Dalam
suatu riwayat dikemukakan bahwa kaum Quraisy pernah berkata, “Sekiranya
Allah Mengutus Nabi dari golongan kami, niscaya tidak ada satu umat pun
yang lebih taat kepada Khalik-Nya, lebih setia kepada Nabi-Nya dan
lebih berpegang pada kitab-Nya, kecuali
kami.” Ini adalah perkataan kaum kafir Quraisy sebelum diutusnya Nabi
Muhammad shalallahu ‘alaihi wa salam. Namun, kenyataannya, saat Allah
mengutus Nabi Muhammad shalallahu ‘alaihi wa salam kepada mereka, malah
mereka menjauh dari hidayah dan kebenaran..
Subhanallah..
Dan
ternyata, mereka berjanji , bersumpah tidak diucapkan dengan niat yang
baik, tidak digerakkan oleh kesungguhan meraih hidayah, namun karena
congkak dan sombong. Mereka punya rencana yang jahat dan bermaksud
menipu manusia. Mereka kepada kebenaran dan perbaikan seolah berhasrat
padahal sebenarnya mereka orang jahat.
Namun,
mereka lupa bahwa rencana jahat akan berbalik kepada mereka pula. Itu
merupakan sunnatullah yang tidak bisa berubah atau menyimpang. Di Akhir
cerita dari banyak kisah sejarah telah membuktikan bahwa yang jahat akan
dapat siksa , akan sirna meskipun jumlah mereka dibanding pelaku
kebaikan.
Pelajaran
bagi kita, siapapun untuk meluruskan niat, agar tidak mengeluh terhadap
keadaan , tidak berjanji dengan seenaknya, “andainya saja aku jadi
wakil rakyat..”, “bila saja yang jadi pemimpin itu saya..” dsb.. tanya
diri, jangan-jangan yang kita inginkan bukan melakukan perbaikan tetapi
jabatan dan kehormatan....
Juga
agar kita menghapus sikap sombong. Karena sombong memustahilkan
kebenaran masuk dalam diri kita, yang nantinya juga memustahilkan kita
masuk ke surga penuh kenikmatan.
Adalah
Sunnatullah bahwa yang baik akan menang, meski biasanya pemenang akan
terlihat di waktu cukup lama bahkan ada di akhir ‘pertandingan’.
Wallahu’alam