Jumat, 26 November 2010

Dahsyatnya Orang Beriman (sempurna) itu...!!!!


Hebat orang yang beriman itu. Dia beriman kepada Allah swt. yang mencakup keimanan terhadap wujud-Nya, sifat-sifat-Nya, nama-nama-Nya, kesempurnaan-Nya dan af’al-Nya yang bersih dari kekurangan dan penyerupaan.



“Maka ketahuilah, bahwa sesungguhnya tidak ada Ilah (sesembahan, tuhan) selain Allah..” (QS Muhammad (47) : 19)



“Hanya milik Allah asmaa-ul husna, maka bermohonlah kepada-Nya dengan menyebut asmaa-ul husna itu dan tinggalkanlah orang-orang yang menyimpang dari kebenaran dalam (menyebut) nama-nama-Nya. Nanti mereka akan mendapat balasan terhadap apa yang telah mereka kerjakan.” (QS Al-A’raf (7) :180)



“Maka (yang sebenarnya) bukan kamu yang membunuh mereka, akan tetapi Allahlah yang membunuh mereka, dan bukan kamu yang melempar ketika kamu melempar, tetapi Allah-lah yang melempar…” (QS Al-Anfaal (8) :17)



Oleh karena itu, diapun mengakui kebenaran Islam. Dia senantiasa mewujudkan nama-nama Allah melalui usahanya sesuai kapasitasnya sebagai seorang hamba. Ia tahu bahwa Allah itu ar-Rahim maka tertanamlah sifat kasih saying dalam hati dan tindakannya dan dia mengetahui bahwa kasih saying Allah tak ada yang menyerupai…..

SubhanAllah…..



Tingkatan paling tinggi atas keberimanannya kepada Allah ialah perasaan hatinya yang selalu diawasi oleh Allah swt.



“Tidaklah dia mengetahui bahwa sesungguhnya Allah melihat segala perbuatannya?” (QS Al-‘Alaq (96) :14)



“….Dan bertakwalah kepada Allah serta ketahuilah bahwasanya Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.” (QS al-Baqarah (2) :231)



“Keimanan yang paling utama adalah engkau mengetahui bahwa Allah menyaksikan dimanapun engkau berada.” (al-Hadist)



Penglihatannya pun ‘penglihatan’ hati nurani…pandangan yang diberi hidayah dan hikmah…SubhanAllah…



“Apakah kamu tiada melihat, bahwasanya Allah menurunkan air dari langit, lalu jadilah bumi itu hijau? Sesungguhnya Allah Maha Halus lagi Maha Mengetahui.” (QS al-Hajj (22) :63)









Hebat orang beriman itu !!!



Dia beriman pada malaikat yang mencakup keimanan terhadap sifat-sifat mereka : tidak bergender lelaki ataupun perempuan, tercipta dari cahaya, tidak makan dan minum, tidak pernah melanggar perintah-Nya dan selalu menjalankan perintah-Nya dan selalu bertasbih kepada Allah swt tanpa pernah putus



Juga mencakup keimanan terhadap tugas mereka : ada yang menyampaikn wahyu kepada para rasul, mencatat segala amal, menuliskan rezeki dan ajal, derita dan kebahagiaannya, memberi pertanyaan kepada mayat, mencabut nyawa, meniup sangkakala, menjaga anak Adam, beribadah, menghadiri mesjid dan tempat kebaikan, majelis dzikir dan berbagai tugas lain yang dibebankan kepada mereka.

SubhanAllah…..



Dia beriman kepada Jibril, Mikail, malaikat pencabut nyawa, malaikat peniup sangkakala, malaikat pemegang Arsy, malaikat penjaga api neraka, dan malaikat lainnya.



So, diapun (orang beriman) membenarkan keberadaannya bahkan dengan kejernihan imannya ia dapat ‘menyaksikan’ keberadaan malaikat.



Luar biasa orang beriman itu !!!



Dia beriman terhadap kitab-kitab mencakup beriman terhadap masing-masing rasul dan kitab-kitab satu per satu yaitu Shuhuf Nabi Ibrahim as, Taurat Nabi Musa as, Zabur Nabi Daud as, Injil Nabi Isa as, dan al-Qur’an Nabi Muhammad saw. Ia mengimani al-Qur’an sebagai pengganti, pelengkap dan penghapus kitab-kitab sebelumnya. Ia mengimani bahwa al-Quran benar adanya, tak ada kebatilan dan beriman bahwa al-Qur’an tak pernah mengalami perubahan satu huruf pun. Al-Quran yang diturunkan kepada nabi Muhammad Saw sama dengan al-Quran yang saat ini ada di depannya, tak pernah berubah, direvisi,ditambahi, dikurangi, dan mengandung mukjizat-mukjizat di dalamnya.

“Orang-orang yang telah Kami berikan Al Kitab kepadanya, mereka membacanya dengan bacaan yang sebenarnya, mereka itu beriman kepadanya. Dan barangsiapa yang ingkar kepadanya, maka mereka itulah orang-orang yang rugi.” (QS al-Baqarah (2) :121)



Lalu, ia pun mengharamkan apa yang diharamkan di dalamnya, menghalalkan apa yang dihalalkannya, meyakini petunjuk di dalamnya,mengandung kebenaran baik akidah, ibadah, manhaj (jalan) kehidupan, akhlak dan syariat dan adab. Dia pun meyakini bahwa kegaiban yang diberitakan oleh al-Quran benar adanya, seperti tentang jin, malaikat, langit, syurga, neraka, mukjizat, hari akhirat, kiamat dsb. Imannya pun kian bertambah dan terus bertambah.



“..apabila dibacakan ayat-ayatNya bertambahlah iman mereka (karenanya),..”(QS al-Anfal (8) : 2)



Walhasil, ia pun beriman terhadap sunnah, karena sunnah merupakan pengejewantahan al-Quran, Sunnah berfungsi sebagai penjelas al-Quran. Al-Quran pun tidak dapat dipahami secara sempurna tanpa sunnah. Hal ini pun menuntut orang beriman untuk memahami Quran sesuai koridor pemahaman yang telah ditetapkan oleh al-Quran dan Sunnah serta pemahaman para mujtahid umat Islam yang luas ilmunya….



Hingga tingkatan tertinggi dari keimanannya dari al-Quran seakan-akan hanya dialah yang dibidik oleh Kitab Allah, seperti menerimanya langsung dari Allah sebagai wahyu untuk kemudian menjelaskan isinya..

SubhanAllah……



“Katakanlah: "Berimanlah kamu kepadanya atau tidak usah beriman (sama saja bagi Allah). Sesungguhnya orang-orang yang diberi pengetahuan sebelumnya apabila Al Quran dibacakan kepada mereka, mereka menyungkur atas muka mereka sambil bersujud, dan mereka berkata: "Maha Suci Tuhan kami, sesungguhnya janji Tuhan kami pasti dipenuhi." Dan mereka menyungkur atas muka mereka sambil menangis dan mereka bertambah khusyu'. “(QS al-Isra (17) :107-109)





Hebat orang beriman itu…!!

Ia beriman kepada rasul mencakup keimanan terhadap mereka secara satu per satu atas mereka yang namanya disebut secara detail oleh al-Quran maupun secara umum. Lalu, ia mengimani kejujuran mereka, terjaganya dari dosa, kecerdasan mereka dan penyampaian dakwah yang dilakukan oleh para Rasul. Kejujuran para rasul dijadikan standar kebenaran, hingga bila ada orang lain yang jelas-jelas berseberangan dengan para rasul itu, berarti orang itu berdusta. Kecerdasan para rasul menjadi pedoman orang beriman agar lebih cermat dan bijak.



Oleh karena itu, orang beriman memenuhi hatinya dengan cinta, kekaguman, pemuliaan dan meneladani.



“Salah seorang dari kalian tidak dapat dikatakan beriman hingga aku lebih dicintai dari orang tuanya, anaknya dan manusia seluruhnya .” (HR Bukhari, Muslim, dan Nasai)





Hebat orang yang beriman itu !!



Dia beriman kepada hari akhir, mencakup tanda-tanda hari kiamat, kejadian-kejadian menjelang datangnya kiamat seperti fenomena alam atau tampilnya perkara-perkara supranatural melalui tangan Dajjal yang mengaku tuhan, atau datangnya Ya’juj wa Ma’juj ke tanah Suci. Lalu mencakup keimanan terhadap alam barzakh setelah kehidupan dunia, keimanan terhadap hari kiamat, peniupan sangkakala, pertama dan kedua, surga dan neraka dan lainnya.



Hingga akhirnya…orang beriman itu tenggelam dalam zikir, ‘merasakan’ hari akhirat, memuhasabah diri, mengelola dan memola kehidupan secara keseluruhan dengan cara yang sesuai dengan kehidupan akhirat itu seperti yang diberitahukan oleh Rasulullah saw.

Diapun zuhud di dunia dan menjemput akhirat dengan semangat…..tak ada yang lain selain demi meraih kebahagiaan akhirat itu. Dan ia pun menjadikan Rasulullah saw dan para sahabat ra. Contoh yang sempurna yang merupakan ahli akhirat yang mengimani akhirat…



SubhanAllah….





Dahsyatnya orang beriman itu…!!!



Dia beriman kepada qadar Allah yang baik dan buruk. Dia tahu iman kepada qadar akan kembali kepada keberimanan kepada Allah swt jua. Karena hakikatnya makna Qadar ialah ilmu Allah yang qadim tentang apa yang terjadi, waktu terjadinya, menunjukkan qudrah Allah. Allah swt menuliskan itu semua di Lauh Mahfudz.



“Tiada suatu bencanapun yang menimpa di bumi dan (tidak pula) pada dirimu sendiri melainkan telah tertulis dalam kitab (Lauhul Mahfuzh) sebelum Kami menciptakannya. Sesungguhnya yang demikian itu adalah mudah bagi Allah.” (QS al-Hadid (57) : 22)



“….Dan segala sesuatu Kami kumpulkan dalam Kitab Induk yang nyata (Lauh Mahfuzh).” (QS Yasin (36):12)



“Allah menghapuskan apa yang Dia kehendaki dan menetapkan (apa yang Dia kehendaki), dan di sisi-Nya-lah terdapat Ummul-Kitab (Lauh mahfuzh).” (QS ar-Ra’ad (13) :39)



Orang beriman pun tahu ‘konsekuensi’ tidak beriman kepada qadar.

“Seandainya salah seorang mereka mempunyai emas sebesar Gnung Uhud kemudian ia infakkan untuk Islam niscaya Allah tidak menerimanya hingga dia beriman dengan qadar .” (HR Abu Dawud dan Ibnu Majah)



“Seorang tidak dikatakan beriman hingga ia beriman dengan qadar baik dan buruknya.” (HR Tirmidzi)



Dengan keimanannya terhadap qadar, ia pun mencapai hikmah



“Kami jelaskan yang demikian itu) supaya kamu jangan berduka cita terhadap apa yang luput dari kamu, dan supaya kamu jangan terlalu gembira terhadap apa yang diberikan-Nya kepadamu. Dan Allah tidak menyukai setiap orang yang sombong lagi membanggakan diri,” (QS al-Hadid (57) :23)





Dia pun merasa ridho kepada Allah swt dalam setiap kondisi atau keadaan serta bertawakkal kepada Allah di setiap urusannya.



Slogannya ialah….

“Katakanlah: "Sekali-kali tidak akan menimpa kami melainkan apa yang telah ditetapkan Allah untuk kami. Dialah Pelindung kami, dan hanya kepada Allah orang-orang yang beriman harus bertawakal."”(QS at-Taubah (9) : 51)



SubhanAllah….





Sungguh Dahsyat orang yang beriman (secara sempurna) itu..!!!

Semoga kita dapat menjadi orang-orang beriman secara sempurna. Washolallahu ‘ala Muhammad. Amin.



Moga bermanfaat !!

Mohon maaf atas segala kekurangan yang pasti ada

Kitabatu at-tilmidz

Ishlah al-Medaniy
Comments
0 Comments

Tidak ada komentar:

Posting Komentar