"Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang.
Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam. Maha Pemurah lagi Maha
Penyayang. Yang menguasai di Hari Pembalasan. Hanya Engkaulah yang
kami sembah, dan hanya kepada Engkaulah kami meminta pertolongan.
Tunjukilah kami jalan yang lurus,(yaitu) Jalan orang-orang yang telah
Engkau beri nikmat kepada mereka; bukan (jalan) mereka yang dimurkai dan
bukan (pula jalan) mereka yang sesat". (QS Al-Fatihah)
Bismillah
adalah pembuka surah al-Fatihah. Surah ini disebut juga induk al-Quran
terutama karena berisi tema-tema pokok al-Quran. Nama Allah adalah tema
utama dalam al-Quran yang dikemukakan dalam ayat, kuasa, kasih sayang,
perintah dan larangan-Nya. Kemudian setelah itu, tema pokok al-Quran
adalah alam sebagai kuasa penciptaan dan perlindungan Allah (rabb
al-'alamin), tergelarnya semesta sebagai wujud kasih sayang Allah
(al-rahman al-rahim), dan prinsip keterbatasan selain Allah yang akan
berakhir pada hari pembalasan (malik yaum al-din).
Surah
al-Fatihah membuka wawasan manusia akan keberadaan Allah dengan seluruh
tindakan-Nya yang tak terhingga, Penguasaan yang tak terhingga (Rabb),
kasih sayang yang tak terbatas (al-rahman al-rahim), dan kuasa atas
waktu (malik yaum al-din) menjadi pembuka bagi penerimaan manusia bagi
Allah. Ketiganya merupakan hal yang tidak bisa dilakukan manusia dan
karenanya paling dibutuhkan manusia. Pun, tidak ada yang memiliki
ketiganya sekaligus kecuali Allah.
Kesadaran atas ketiga hal ini
mendorong manusia untuk bergantung pada Allah dan beribadah padanya,
seraya mengatakan, "Hanya kepada Engkaulah kami menyembah dan hanya
kepada Engkaulah kami mohon pertolongan." (QS 1:5).
Dalam dua
ayat terakhir ditegaskan perlunya memohon pada Allah untuk membimbing di
jalan lega (shirath) yang secara cepat langsung menuju kebahagiaan
(al-mustaqim). Jalan itu adalah jalan yang pernah Allah berikan kepada
para nabi, rasul, siddiqin, sholihin dan syuhada. Inilah pembuka
al-Quran tentang tauhid yang sangat sederhana, namun mendasari semua
uraian lainnya dalam al-Quran.
Dalam Tafsir Inspirasi, ada 6 kiat memaknai kehidupan yang terinspirasi dari surah al-Fatihah.
Pertama,
Mulai dengan Nama Allah. Bahwa Dengan Nama Allah Yang Maha Pengasih,
Maha Penyayang seorang muslim memulai segala sesuatu. Dia memohon dan
berserah kepada Allah. Memulai apapun dalam bingkai kasih sayang adalah
ciri seorang muslim. Jika ingin Allah menyayangi maka tebarkan kasih
sayang-Nya.
Kedua, Bersyukur dan Bekerja Maksimal. Bahwa jika
ada zat yang layak dipuji, maka ia adalah Allah. Segala puji bagi Allah.
Keberadaan-Nya layak dipuji. Dia Tuhan seluruh alam, juga layak dipuji.
Dia Tuhan yang menciptakan, Tuhan Pemberi rezeki. Dia tidak memerlukan
hamba dan hamba memerlukan-Nya. Manusia yang bijak adalah manusia yang
tahu berterima kasih dan bersyukur. Cara bersyukur ialah meyakini dalam
hati, mengucapkan dengan lisan dan juga dengan beraksi dengan perbuatan.
Wujud nyata syukur dapat dilihat dengan maksimal dalam bekerja.
Sebagaimana Firman Allah, "Bekerjalah wahai keluarga Daud untuk
bersyukur kepada Allah. Dan sedikit sekali dari hamba-hamba-Ku yang
bersyukur". (Saba':13).
Ketiga, Harus Lebih Baik dan Tebar Kasih,
Bahwa diulangi nama terbaik-Nya Yang Maha Pengasih, Maha Penyayang,
karena rahmat dan kasih-Nya lebih dominan daripada murka-Nya. Ini semua
mempunyai hikmah bahwa Allah menginginkan muslim untuk menjadi makhluk
yang melakukan terbaik dalam bingkai kasih sayang.
Keempat,
Orientasi Jauh ke Depan: Akhirat. Allah sebagai Pemilik hari pembalasan
adalah salah satu alasan kenapa muslim mmuji-Nya. Dia sebagai Zat yang
adil dan rahmat, memperlakukan muslim dengan rahmat dan memperlakukan
kafir dengan adil. Muslim juga masuk surga semata berkat rahmat-Nya.
Bahwa Muslim yang berorientasi akhirat, dunia pasti dia dapat. Manusia
yang berorientasi dunia, tidak akan mendapatkan akhirat.
Kelima,
Meyakini bahwa Hidup ini adalah pengabdian pada Allah. Hanya kepada
Allah kita menyembah dan beribadah serta tidak menyekutukannya dengan
apapun. Ini semua tidak akan terjadi tanpa pertolongan-Nya. Hanya kepada
Dia kita mohon pertolongan. Kebergantungan makhluk kepada Khalik adalah
kebergantungan membahagiakan. Dia kekal dan abadi. Sebaliknya
kebergantungan makhluk terhadap makhluk lain sangat menyengsarakan.
Karena makhluk tidak kekal dan abadi. Hari ini kuat esok dapat lemah dan
punah. Sehingga hidup ini indah jika orientasinya Lillah.
Keenam,
terus berdoa. Doa kesuksesan sejati ialah : "Tunjukilah kami jalan yang
lurus, menuju rida dan surga-Mu, dengan tetap mengikuti perintah dan
menjauhi larangan. Jalan yang membahagiakan seperti orang-orang yang
telah Allah beri nikmat bukan jalan yang menyengsarakan seperti mereka
yang dimurkai dan bukan pula jalan mereka yang sesat.
Setelah
kehidupan maka nikmat kedua terbesar ialah nikmat hidayah. Mengenai
hidayah, ulama membaginya menjadi dua hidayah umum dan khas. Hidayah
umum adalah ilham (naluri), petunjuk alat indera, akal, dan agama.
Sedangkan hidayah khusus adalah hidayah at-taufiq. Seorang Muslim adalah
orang yang sadar bahwa setiap detiknya memerlukan petunjuk dari Allah
dalam segala permasalahannya. Oleh karena itu, ia senantiasa berdoa
dalam segala episode kehidupan. Bukankah Rasul menghiasi hidupnya dengan
doa?
Penutup
Al-Fatihah adalah surah pertama dari mushaf
al-quran. Di samping itu, ia adalah surat yang paling sering dibaca oleh
setiap muslim. Sebagai ummul quran, di dalamnya terdapat kiat-kiat
memaknai kehidupan. Kiat tersebut memahamkan kita bahwa menjadi muslim
adalah menjadi manusia yang bahagia, karena dia mengetahui tujuan dan
memiliki jalan yang nikmat untuk mencapai tujuan itu. Wallahua'lam. (h)
Keterangan : dimuat di Harian SIB , 23 september 2016
Link : http://hariansib.co/view/Mimbar-Agama-Islam/132785/Kiat-Memaknai-Kehidupan.html