Subhanallah…
Salah
seorang penerus ajaran Nuh ‘alaihissalam ialah kekasih Allah, Ibrahim
‘alaihissalam. Ibrahim ialah sosok yang memiliki hati yang bersih dari
keyakinan batil maupun akhlak yang tercela. Di dalam hatinya ada
ketaatan dan kecintaan pada Allah, Yang Maha Benar.
Beliau
bertanya dalam rangka menyanggah perilaku kaumnya yang menyembah selain
Allah, beliau mencoba menyadarkan kaumnya dari kelalaian dan kesesatan
kaumnya yang sudah mentradisi, mendarah daging dalam masyarakat.
Hasan
al-Bashri kala menafsirkan ayat ke 88 surat ash-Shaffat mengatakan
bahwa ketika itu kaumnya mengadakan hari raya atau hari besar di tempat
berhala itu dan Ibrahim sengaja datang ke sana buat memperhatikan
perbuatan sesat kaumnya.
Lantas
mengenai ayat 89 , al-Qurthubi menafsirkan bahwa perkataan Ibrahim
bahwa dia sedang sakit, supaya mereka (kaumnya) menyangka bahwa dia
sedang sakit tha’un (kolera), sehingga mereka tidak mau lagi mengajaknya
mengikuti perayaan mereka malahan mereka segera menjauhkan diri
daripadanya karena takut ketularan.
Pelajaran
bagi kita, untuk menyelamatkan diri dari perayaan-perayaan kemusyrikan,
hendaknya kita berupaya semaksimal mungkin untuk tidak nimbrung di
dalamnya setelah mengetahuinya, minimal selamatkan diri sendiri dulu
sebelum kemudia berpikir untuk menyelamatkan orang lain..
Setelah
itu dalam kesunyian ia ke tempat berhala-berhala mereka , dengan
membawa kapak, singkat cerita berhala-berhala itu pun dihancurkan Nabi
Ibrahim ‘alaihissalam dalam rangka meyakinkan kaumnya bahwa
patung-patung tersebut tidak bisa memberi manfaat ataupun bahaya, bahkan
tidak bisa membela dirinya sendiri.
Kaumnya naik pitam. Mereka kalah argumen dengan Ibrahim. Akhirnya mereka pun berencana membakar Nabi hidup-hidup.
Allah
selamatkan Ibrahim dari panasnya api, kemudian ia pun hijrah pergi dari
negeri Kafir menuju negeri yang nyaman untuk taat pada Allah….
Pelajaran
bagi kita untuk hijrah bila memang seorang Muslim tidak dapat menyembah
Allah dengan bebas. Dikekang untuk melakukan ketaatan pada-Nya.
Pelajaran akan keyakinan Nabi Ibrahim bahwa Allah akan menunjukinya
jalan lurus dalam urusan agama dan dunia. Begitulah seharusnya, sekarang
pertanyaannya bila perusahaan atau tempat kita kerja melarang kita
untuk taat pada Allah, dilarang sholat, wajib umbar aurat, mampukah kita
hijrah dari sana? Mestinya kita yakin Allah akan membimbing kita jika
kita mau taat.
Lantas
ujian bagi Ibrahim juga berlanjut kala ia diperintah untuk menyembelih
anaknya, yang sedari dulu beliau berdoa untuk mendapatkannya. Anak yang
disayangnya.
Dan
Sang anak , Isma’il ‘alaihissalam memang pemuda yang sholeh, beliau
menguatkan sang ayah untuk menjalankan perintah Allah. Akhirnya ujian
pun dilewati keduanya dengan sempurna..
Penghormatan
penuh berkah bagi Ibrahim ‘alaihissalam , selamat atasnya atas
kesuksesan-kesuksesannya, dari pemuda, hingga menjadi orang tua,
memiliki keturunan yang sholih. Namanya harum sepanjang zaman…
Semoga kita terinspirasi dan mensusuri serta mensusuli jejak bapak para Nabi...
Aamiin
Wallahu’alam