Senin, 19 Desember 2016

Kasih Sayang dan Persaudaraan itu yang Kuingin...

One Day One "Ain
Qs asy- Syura : 20-29


Itulah (karunia) yang (dengan itu) Allah menggembirakan hamba-hamba-Nya yang beriman dan mengerjakan amal saleh. Katakanlah, "Aku tidak meminta kepadamu sesuatu upah pun atas seruanku kecuali kasih sayang dalam kekeluargaan.” Dan siapa yang mengerjakan kebaikan akan Kami tambahkan baginya kebaikan pada kebaikannya itu. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Mensyukuri. (Qs Asy-Syura : 23)

Dalam suatu riwayat dikemukakan bahwa kaum Ansar bermaksud mengumpulkan harta benda untuk Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa salam. Maka Allah menurunkan ayat 23 surah asy-syuro yang menegaskan bahwa Rasulullah tidak mengharapkan upah sedikit pun atas misinya itu, kecuali menumbuhkan kasih sayang dan persaudaraan.

Setelah turun ayat tersebut, sebagian dari mereka berkata : “Kalau demikian pantaslah ia selalu membela sanak saudaranya.” Maka Allah Menurunkan Ayat berikutnya (ayat 24-25) sebagai bantahan terhadap tuduhan mereka dan anjuran untuk bertobat atas perbuatannya itu.

Subhanallah..
Sebuah usaha kebaikan bukanlah tentang seberapa besar mendapat upah tetapi usaha dakwah mestilah dilandasi dengan cinta dan ukhuwah. Sebab kenikmatan yang Allah janjikan sebagai balasan untuk sebuah kebaikan sudah sangat diharapkan oleh pelaku kebenaran.

Dan Ukhuwah sejati pada hakikatnya hanya terdapat dalam orang-orang beriman. Sebab Iman lah yang menjadi sebaik-baik ‘nasab’ dalam Islam.

Lihat bagaimana Ibnu Abbas menambahkan atau meluruskan tafsiran dari Sa’id tentang maksud dari “kasih sayang dalam kekeluargaan”

kecuali kasih sayang dalam kekeluargaan … (QS. Asysyura 23), maka Sa'id bin Jubair berkata; 'Qurbaa' maksudnya adl Keluarga Muhammad . Ibnu 'Abbas berkata; Engkau terlalu terburu-buru, sesungguhnya Rasulullah bukanlah marga (clan) dari Quraisy selain beliau hanyalah mempunyai hubungan keluarga dgn mereka. Ibnu Abbas berkata; maksudnya kecuali kalian bisa menyambung hubungan kekeluargaan antara diriku dgn kalian. (HR. Bukhari)

Begitulah cara penempuh jalan menuju Tuhan menempatkan kasih sayang dan kekerabatan. Juga bagaimana menempatkan dunia dalam hatinya.

Dunia dalam penempuh jalan kebenaran harus tidaklah menghias di dalam hatinya. Para Ashabush Shuffah dulu pernah mengangankan kehidupan mewah duniawi. Namun Allah menurunkan ayat 27 surah Asy-Syura sebagai peringatan akan bahaya jika segala keinginan mereka dikabuli, bisa jadi mereka akan hidup melampaui batas, sehingga jauh dari Allah.

Semoga Allah menempatkan akhirat di hati dan dunia di tangan. Semoga Allah membuat segala amal kebaikan kita ikhlas hanya untuk-Nya semata.

Aamiin.

Wallahu’alam

Comments
0 Comments

Tidak ada komentar:

Posting Komentar