Selasa, 15 Oktober 2013

dekat dengan Quran , jauh dari kufur nikmat

Dalam suatu riwayat dikemukakan, ketika turun hujan pada masa Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa salam. Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa salam bersabda: “Di antara manusia ada yang bersyukur dan ada yang kafir karena turun hujan.” Di antara yang hadir berkata: “Ini adalah Rahmat yang Diberikan Allah.” Sedang yang lainnya berkata, “Sungguh tepat benar ramalan si anu.” Maka ayat 75-82 surah al-Waqi’ah untuk mengingatkan bahwa semua kejadian adalah ketetapan Allah.

Sedang dalam riwayat lain bahwa serombongan kaum Anshar, waktu perang Tabuk, beristirahat di Hijr (peninggalan kaum Nabi Shalih ‘alaihissalam). Mereka dilarang menggunakan air yang ada di situ. Kemudian mereka pindah ke tempat lain, tapi tidak mendapatkan air sama sekali. Mereka mengadukan hal itu kepada Nabi. Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa salam shalat dua rakaat dan berdoa. Maka langit menjadi berawan dan terus turun hujan atas Perintah dan Karunia Allah, sehingga mereka pun dapat minum sepuas-puasnya. Seorang Ansar bertanya kepada seseorang yang dituduh munafik: “Bagaimana pendapatmu setelah Nabi shalallahu ‘alaihi wa salam berdoa dan turun hujan untuk kepentingan kita?” Orang itu menjawab: “Kita diberi hujan tidak lain karena ramalan sesorang.” Ayat 75-82 surah al-Waqi’ah turun mengingatkan manusia bahwa segala sesuatu itu Ditetapkan oleh Allah subhanahu wa ta’ala.

Subhanallah..
Sebagian manusia kerap kufur terhadap Rezeki yang diberikan Allah. Mereka percaya pada ramalan, mereka percaya pada bintang-bintang, percaya pada paranormal, dukun dsb. Mereka atas nikmat yang Allah berikan bukannya bersyukur kepada Allah, melainkan kepada selain-Nya.

Kufur nikmat dan syukur nikmat memang tipis. Turunnya hujan, bahkan banyaknya harta kekayaan , hebatnya kemampuan, dsb . dan kesyukuran atau kekufuran yang kita pilih tergantung keyakinan kita Dari Siapa kita memperolehnya? Apakah berkat ramalan seseorang ? berkat bintang kita (Aquarius, Pisces, Aries dsb)? Berkat kemampuan kita? Atau semata-mata itu semua karena takdir-Nya dan karunia-Nya pada kita?

Daripada percaya dengan ramalan-ramalan bintang, dukun, shio, dan semacamnya , adalah lebih baik percaya dan dekat dengan al-Quran. Allah yang Memberi Rezeki. Allah pula yang Menurunkan petunjuk hidup yakni Al-Quran. Maka tentulah Allah tidak akan menyia-nyiakan dan tidak memberi rezeki bagi sesiapa yang membaca dan dekat dengan pedoman hidup yang diturunkan-Nya.

Dan Ibnu Taimiyah berkata bahwa sebagaimana di Lauhul Mahfuz, huruf-huruf al-Quran ditulis tidak (boleh) disentuh kecuali oleh tubuh yang suci maka makna yang terkandung di dalam Quran tidak bisa dirasakan kecuali oleh hati yang suci...

Semoga kita semakin dekat dengan al-Quran dan jauh kufur nikmat.

Aamiin
Comments
0 Comments

Tidak ada komentar:

Posting Komentar