Jumat, 12 November 2010

Melejitkan IESQ with Qur'an


Pada saat ini di dunia berkembang yang istilah –istilah IQ, SQ, EQ. Sebenarnya hal itu telah tersirat sejak 14 abad yang lalu, berdasar urutan –urutan wahyu yang turun kepada Baginda Muhammad Saw.

Dari Surah-surah awal tersebut terdapat rahasia-rahasia bagaimana melejitkan kecerdasan-kecerdasan tersebut .



Melejitkan IQ



Maha Benar Allah yang telah menurunkan wahyu pertama kepada Nabi Muhammad Saw. (QS Al-‘alaq : 1-5)



Kata iqro’ adalah fi’il amr dengan arti “Bacalah !”. Kata tersebut muncul dari kata ‘qiroah’ dengan arti yang banyak , antara lain : membaca (tilawah), penelaahan, penelitian , riset (muthala’ah), mengumpulkan (al-jam’u) dan banyak lagi yang pada intinya bermuara pada belajar (at-ta’lim).



Dalam surah al-‘alaq ini, Allah swt tidak menyebutkan objek dari qiro’ah. Sebagian besar ulama menafsirkan bahwa perintah Iqro’ mencakup telaah terhadap alam raya, masyarakat, dan diri sendiri, serta bacaan tertulis baik kitab suci maupun bukan.



Selain berbicara mengenai membaca sebagai sarana mengumpulkan ilmu, surah al-‘alaq juga membicarakan tentang menulis. Ini terungkap dari kata al-Qalam (pena).



Membaca dan Menulis, dua aktivitas yang tidak bisa dipisahkan dari proses belajar dan mengajar (dan ingat “Belajar yang terbaik adalah mengajar!’



Dalam sebuah atsar, ada ungkapan Qaidu al-‘ilmu bi al-kitabah (ikatlah ilmu dengan tulisan) atau juga Hadist Nabi, “ Barangsiapa yang mengamalkan apayang telah ia pelajari, Allah akan mewariskan ilmu yang belum ia ketahui.”



Sungguh, merupakan karunia Allah swt. karena Dia melantik baginda Muhammad Saw. Menjadi seorang Nabi dengan perintah, membaca, menulis dan belajar. Kenapa?



Otak dapat bekerja optimal, jika ia diberi rangsangan. Sebaliknya otak tak dapat berjalan optimal jika tidak diberi rangsangan dan cara terbaik untuk merangsang otak atau IQ ialah membaca.

Selain berbicara tentang aktivitas membaca , Surah al-‘alaq juga berbicara mengenai menulis. Para ilmuwan barat menyatakan bahwa aktivitas menulis sangat erat dengan aktivitas komunikasi verbal atau tulisan untuk menyeimbangkan otak kanan dan otak kiri. Menulis juga merupakan salah satu sarana untuk menyembuhkan berbagai penyakit psikologisdan melejitkan potensi diri.





Melejitkan SQ



Maha Benar Allah yang telah Menurunkan Wahyu kedua setelah surah al-‘alaq yaitu Surah al-Muzammil :1-10 kepada nabi Muhammad Saw.



Bagaimana melejitkan SQ (Spiritual Quotient) itu?

Dalam Surah al-Muzammil 1-10 dapat kita ambil pelajaran bagaimana melejitkan potensi SQ, yakni :



* membaca al-Qur’an

Orang yang memilki SQ tinggi menurut pak Dr. Ir. Dimitri Mahayana memiliki cirri-ciri antara lain memilki prinsip dan visi yang kuat, mampu melihat kesatuan dalam keragaman, mampu memaknai setiap kehidupan serta mampu mengelola dan bertahan dalam kesulitan , penderitaan.



Orang yang mengimani, berpegang teguh dan rajin membaca al-Qur’an ia memiliki prinsip. Sebab al-Qur’an adalah prinsip hidup muslim. Dalam al-Qur’an terdapat sebuah visi besar yaitu mencapai kebahagiaan dunia dan akhirat. Bagi pembaca al-qur’an akan melihat beraneka ragam yang ada di dunia sebagai ‘ayat’ Allah (tanda-tanda kebesaran Allah) yang menyebabkan ia makin dekat dengan Allah. Orang yang gemar membaca akan mampu memaknai setiap sisi kehidupan. Serta mampu mengelola dan bertahan dalam kesulitan dan penderitaan. Mempelajari al-Qur’an bisa dikatakan mudah, tapi yang sulit adalah mengamalkannya. Inilah makna dari ‘Qaulan tsaqila’ dalam surah Muzammil. Oleh sebab itu, orang yang telah mampu mengamalkan al-Qur’an pada hakikatnya ia telah teruji dalam kesulitan. Al-Qur’an sendiri, berulang kali meneguhkan pembacanya (orang beriman) agar tidak bersedih hati, tetap sabar, istiqomah, tidak putus asa dari rahmat Allah swt. dsb.



* melaksanakan Shalat

Allah swt. menjadikan sholat sebagai karunia buat kita. Sholat bukan sekedar kewajiban, ritualitas tapi ia juga merupakan jalan untuk melejitkan spiritualitas. Sholat juga merupakan terapi untuk penyakit-penyakit baik kejiwaan ataupun fisik.



Melalui Sholat, dosa-dosa (yang merupakan sumber penyakit jiwa) akan terhapus. Rasulullah Saw. Bersabda, ‘Seandainya di depan pintu rumah kalian ada sungai, lalu kalian mandi 5 kali sehari, apakah kalian akan melihat kotoran pada tubuh kalian?. Para sahabat menjawab; ‘Tidak, tidak akan ada yang tersisa!’ Beliau pun bersabda ‘Seperti itulah sholat 5 waktu dalam mengahpus dosa-dosa!’ (HR Bukhari-Muslim).

Jika jiwa kita telah bersih, insya Allah pasti hidup kita dipenuhi kebaikan dan perbaikan.



Selain sebagai terapi, sholat juga solusi ketika menghadapi berbagai persoalan hidup.

“Setiap kali Rasulullah saw menemukan kesulitan dalam suatu perkara maka beliau selalu melakukan sholat. (Hr Abu Dawud)



Sholat juga merupakan sarana istirahat atau rekreasi untuk membangun kembali jiwa yang bermasalah atau capek.

Rasulullah Saw. Bersabda ,” Wahai Bilal, laksanakanlah sholat, sebab ia sarana untuk istirahat-rekreasi.”





Dalam Surah al-muzammil 1-10 inilah terdapat rahasianya yaitu bangun tengah malam untuk menggabungkan 2 cara – baca Qur’an dan sholat (qiyamullail) untuk melejitkan SQ. Bacaan al-qur’an dan sholatlah yang membentuk karakter diri dan spiritualitas tingkat tinggi.







Melejitkan EQ



Maha Benar Allah swt. Yang telah Menurunkan Surat al-Mudatstsir 1-7 setelah wahyu pertama (QS al-‘alaq 1-5) dan kedua (al-Muzammil 1-10) kepada Nabi Muhammad Saw.



Nabi Muhammad Saw. Ialah sosok manusia yang memiliki tingkat EQ yang tiada tertandingi oleh orang lain. Merupakan karunia Allah kita merupakan salah satu ummatnya. Semoga kita merupakan ummat yang mendapat syafaat atas izin Allah melalui beliau Saw. Amin.



Wahyu pertama yang diturunkan pada beliau berhubungan dengan IQ , yaitu perintah membaca, menulis dan belajar. Wahyu kedua berhubungan dengan SQ yaitu perintah membaca al-Qur’an , sholat dan berdzikir kepada-Nya sewaktu malam. Dan Wahyu ketiga berhubungan dengan EQ yaitu perintah Allah kepada Nabi-Nya untuk menyampaikan risalah Islam kepada manusia.



Setidaknya ada 4 kunci EQ yang dapat kit ambil dalam surah al-mudatstsir 1-7 :



* Semangat Berdakwah

Dalam Islam, interaksi social memilki nilai selain sebatas ingin berinteraksi / berhubungan baik sesame manusia. Nilai lain itu adalah berdakwah. Apa pun status, peran dan kedudukan kita, hendaknya kita berusaha menyelaraskan diri dengan prinsip-prinsip al-Qur’an sehingga manusia tertarik untuk mempelajari al-Qur’an dan Islam.

Setiap tutr yang terucap, indah terdengar. Seluruh perbuatan, menyejukkan hati hingga mereka tergerak untuk mengikuti, tergerak untuk berbuat baik. Semoga kita bisa. Mari Berusaha…





* membersihkan diri

Agar kita tampil menarik di hadapan manusia, kita harus bersih lahir maupun bathin. (membersihkan pakaian dan meninggalkan dosa). Dua-duanya penting, dan saling mempengaruhi. Ketika kita berpakaian kotor di tengah-tengah orang-orang necis, kita akan kurang Pede, sebaliknya jika kita berpakaian bagus di ahadapan orang-orang yang berpakaian biasa tanpa ‘keindahan’ batin, kita akan merasa sombong dan akhirnya orang lain akan kehilangan keindahan baju yang kita kenakan. Itulah pentingnya senantiasa membersihkan diri baik lahuir maupun batin.





* memberi dengan ikhlas

hubungan yang paling kuat dalam menjalin hubungan dengan sesame manusia ialah cinta. Cinta adalah memberikan yang terbaik. Dan ikhlas artinya semata-mata karena Allah. Jdai memberi dengan ikhlas berarti mencintai seorang hanya semata karena Allah swt.



Kebanyakan orang memberi karena mengaharapkan orang yang diberi membalas hal serupa. Mungkin Kita senyum karena kita mengaharap orang itu tersenyum. Mungkin Kita mencintai seorang , karena membayangkan orang itu pun akan mencintai kita. Sikap inilah yang kurang tepat. Yang lebih tepat, kita tersenyum karena memang ingin senym (karena Allah), terserah orang akan tersenyum atau tidak, kita mencintai karena memang ingin mencintai terlepas orang itu cinta kita atau tidak. Kita meyumbang / bersedekah karena memang ingin bersedekah terlepas apakah dilihat orang atau tidak, akan tetap bersedekah.





* sabar

Sabar adalah al-ma’u wa al-hasbu (mencegah dan menahan), mecegah jiwa supaya tidak cemas, susah, gelisah, sedih hati, patah semangat, putus asa, hilang harapan dsb. Sabar adalah ketegaran dan kekuatan seperti obat, pahit di awalnya, tetapi manis akhirnya.



Sabar adalah al-jam’u wa al-dhammu , orang yang sabar ialah orang yang mampu menghimpun potensi dirinya agar tidak sedih, gelisha, susah, apath semangat dsb. Pada intinya sabar memiliki 3 makna yaitu menahan, tegar dan menghimpun.



Contoh kesabaran yang paling shahih ialah kesabaran Nabi Muhammad Saw. dalam menyampaikan kebenaran meski dicaci, dihina, dikucilkan, diteror, diusir bahkan dilempari batu dan kotoran tapi beliau saw masih berdoa ; “ya Allah ampuni mereka, mereka berbuat demikian karena tidak tahu.”

Subhanallah.....







Itulah setitik hikmah yang dapat diambil dari rentetan wahyu pertama yang diturunkan kepada Nabi Muhammad Saw.







Sungguh, ini terjadi 14 abad yang lalu dan dunia saat ini baru membicarakannya khususnya mengenai trio kecerdasan ini. Hal yang mencolok yang merupakan perbedaan antara konsep kecerdasan yang dikembangkan barat selama ini ialah dalam membahas tentang kecerdasan khususnya Spiritual hanya berhenti pada keyakinan adanya God spot namun tidak sampai mengakui God atau Allah yang Maha Esa.

Itulah bedanya dengan kita yang diberi hidayah Islam oleh Allah.





Dan ingat al-Qur’an bukan hanya 3 surah itu saja....



Jadi masih banyak surah dari Al-Qur’an lain yang tentunya memiliki beragam hikmah lain.



Kebangkitan Ummat Islam ditandai oleh ‘Kembali’nya ummat Islam kepada Al-Qur’an.



Marilah kita ‘kembali’ kepada al-Qur’an , sungguh banyak hikmah, pelajaran yang akan kita dapati....



Semoga Allah membimbing kita.

Amin



Maaf atas kekurangan

Semoga Bermanfaat





Wallahu’alam



Kitabatu at-tilmidz

Ishlah al-Medaniy
Comments
0 Comments

Tidak ada komentar:

Posting Komentar