Semoga kita bukan menjadi golongan ashhabu asy-syimal (golongan kiri).
Cirinya
saat di dunia hidup bermewah, senantiasa menikmati hal yang haram,
dosa, berpaling dari Islam, mereka punya hobby berbuat dosa, mereka tak
pernah bertaubat. Selain itu, mereka mendustakan hari Kiamat. Merasa hidup hanya di dunia saja sehingga dapat berbuat seenaknya.
Subhanallah...
Semoga terhindarlah kita dari sifat dan ciri demikian.
Allah
menciptakan kita kala sperma ayah bertemu dengan ovum ibunda. Maka
Allah pula-lah yang tentukan kita mati , kapan dan di mana. Begitupula
sangat mudah bagi Allah menghidupkan kita kali kedua.
Maka mari sucikan dan agungkan Allah....
Tanaman-tanaman
Allah yang tumbuhkan, air tawar nan segar Allah yang turunkan, dan
beragam kenikmatan dan bukti lain hendaknya mengantarkan kita untuk
ingat pada akhirat. Hendaknya semua ayat-ayat kauniyah yang ada makin
menguatkan Iman pada akhirat sebab akhirat itu kekal, akhirat lebih
penting.
Imam
Ar-Razi kala mentadabburi ayat 73 surah al-Waqi’ah, “Kami jadikan api
itu untuk peringatan dan bekal yang berguna bagi musafir.” (QS Waqi’ah :
73).
Beliau
mengatakan bahwa di sini ada satu hal yang menarik, Allah lebih dahulu
menyebut api sebagai peringatan (akan api Neraka) kemudian menyebutnya
sebagai bekal (manfaat bagi musafir dan bagi yang lapar). Hal itu supaya
manusia mengetahui bahwa manfaat ukhrawi lebih sempurna dan peringatan
(akan kehidupan akhirat) lebih penting.
Subhanallah..
Semoga
kita tidak terlena dan terlalai akan akhirat. Semoga Allah jauhkan kita
dari golongan kiri. Menjadi atheis, atau tidak beriman pada akhirat,
atau mengaku percaya tapi tak takut dan mempersiapkan diri menujunya.