tengah banyak karunia yang diberikan kepada seseorang akan menjadi pengingkaran yang besar terhadap karunia tersebut...

Subhanallah....

Karunia Allah teramat banyak, hingga tak akan mungkin syukur kita mengimbangi banyaknya karunia tersebut. Sedang kesyukuran itu merupakan salah satu nikmat Allah jua. Sedangkan bila sedikit saja kita mengingkari nikmat Allah tersebut, sesungguhnya sudah teramat ‘kurang ajarlah’ kita sebagai manusia…

Karena itu, jangan lihat besar/kecilnya sebuah dosa, tapi lihat kepada Siapa kita berbuat dosa. Jangan pandang, berapa banyak atau sedikit rezeki dan nikmat yang diterima tetapi sadarilah dari Siapa karunia tersebut.

Subhanallah…

Syukur itu ditunaikan dengan menjalankan ketaatan. Dan dalam surah al-Insan ayat 7-9 terdapat hikmah tentang simpul ketaatan. Imam Ar-Razi kala mentadabburi ayat 7-8 mengatakan bahwa simpul-simpul ketaaatan hanya ada pada dua hal: menghormati perintah Allah yang diisyaratkan dengan firman Allah , “Mereka menunaikan nazar” dan mengasihi makhluk Allah yang diisyaratkan dengan firman-Nya : “Dan membagikan makanan.”

Niat dalam mengasihi makhluk Allah , saling berbagi ialah tulus karena Allah, tidak meminta balasan dari manusia serta tidak pula sanjungan dan ucapan terima kasih.

Mereka yang berbakti dalam ketaatan inilah yang akan Allah berikan kesempurnaan balasan di hari Kiamat kelak. Wajah ceria, hati gembira.

Semoga Allah menjadikan kita insan yang senantiasa bersyukur secara maksimal. Menjadi insan yang taat, taat pada Ilahi, kepada manusia suka berbagi.
Comments
0 Comments

Tidak ada komentar:

Posting Komentar