Sabtu, 22 Oktober 2016

Kiat Memaknai Kehidupan

"Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang. Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam. Maha Pemurah lagi Maha Penyayang. Yang menguasai di Hari Pembalasan. Hanya Engkaulah yang kami sembah, dan hanya kepada Engkaulah kami meminta pertolongan. Tunjukilah kami jalan yang lurus,(yaitu) Jalan orang-orang yang telah Engkau beri nikmat kepada mereka; bukan (jalan) mereka yang dimurkai dan bukan (pula jalan) mereka yang sesat". (QS Al-Fatihah)

Bismillah adalah pembuka surah al-Fatihah. Surah ini disebut juga induk al-Quran terutama karena berisi tema-tema pokok al-Quran. Nama Allah adalah tema utama dalam al-Quran yang dikemukakan dalam ayat, kuasa, kasih sayang, perintah dan larangan-Nya. Kemudian setelah itu, tema pokok al-Quran adalah alam sebagai kuasa penciptaan dan perlindungan Allah (rabb al-'alamin), tergelarnya semesta sebagai wujud kasih sayang Allah (al-rahman al-rahim), dan prinsip keterbatasan selain Allah yang akan berakhir pada hari pembalasan (malik yaum al-din).

Surah al-Fatihah membuka wawasan manusia akan keberadaan Allah dengan seluruh tindakan-Nya yang tak terhingga, Penguasaan yang tak terhingga (Rabb), kasih sayang yang tak terbatas (al-rahman al-rahim),  dan kuasa atas waktu (malik yaum al-din) menjadi pembuka bagi penerimaan manusia bagi Allah. Ketiganya merupakan hal yang tidak bisa dilakukan manusia dan karenanya paling dibutuhkan manusia. Pun, tidak ada yang memiliki ketiganya sekaligus kecuali Allah.

Kesadaran atas ketiga hal ini mendorong manusia untuk bergantung pada Allah dan beribadah padanya, seraya mengatakan, "Hanya kepada Engkaulah kami menyembah dan hanya kepada Engkaulah kami mohon pertolongan." (QS 1:5).

Dalam dua ayat terakhir ditegaskan perlunya memohon pada Allah untuk membimbing di jalan lega (shirath) yang secara cepat langsung menuju kebahagiaan (al-mustaqim). Jalan itu adalah jalan yang pernah Allah berikan kepada para nabi, rasul, siddiqin, sholihin dan syuhada. Inilah pembuka al-Quran tentang tauhid yang sangat sederhana, namun mendasari semua uraian lainnya dalam al-Quran.

Dalam Tafsir Inspirasi, ada 6 kiat memaknai kehidupan yang terinspirasi dari surah al-Fatihah.

Pertama, Mulai dengan Nama Allah. Bahwa Dengan Nama Allah Yang Maha Pengasih, Maha Penyayang seorang muslim memulai segala sesuatu. Dia memohon dan berserah kepada Allah. Memulai apapun dalam bingkai kasih sayang adalah ciri seorang muslim. Jika ingin Allah menyayangi maka tebarkan kasih sayang-Nya.

Kedua, Bersyukur dan Bekerja Maksimal. Bahwa jika ada zat yang layak dipuji, maka ia adalah Allah. Segala puji bagi Allah. Keberadaan-Nya layak dipuji. Dia Tuhan seluruh alam, juga layak dipuji. Dia Tuhan yang menciptakan, Tuhan Pemberi rezeki. Dia tidak memerlukan hamba dan hamba memerlukan-Nya. Manusia yang bijak adalah manusia yang tahu berterima kasih dan bersyukur. Cara bersyukur ialah meyakini dalam hati, mengucapkan dengan lisan dan juga dengan beraksi dengan perbuatan. Wujud nyata syukur dapat dilihat dengan maksimal dalam bekerja. Sebagaimana Firman Allah, "Bekerjalah wahai keluarga Daud untuk bersyukur kepada Allah. Dan sedikit sekali dari hamba-hamba-Ku yang bersyukur". (Saba':13).

Ketiga, Harus Lebih Baik dan Tebar Kasih, Bahwa diulangi nama terbaik-Nya Yang Maha Pengasih, Maha Penyayang, karena rahmat dan kasih-Nya lebih dominan daripada murka-Nya. Ini semua mempunyai hikmah bahwa Allah menginginkan muslim untuk menjadi makhluk yang melakukan terbaik dalam bingkai kasih sayang.

Keempat, Orientasi Jauh ke Depan: Akhirat. Allah sebagai Pemilik hari pembalasan adalah salah satu alasan kenapa muslim mmuji-Nya. Dia sebagai Zat yang adil dan rahmat, memperlakukan muslim dengan rahmat dan memperlakukan kafir dengan adil. Muslim juga masuk surga semata berkat rahmat-Nya. Bahwa Muslim yang berorientasi akhirat, dunia pasti dia dapat. Manusia yang berorientasi dunia, tidak akan mendapatkan akhirat.

Kelima, Meyakini bahwa Hidup ini adalah pengabdian pada Allah. Hanya kepada Allah kita menyembah dan beribadah serta tidak menyekutukannya dengan apapun. Ini semua tidak akan terjadi tanpa pertolongan-Nya. Hanya kepada Dia kita mohon pertolongan. Kebergantungan makhluk kepada Khalik adalah kebergantungan membahagiakan. Dia kekal dan abadi. Sebaliknya kebergantungan makhluk terhadap makhluk lain sangat menyengsarakan. Karena makhluk tidak kekal dan abadi. Hari ini kuat esok dapat lemah dan punah. Sehingga hidup ini indah jika orientasinya Lillah.

Keenam, terus berdoa. Doa kesuksesan sejati ialah : "Tunjukilah kami jalan yang lurus, menuju rida dan surga-Mu, dengan tetap mengikuti perintah dan menjauhi larangan. Jalan yang membahagiakan seperti orang-orang yang telah Allah beri nikmat bukan jalan yang menyengsarakan seperti mereka yang dimurkai dan bukan pula jalan mereka yang sesat.

Setelah kehidupan maka nikmat kedua terbesar ialah nikmat hidayah. Mengenai hidayah, ulama membaginya menjadi dua hidayah umum dan khas. Hidayah umum adalah ilham (naluri), petunjuk alat indera, akal, dan agama. Sedangkan hidayah khusus adalah hidayah at-taufiq. Seorang Muslim adalah orang yang sadar bahwa setiap detiknya memerlukan petunjuk dari Allah dalam segala permasalahannya. Oleh karena itu, ia senantiasa berdoa dalam segala episode kehidupan. Bukankah Rasul menghiasi hidupnya dengan doa?

Penutup
Al-Fatihah adalah surah pertama dari mushaf al-quran. Di samping itu, ia adalah surat yang paling sering dibaca oleh setiap muslim. Sebagai ummul quran, di dalamnya terdapat kiat-kiat memaknai kehidupan. Kiat tersebut memahamkan kita bahwa menjadi muslim adalah menjadi manusia yang bahagia, karena dia mengetahui tujuan dan memiliki jalan yang nikmat untuk mencapai tujuan itu. Wallahua'lam. (h)

Keterangan : dimuat di Harian SIB , 23 september 2016
Link : http://hariansib.co/view/Mimbar-Agama-Islam/132785/Kiat-Memaknai-Kehidupan.html
 
Comments
0 Comments

Tidak ada komentar:

Posting Komentar