Jin (Al-Jinn):20 - Katakanlah: "Sesungguhnya aku hanya menyembah Tuhanku dan aku tidak mempersekutukan sesuatupun dengan-Nya".
Mengenai ayat ke 20-23 surah al-Jinn, dalam Tafsir Ibnu Katsir dijelaskan ketika kaum kafir Mekkah menyakiti, menentang, mendustakan dan bahu membahu menekan Nabi dengan tujuan membatalkan kebenaran yang dibawa beliau, dan bersatu untuk memusuhi beliau, beliau menegaskan bahwa beliau sesungguhnya hanyalah menyembah Tuhannya, yaitu beribadah hanya kepada Tuhannya saja, tidak ada sekutu bagi-Nya. Beliau memohon perlindungan dan bertawakkal kepada-Nya. Beliau sama sekali tidak mempersekutukan sesuatu pula dengan-Nya.
Beliau juga menegaskan, dirinya hanya manusia biasa, namun beliau menerima wahyu. Beliau hanyalah salah seorang hamba Allah dan beliau sama sekali tidak memegang kuasa untuk memberikan hidayah atau menyesatkan kaumnya. Semua kendali itu dipegang Allah. Tidak ada seorang pun yang sanggup menyelamatkan beliau dari siksa Allah bila beliau berbuat durhaka kepada-Nya. Sebab, tidak ada yang sanggup membebaskan beliau dari azab-Nya. Beliau juga takkan memperoleh tempat berlindung selain Dia.
Begitulah orang kafir meminta Nabi untuk menghentikan ajakan tauhid, tetapi Allah justru memerintahkan Nabi agar menyatakan kalimat yang penuh power yang penuh dengan gelora keistiqomahan kepada mereka.
Allah adalah segalanya. Dialah yang kita sembah bahkan tempat kita meminta pertolongan dan perlindungan. Bahkan Dalam sebuah riwayat, salah satu jin yang punya banyak massa berkata, "Muhammad ingin supaya Allah melindunginya, padahal aku dapat melindungi dirinya." Maka turunlah ayat ke 22 surah Jinn.
Sekali lagi, hidup ini hanya tentang Allah. Hanya Allah yang patut disembah. Tak perlu perlindungan dari yang lain. Menuju kesealamatan dan kebahagiaan pun terletak dalam mengikut petunjuk Allah.
Ibnul Qoyyim dalam tausiyahnya menyatakan mengikuti petunjuk Allah memgandung 4 perkara. Pertama, membenarkan pemberitahuan-Nya. Kedua, berusaha sekuat tenaga untuk menolak dan melawan segala keraguan yang dibisikkan setan-setan dari jenis jin dan manusia. Ketiga, menaati perintah-Nya. Keempat, melawan hawa nafsu yang menghalangi hamba dalam menyempurnakan ketaatan.
Keraguan dan hawa nafsu adalah pangkal kesengsaraan hamba dan penyebab penderitaan dalam kehidupan dunia dan akhirat. Sebaliknya pembenaran terhadap wahyu dan ketaatan terhadap perintah-Nya merupakan pangkal kebahagiaan dan keberuntungan di dunia dan akhirat.
Oleh sebab itu, wahai diri istiqomahlah !
Wallahua'lam.