Selasa, 22 Oktober 2013

hizbullah atau hizbusysyithan?

Subhanallah…

Mari intropeksi diri lagi, apakah kita ini tergolong hizbullah atau hizbu syaithan? Hizbusysyaithan ialah golongan yang dikuasai oleh syetan tersebab melupakan ketaatan pada-Nya Yang Maha Pengasih dan mereka berpaling dari iman dan al-Qur
an. Mereka terdiri dari kaum kafir dan munafik.

Kaum munafik ialah mereka yang menjadikan kaum Yahudi atau orang yang dimurkai Allah sebagai teman setia. Namun mereka mengaku, bahkan bersumpah bahwa mereka adalah orang beriman. Sumpah mereka hanya tameng akan kekufuran mereka. Pengakuan mereka hanya di mulut.

Adalah Abdullah bin Nabtal , sosok yang merupakan asbab turunnya ayat 14 dan 18 surah al-Mujadilah. Ia adalah sosok munafik yang menyampaikan berita penting yang seharusnya dirahasiakan kepada orang Yahudi. Begitulah sifat kaum munafik, ia pada hakikatnya bukan kaum mukminin namun bukan pula Yahudi. Ia bersumpah Ia muslim demi menyelamatkan diri, namun masih saja berteman setia, berkomplot pada orang kafir agar Islam tidak jaya, mereka tidak senang pada Islam.

Pelajaran bagi kita agar memperbaiki diri agar menghilangkan sifat munafik dalam diri. Bagi kita yang mengaku Islam namun masih saja percaya pada hal-hal yang berbau kemusyrikan. Bagi kita yang mengaku beriman namun tetap saja tidak melepaskan diri dari hal-hal kekufuran, dekat dengan dukun, jimat. Begitu pula, mengaku Islam namun tidak ada ukhuwahnya kepada sesama muslim, bahkan berakrab ria dengan kaum yang durhaka pada-Nya. dsb..

Semoga kita terhindar dari sifat munafik. Karena bahayanya sifat munafik bisa melekat sampai hari bertemu Allah. Bahkan mereka (kaum munafik ) bersumpah pada Allah bahwa mereka adalah orang beriman. Mereka menyangka hal itu berguna bagi mereka.

Ibnu Asyur saat mentadabburi ayat 18 surah Mujadilah mengatakan bahwa ayat ini menunjukkan betapa dalamnya kemunafikan itu menancap di dalam diri mereka dan tetap bertahan di dalam ruh mereka hingga mereka dibangkitkan dari kubur. Karena jiwa mereka keluar dari alam dunia dengan menyandang perilaku itu. Karena jiwa manusia hanya dapat memperoleh penyucian atau kekotoran selama di alam pembebanan (dunia).

Subhanallah..

Karena itu, mestilah bagi kita untuk segera mengikis sifat nifaq dalam diri.

Begitulah hizbusy-syaithan...

Sedangkan hizbullah itu ialah orang yang loyalitasnya jelas, yakni pada Allah dan Rasul-Nya. mereka paham akan makna syahadatain dengan jelas. Hingga mereka paham materi al-wala wal-baro. Mereka mengingkari, membenci, memusuhi bahkan memerangi kekufuran. Tiada kasih sayang bagi sesiapa yang menentang Allah dan Rasul-Nya, bahkan sekalipun mereka ialah bapak, anak, saudara ataupun keluarga mereka.

Allah di atas segalanya bagi kaum beriman. Loyalitas mereka hanya untuk Allah dan Rasul-Nya bukan untuk silsilah keturunan, ikatan kenegeraan, ikatan bisnis, dsb.

Dalam peperangan Badar, kaum beriman membuktikannya. Dalam Perang Badar banyak yang bertempur dengan saudara sendiri, keluarga sendiri bahkan ayah sendiri. Bahkan seorang Abu Ubaidah al-Jarrah membunuh ayahnya sendiri (dari golongan kafir) dalam peperangan Badar. Begitulah bahwa cinta seorang mukmin kepada Allah melebihi cintanya kepada orangtuanya. Begitulah kaum yang berwala’ pada Allah. begitulah kaum yang diridhoi itu. begitulah hizbullah..

Subhanallah..

Semoga Allah meneguhkan makna syahadatain dalam diri kita. Semoga Allah menjadikan kita tergolong hizbullah...

Aamiin
Comments
0 Comments

Tidak ada komentar:

Posting Komentar