Subhanallah….
Sungguh,
Ketaatan orang yang taat tidaklah berguna bagi-Nya sebagaimana durhaka
pendurhaka juga tidak berbahaya bagi-Nya. Namun, meskipun jika manusia
itu durhaka , tiadalah Allah rugi sepeser pun, namun Allah tidak senang
hamba-hamba-Nya
berbuat kufur dan juga tidak memerintahkan mereka untuk melakukan
kekafiran. Dan Allah senang, Ridho jika hamba-hamba-Nya mensyukuri
nikmat-Nya dan memurnikan ketaatan pada-Nya.
Subhanallah..
Karena
itu, tiada jalan yang selamat dan pantas dijalani seorang hamba
kecuali memurnikan ibadah hanya pada Allah. Jauh dari kemusyrikan. Baik
syirik yang terang ataupun riya’ khafi (riya’, ujub, sum’ah, dsb).
Dahulu
tiga suku bangsawan : ‘Amir, Kinanah, dan Bani Salamah beralasan bahwa
mereka menyembah berhala semata-mata untuk mendekatkan diri kepada
Allah. Naudzubillah, itulah bentuk kesyirikan nyata. Dia tidak punya
anak. Allah itu Esa, Dia tidak butuh bersekutu dengan yang lain.
Begitupula berhati-hatilah kita di zaman sekarang ini, praktek-praktek
musyrik, penyembah kubur, pohon dsb dengan alasan untuk mendekat pada
Allah..
Begitupula pula, Allah tidak menerima amal yang dihiasi riya’, sum’ah.
“Dari
Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Aku pernah mendengar Rasulullah
Shalallahu’alaihi wa salam bersabda, ‘Allah berfirman, ‘Aku paling
tidak membutuhkan persekutuan. Barangsiapa yang melakukan suatu
perbuatan dengan menyekutukan-Ku. Maka Aku akan meninggalkan dia dan
sekutunya.”
Karena
itu, keikhlasan dan cara yang benar, murni dalam ketaatan ialah jalan
keselamatan. Itulah pembeda antara orang istimewa dengan yang biasa,
pembeda yang punya ilmu bermanfaat dengan yang tidak, pembeda antara
punya akal sehat dan fitrah yang lurus dengan yang tidak. Pembeda antara
yang hidup dalam keselamatan dengan yang hidup dalam keterlalaian.
Dan
salah satu ciri orang yang ikhlas, tunduk dan taat pada Tuhannya ialah
senang bermesraan dengan Allah lewat Qiyamul Lail, hobby dekat dengan
Quran, zikir dan menghiasi hidup dengan roja’ dan khouf kepada Allah
dst...
Subhanallah..
Sebagaimana
gambaran dalam ayat 9 surah az-Zumar , seperti sahabat Nabi , Utsman
bin Affan, atau Ammar bin Yasir, atau Ibnu Mas’ud, Salim dan
sahabat-sahabat lain yang hobby bangun malam.. sebagaimana sebuah
ungkapan “Syarqul mukmin sholatuhu bil lail” (“kemuliaan seorang mukmin
dikarenakan sholat tahajudnya”)
Imam
Ghozali ketika ditanya oleh muridnya,” Apakah aku termasuk orang yang
ikhlas?”. Beliau menjawab dengan balik bertanya,” Apakah engkau termasuk
orang yang bangun di tengah malam, tahajud?
Semoga
Allah memperkenankan dan memberikan kita menjadi orang-orang yang
ikhlas dalam beragama, hobby Qiyamullail dan istiqomah dalam ketaatan..
Aamiin
Wallahu’alam