Ibnu
Katsir mengatakan, “Seluruh makhluk amat butuh pada Allah dalam setiap
aktivitasnya, bahkan dalam diam mereka sekali pun. Secara dzat, Allah
sungguh tidak butuh pada mereka. Oleh karena itu, Allah katakan bahwa
Dialah yang Maha Kaya lagi Maha Terpuji, yaitu Allah-lah yang
bersendirian, tidak butuh pada makhluk-Nya, tidak ada sekutu bagi-Nya.
Allah sungguh Maha Terpuji pada apa yang Dia perbuat dan katakan, juga
pada apa yang Dia takdirkan dan syari’atkan.”
Subhanallah…
Manusialah
yang membutuhkan Allah dalam segala halnya, tidak bisa menghindar akan
kebutuhan pada Allah barang sekejap mata sekalipun. Allah tidaklah butuh
pada kita. Bahkan, bagi Allah, tidak ada gunanya ketaatan orang yang
taat, sebagaimana tidak ada masalah bagi Allah maksiatnya pemaksiat.
Dari
Abu Dzar Al-Ghifari radhiyallahu anhu, dari Nabi shalallahu ‘alaihi wa
sallam, beliau meriwayatkan dari Allah 'azza wa Jalla, sesungguhnya
Allah telah berfirman: "Wahai hamba-Ku, sesungguhnya Aku mengharamkan
(berlaku) zhalim atas diri-Ku dan Aku menjadikannya di antaramu haram,
maka janganlah kamu saling menzhalimi. Wahai hamba-Ku, kamu semua sesat
kecuali orang yang telah Kami beri petunjuk, maka hendaklah kamu minta
petunjuk kepada-Ku, pasti Aku memberinya. Kamu semua adalah orang yang
lapar, kecuali orang yang Aku beri makan, maka hendaklah kamu minta
makan kepada-Ku, pasti Aku memberinya. Wahai hamba-Ku, kamu semua
asalnya telanjang, kecuali yang telah Aku beri pakaian, maka hendaklah
kamu minta pakaian kepada-Ku, pasti Aku memberinya. Wahai hamba-Ku,
sesungguhnya kamu melakukan perbuatan dosa di waktu siang dan malam, dan
Aku mengampuni dosa-dosa itu semuanya, maka mintalah ampun kepada-Ku ,
pasti Aku mengampuni kamu. Wahai hamba-Ku, sesungguhnya kamu tidak akan
dapat membinasakan Aku dan kamu tak akan dapat memberikan manfaat kepada
Aku. Wahai hamba-Ku, kalau orang-orang terdahulu dan yang terakhir
diantaramu, sekalian manusia dan jin, mereka itu bertaqwa seperti orang
yang paling bertaqwa di antaramu, tidak akan menambah kekuasaan-Ku
sedikit pun, jika orang-orang yang terdahulu dan yang terakhir di
antaramu, sekalian manusia dan jin, mereka itu berhati jahat seperti
orang yang paling jahat di antara kamu, tidak akan mengurangi
kekuasaan-Ku sedikit pun juga. Wahai hamba-Ku, jika orang-orang
terdahulu dan yang terakhir di antaramu, sekalian manusia dan jin yang
tinggal di bumi ini meminta kepada-Ku, lalu Aku memenuhi seluruh
permintaan mereka, tidaklah hal itu mengurangi apa yang ada pada-Ku,
kecuali sebagaimana sebatang jarum yang dimasukkan ke laut. Wahai
hamba-Ku, sesungguhnya itu semua adalah amal perbuatanmu. Aku catat
semuanya untukmu, kemudian Kami membalasnya. Maka barang siapa yang
mendapatkan kebaikan, hendaklah bersyukur kepada Allah dan barang siapa
mendapatkan selain dari itu, maka janganlah sekali-kali ia menyalahkan
kecuali dirinya sendiri”. (al-Hadist)
Subhanallah…
Karena
itu, bagi yang memahami betapa butuhnya diri pada Allah, mengakibatkan
ia segera merapat, taqarrub ilAllah.. segera ingat jika diberi
peringatan, mengikuti pedoman hidup dari Tuhan, beriman dan beramal
kebajikan, menyucikan diri yang pada akhirnya kesemua hal positif itu
akan berpulang padanya pula..
Subhanallah..
Dan tidaklah sama yang buta dengan yang melihat…
Beda lah pihak buta akan kebenaran, tidak bisa melihat jalan kebaikan dengan orang yang berjalan di atas petunjuk dan pedoman
Tidaklah
sama gelap dengan cahaya… gelapnya kekafiran, kesesatan dan kemaksiatan
tentu berbeda dengan cahaya iman, hidayah dan ketaatan..
Tidak
pula sama yang teduh dengan yang panas.. teduh dan sejuk dalam naungan
keimanan tentu lebih nikmat dibanding membakarnya panas kekafiran
Tidak
sama pula antara orang yang hatinya dihidupkan dengan iman, matahatinya
disinari ketakwaan dan orang yang mati qolbunya akibat kekafiran dan
matahatinya dibutakan dari pedoman laksana mayat di kuburan...
Dan
ternyata Nabi, pembawa risalah, Da’i hanya bertindak sebagai pengingat,
pembawa kabar baik dan gembira bagi yang beriman dan pemberi
peringatan..
Subhanallah
Semoga
Allah memberikan pertolongan pada kita untuk taat pada-Nya , senantiasa
mengingat-Nya dan beribadah dengan baik, hanya untuk-Nya. Laa haula
walaa quwwata illa biLlah
Ya Salaam, Salimna...
Aamiin
Wallahu’alam