Kamis, 18 April 2013

haqqo jihadih


Orang yang beriman diperintah oleh Allah untuk ruku, sujud dalam sholat. Memurnikan ibadah, ketaatan hanya pada Allah semata, tidak menyekutukan dengan apa pun. Mengerjakan amal-amal khoir, aktivitas bermanfaat dengan melaksanakan segala sesuatu yang diridhoi Allah agar mendapat kebahagiaan dunia dan kenikmatan akhirat.

SubhanaLlah..

Allah pun memerintahkan kita untuk berjihad dengan jihad yang sebenar-benarnya….


Adapun definisi Jihad menurut pakar bahasa adalah

“Mengerahkan seluruh kemampuan untuk mendapatkan kebaikan dan menolak bahaya”

Atau

“ Menanggung kesulitan dengan mengerahkan segala kemampuan”

Sedangkan Syaikh Musthofa al Suyuthi berkata,” Al jihadu merupakan mashdar dari kata jaahada-jihaadan wa mujaahadatan maknanya bersungguh-sungguh (mencurahkan kemampuan) dalam memerangi musuh.”

Dalam sebuah hadist hasan disebutkan

“Jihad itu ada empat: amar makruf, nahi munkar, berlaku benar pada tempat yang menuntut kesabaran dan membenci orang-orang fasik.”(HR. Abu Nu’aim dalam Al Hilyah, hasan].

Sedangkan secara syar’I ada beberapa makna jihad menurut beberapa ulama :

“Adalah mencurahkan seluruh kekuatan di jalan-Nya dan tidak takut terhadap celaan orang yang mencela.” (Ibnu Abbas)

“Dia adalah menjihadi diri dan hawa nafsu. Dan ini merupakan jihad terbesar dan menjadi jihad yang sesungguhnya.” (Abdullah bin Mubarak)

Madzhab Hanafi:
Imam Ibnul Humam berkata,” Jihad adalah mendakwahi orang kafir kepada agama yang benar dan memerangi mereka kalau tidak mau menerima.

Imam Al-Kasani berkata,” Mengerahkan segala kemampuan dengan berperang di jalan Allah dengan nyawa, harta dan lisan atau lain-lain atau melebihkan (begitu mencurahkan kemampuan) dalam hal itu.”

Madzhab Maliki:
Imam Ibnu Arafah berkata,” Perangnya orang Islam melawan orang kafir yang tidak terikat perjanjian untuk meninggikan kalimatullah, atau karena ia mendatanginya, atau karena ia memasuki daerahnya

Ibnu Rusyd berkata,” Setiap orang yang berpayah-payah karena Allah berarti telah berjihad di jalan Allah. Namun sesungguhnya jihad fi sabilillah kalau berdiri sendiri maka tidak ada maksud lain selain memerangi orang kafir dengan pedang sampai mereka masuk Islam atau membayar jizyah dalam keadaan hina.”

Madzhab Syafi’i:
Imam Al-Bajuri berkata,” Jihad artinya adalah berperang di jalan Allah.”

Imam Ibnu Hajar berkata,” Secara syar'i adalah mengerahkan kemampuan untuk memerangi orang-orang kafir, dan kadang-kadang digunakan untuk makna berjihad melawan hawa nafsu dan setan.”

Imam al Qasthalani berkata,” Memerangi orang kafir untuk memenangkan Islam dan meninggikan kalimat Allah."

Madzhab Hambali:
“Secara syar’i adalah memerangi orang-orang kafir.”

“Jihad adalah perang dengan mengerahkan segala kemampuan untuk meninggikan kalimatullah.
Imam Al Ba’ly berkata,” Jihad secara syar’i adalah ungkapan khusus untuk memerangi orang-orang kafir.

Menurut beberapa ulama-ulama kontemporer

Syaikh Abdul Baqi Abdul Qadir Ramdhun berkata,” Jihad secara istilah. Ketika disebutkan kata jihad fi sabilillah maka maknanya adalah memerangi orang-orang kafir, menyiapkan diri untuk hal itu dan beramal di jalan hal itu.”

Syaikh Abdul Akhir Hammad al Ghunaimi berkata,” Adapun dalam istilah syar’i maka maknanya adalah memerangi orang-orang kafir demi meninggikan kalimat Allah.”

DR. Ali Nufai' al Ulyani berkata," Adapun definisi jihad menurut syar'i adalah memerangi orang kafir untuk meninggikan kalimat Allah dan saling membantu dalam hal itu."

Ustadz Hasan Al-Banna berkata,” Yang saya maksud dengan jihad adalah sebuah kewajiban yang hukumnya tetap hingga hari kiamat. Ini merupakan kandungan dari apa yang disabdakan Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasalam. :
”Barangsiapa mati, sedangkan ia belum pernah berperang atau berniat untuk berperang, maka ia mati dalam keadaan jahiliyah.”

Peringkat pertama jihad adalah pengingkaran dengan hati dan peringkat terakhir adalah berperang di jalan Allah. Di antara keduanya terdapat jihad dengan pena, tangan dan lisan berupa kata-kata yang benar di hadapan penguasa yang zolim. Tidaklah dakwah menjadi hidup kecuali dengan jihad. Kadar ketinggian dakwah dan keluasan bentangan ufuknya adalah penentu bagi sejauh mana keagungan jihad di jalan-Nya dan sejauh mana pula harga yang harus ditebus untuk mendukungnya. Sedangkan keagungan pahalanya diberikan kepada mujahid.ِ
“ Dan berjihadlah di jalan Allah dengan sebenar-benar jihad" ( Surat alhajj : 78) .
Dengan demikian engkau telah mengerti slogan abadimu:”Jihad adalah jalan kami.”
Syaikh Said Hawa menerangkan perkataan beliau di atas dengan berkata,“ Kami sebutkan dalam kitab jundullah tsaqofatan wa akhlaqon bahwa jihad itu ada lima macam yaitu; jihad dengan tangan, jihad dengan lisan, jihad dengan harta, jihad dengan politik.” Lebih lanjut beliau berkata,”Jika jihad disebutkan secara mutlak maka yang dimaksud adalah jihad dengan tangan.”

Terakhir, Ibnu Qayyim al-Jauziyah mendefinisikan jihad sebagai perjuangan menegakkan Islam dengan cara Islam. Beliau membagi jihad ini menjadi 4 bagian. Adanya macam-macam jenis jihad ini dapat dimaknai sebagai adanya berbagai urgensi untuk tiap masalah (tergantung situasi dan kondisi), tapi sama sekali bukan berarti bahwa adanya yang lebih penting atau bukan berarti melupakan atau meremehkan yang tidak begitu utama. Dengan berbagai permasalahan yang dihadapi umat Islam dewasa ini, rasanya semua jenis jihad yang ada menjadi penting untuk dikerjakan.

I. Jihad menundukkan hawa nafsu (meliputi 4 tahap).
1. Berjihad dengan mempelajari ajaran agama Islam demi kebahagiaan dunia dan akhirat.
2. Berjihad dengan melaksanakan ilmu yang telah diperolehnya, karena ilmu tanpa amal adalah tidak berarti, dan bahkan membahayakan.
3. Berjihad dengan menjalankan dakwah berdasarkan ilmu yang benar dan praktik nyata.
4. Berjihad dengan menekan diri agar sabar terhadap cobaan dakwah berupa gangguan manusia.
Empat hal inilah makna yang terkandung dalam surah Al-Ashr, yang kata Imam Syafii, seandainya Allah tidak menurunkan ayat lain kecuali Al-’Ashr, niscaya surah Al-Ashr cukup bagi manusia.

II. Jihad melawan setan (meliputi 2 hal).
1. Berjihad melawan pemikiran setan berupa syubhat dan keragu-raguan yang dapat merusak keimanan. Perlawanannya adalah dengan keyakinan.
2. Berjihad melawan setan yang membisikan agar terjerumus kepada syahwat hawa nafsu. Caranya dengan sabar dan menahan diri dengan berpuasa.

III. Jihad melawan kaum kufar dan munafikin (melalui 4 tahap).
1. Berjihad dengan qalbu (hati).
2. Berjihad dengan lisan.
3. Berjihad dengan harta.
4. Berjihad dengan tangan.
Jihad melawan kaum kuffar lebih utama dengan tangan (kekuasaan), sementara
terhadap kaum munafikin dilakukan dengan lisan.

IV. Jihad melawan kezaliman, kemungkaran, dan bid’ah (ditempuh melalui 3 tahap).
1. Berjihad dengan tangan (kekuasaan) kalau mampu.
2. Kalau tidak, dengan lisan.
3. Kalau masih tidak mampu, maka terakhir dengan hati. (HR Muslim).

Demikian 13 jenis jihad yang telah dilaksanakan secara sempurna oleh Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa salam..

Masya Allah…

Dan Allah tidak membuat agama ini sempit, bahkan Allah buat ad-din ini mudah dan luas serta mampu dilakukan semua orang. Begitulah jihad dapat dilakukan siapa saja dan di mana saja…

Sebagai contoh , Bahkan berjihad pun dapat dilakukan di dumay,

Yusuf Qardhawi berkata : “Menggunakan internet untuk menyampaikan maklumat Islam dan suara Islam serta memperlihatkan Islam merupakan satu jihad utama..”

Masya Allah…

Semoga Allah melahirkan karakter Mujahid/mujahidah dalam diri kita

Karaker yang tertera dalam sebuah hadist
“Mujahid adalah orang yang menundukkan jiwanya untuk taat kepada Allah.” (al-Hadist)

dan menjadikan kita mujahid fi sabiliLlah, sebuah perkara paling puncak dalam Islam,

" Pokok segala urusan adalah Islam, tiangnya adalah shalat dan puncaknya adalah jihad." (al-Hadist)

Aamiin
Wallahu’alam
Comments
0 Comments

Tidak ada komentar:

Posting Komentar