Selasa, 26 Februari 2013

jangan dekati zina

"Dan janganlah kamu mendekati zina; Sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji dan suatu jalan yang buruk." (Al-Israa': 32).

Ayat ini menggunakan redaksi : “Jangan kalian mendekati….” Dan tidak menggunakan redaksi: “Jangan kalian melakukan
..” dalam rangka mewanti-wanti manusia agar menjauhi segala perkara yang menyebabkan zina…

Masya Allah..

Astaghfirullah al-‘adzim..

Imam As-Sa’di dalam tafsirnya, At_Taisir, menjelaskan: Dan larangan mendekati zina itu lebih mengena (ablagh) daripada larangan hanya perbuatan zina itu sendiri, karena yang demikian itu mencakup larangan terhadap seluruh awalan-awalannya, dan faktor-faktor yang menyebabkan zina. Karena “siapa yang menggembala sekitar daerah larangan maka dia hampir jatuh ke dalamnya”, terutama masalah ini, yang dalam banyak jiwa adalah alasan paling kuat untuk itu.

Allah menyifati buruknya zina dengan: { كَانَ فَاحِشَةً } adalah suatu perbuatan yang keji , artinya, dosa yang dinilai buruk dalam syari’at, akal, dan fitrah (naluri); karena kandungannya adalah pelanggaran atas keharaman di dalam hak Allah, hak perempuan, hak keluarga perempuan atau suaminya; dan merusak tikar (kehormatan suami isteri), mencampur aduk keturunan, dan keburukan-keburukan lainnya. (Tafsir As-Sa’di, juz 1 halaman 457).

Salah seorang ulama tafsir Mesir, Syekh Mutawalli Sya’rawi, mengomentari ayat tersebut dengan mengatakan, begitu kuat daya tarik perbuatan zina, maka dalam radius tertentu bisa menyedot anak manusia untuk melakukannya, sekalipun orang itu tadinya baik-baik.

Zina merupakan dosa besar, bahkan Imam Ahmad mengatakan “Aku tidak mengetahui sebuah dosa-setelah dosa membunuh jiwa- yang lebih besar dari dosa zina.”

Astaghfirullah…
Buat diri sendiri dan ‘pacar’, ‘kekasih’ dsb..

Semoga Allah mengampuni kita dan mari kita kurangi, dan hilangkan kebiasaan kita SMS-an, chat, dsb.. Karena sms-an kita berdua bisa jadi Syetan ikut terlibat di dalamnya…

Dari Jabir Bin Samurah RA, dari Rasulullah SAW: “Janganlah salah seorang dari kalian berdua-duaan dengan wanita, kerana syaitan akan menjadi ketiganya” (Hadith riwayat Ahmad dan Tirmidzi).

Marilah menjaga pandangan, baik di tepi jalan maupun dalam bersendirian.

Dari Abu Sa’id Al-Khudry dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam,beliau bersabda: “Jauhilah oleh kamu sekalian duduk di jalanjalan”.
Para sahabat bertanya, “Wahai Rasulullah, kami tidak dapat meninggalkan tempat duduk kami (di jalan) itu dimana kami berbincang-bincang di sana”. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Apabila kamu sekalian menolak untuk tidak duduk di sana maka penuhilah hak jalan itu”. Para sahabat bertanya: “Apakah hak jalan itu wahai Rasulullah?” Beliau menjawab, “Yaitu menjaga penglihatan, menyingkirkan hal-hal yang membahayakan, menjawab salam, serta menyuruh berbuat baik dan mencegah kemungkaran”. [Bukhari dan Muslim, Abu Dawud dan Ahmad]

Dari Abu Hurairah dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam beliaubersabda: “Sesungguhnya ALLAH telah menentukan kadar nasib setiap manusia untuk berzina yang pasti akan dikerjakan olehnya dan tidak dapat dihindari. Zina kedua mata adalah memandang, zina lisan (lidah) adalah mengucapkan, sedangkan jiwa berharap dan berkeinginan, serta kemaluanlah (alat kelamin) yang akan membenarkan atau mendustakan hal itu. [Hadis ini menerangkan bahwa mata yg memandang kepada seseorang yg bukan muhrim dimana pandangan itu diiringi nafsu syahwat atau tidak sesuai tuntunan agama, maka pandangan itu termasuk zina]

Itulah larangan memandang yang tidak halal. Marilah kita jauhi bersentuhan dengan yang tidak halal, berboncengan dsb… karena Nabi mencontohkan demikian…

Jauhi berdua-duaan, apalagi berpacaran, maka mari kita putuskan..

Mungkin kau mencintaiku karena agamaku, tetapi kalau kita teruskan hubungan ini, lama-kelamaan akan tercerabutlah agama dari diri kita...

Jangan kau ‘bunuh diri’ karena cinta, sebab Nabi saja marah saat sahabat membunuh orang yang tergila-gila karena cinta. Tapi mari kita perbaiki diri.

Imam Ibnu Qoyyim membagi cinta pada lawan jenis menjadi 3 :

Ibnul Qoyyim menjelaskan bahwa cinta terhadap wanita ada tiga jenis:

Yang pertama, Cinta sebagai amalan qurbah (mendekatkan diri kepada Allah) dan ketaatan.
Yang kedua. Adalah cinta yang menjadi kemurkaan Allah dan jauh dari rahmat-Nya.
Yang ketiga, adalah cinta yang mubah, yang tidak dapat dikuasai.

Yang pertama ialah cinta untuk istri, yang kedua contohnya adalah cinta kepada banci, sesama jenis dsb.

Sedang yang ketiga seperti cinta seseorang yang diberitakan kepadanya sosok wanita yang cantik atau dia melihatnya secara tidak sengaja, lalu hatinya terpikat dan menumbuhkan cinta. Rasa cinta itu tidak pula melahirkan satu kemaksiatan pun. Cinta seperti ini tidak mungkin dikuasai, tidak pula ada hukumnya. Tetapi, yang berguna dalam menghadapinya adalah menepisnya dan menyibukkan diri dengan sesuatu yang lebih bermanfaat. Wajib pula menyembunyikan dan menjaga kehormatan dirinya serta bersabar atas ujian yang diterimanya ini…

dengan berat, nafsu melepasmu, semoga Allah senantiasa menjagamu... Kalau cinta kita memang suci, mudah-mudahan Allah membantu kita menahan diri…

Semoga Allah menyelamatkan kita…

Wallahu’alam
Comments
0 Comments

Tidak ada komentar:

Posting Komentar