Dalam
suatu riwayat dikemukakan, ketika turun hujan pada masa Rasulullah
shalallahu ‘alaihi wa salam. Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa salam
bersabda: “Di antara manusia ada yang bersyukur dan ada yang kafir
karena turun hujan.” Di antara yang hadir berkata:
“Ini adalah Rahmat yang Diberikan Allah.” Sedang yang lainnya berkata,
“Sungguh tepat benar ramalan si anu.” Maka ayat 75-82 surah al-Waqi’ah
untuk mengingatkan bahwa semua kejadian adalah ketetapan Allah.
Sedang
dalam riwayat lain bahwa serombongan kaum Anshar, waktu perang Tabuk,
beristirahat di Hijr (peninggalan kaum Nabi Shalih ‘alaihissalam).
Mereka dilarang menggunakan air yang ada di situ. Kemudian mereka pindah
ke tempat lain, tapi tidak mendapatkan air sama sekali. Mereka
mengadukan hal itu kepada Nabi. Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa salam
shalat dua rakaat dan berdoa. Maka langit menjadi berawan dan terus
turun hujan atas Perintah dan Karunia Allah, sehingga mereka pun dapat
minum sepuas-puasnya. Seorang Ansar bertanya kepada seseorang yang
dituduh munafik: “Bagaimana pendapatmu setelah Nabi shalallahu ‘alaihi
wa salam berdoa dan turun hujan untuk kepentingan kita?” Orang itu
menjawab: “Kita diberi hujan tidak lain karena ramalan sesorang.” Ayat
75-82 surah al-Waqi’ah turun mengingatkan manusia bahwa segala sesuatu
itu Ditetapkan oleh Allah subhanahu wa ta’ala.
Subhanallah..
Sebagian
manusia kerap kufur terhadap Rezeki yang diberikan Allah. Mereka
percaya pada ramalan, mereka percaya pada bintang-bintang, percaya pada
paranormal, dukun dsb. Mereka atas nikmat yang Allah berikan bukannya
bersyukur kepada Allah, melainkan kepada selain-Nya.
Kufur
nikmat dan syukur nikmat memang tipis. Turunnya hujan, bahkan banyaknya
harta kekayaan , hebatnya kemampuan, dsb . dan kesyukuran atau
kekufuran yang kita pilih tergantung keyakinan kita Dari Siapa kita
memperolehnya? Apakah berkat ramalan seseorang ? berkat bintang kita
(Aquarius, Pisces, Aries dsb)? Berkat kemampuan kita? Atau semata-mata
itu semua karena takdir-Nya dan karunia-Nya pada kita?
Daripada
percaya dengan ramalan-ramalan bintang, dukun, shio, dan semacamnya ,
adalah lebih baik percaya dan dekat dengan al-Quran. Allah yang Memberi
Rezeki. Allah pula yang Menurunkan petunjuk hidup yakni Al-Quran. Maka
tentulah Allah tidak akan menyia-nyiakan dan tidak memberi rezeki bagi
sesiapa yang membaca dan dekat dengan pedoman hidup yang diturunkan-Nya.
Dan
Ibnu Taimiyah berkata bahwa sebagaimana di Lauhul Mahfuz, huruf-huruf
al-Quran ditulis tidak (boleh) disentuh kecuali oleh tubuh yang suci
maka makna yang terkandung di dalam Quran tidak bisa dirasakan kecuali
oleh hati yang suci...
Semoga kita semakin dekat dengan al-Quran dan jauh kufur nikmat.
Aamiin