Subhanallah…
Mari
intropeksi diri lagi, apakah kita ini tergolong hizbullah atau hizbu
syaithan? Hizbusysyaithan ialah golongan yang dikuasai oleh syetan
tersebab melupakan ketaatan pada-Nya Yang Maha Pengasih dan mereka
berpaling dari iman dan al-Quran. Mereka terdiri dari kaum kafir dan munafik.
Kaum
munafik ialah mereka yang menjadikan kaum Yahudi atau orang yang
dimurkai Allah sebagai teman setia. Namun mereka mengaku, bahkan
bersumpah bahwa mereka adalah orang beriman. Sumpah mereka hanya tameng
akan kekufuran mereka. Pengakuan mereka hanya di mulut.
Adalah
Abdullah bin Nabtal , sosok yang merupakan asbab turunnya ayat 14 dan
18 surah al-Mujadilah. Ia adalah sosok munafik yang menyampaikan berita
penting yang seharusnya dirahasiakan kepada orang Yahudi. Begitulah
sifat kaum munafik, ia pada hakikatnya bukan kaum mukminin namun bukan
pula Yahudi. Ia bersumpah Ia muslim demi menyelamatkan diri, namun masih
saja berteman setia, berkomplot pada orang kafir agar Islam tidak jaya,
mereka tidak senang pada Islam.
Pelajaran
bagi kita agar memperbaiki diri agar menghilangkan sifat munafik dalam
diri. Bagi kita yang mengaku Islam namun masih saja percaya pada
hal-hal yang berbau kemusyrikan. Bagi kita yang mengaku beriman namun
tetap saja tidak melepaskan diri dari hal-hal kekufuran, dekat dengan
dukun, jimat. Begitu pula, mengaku Islam namun tidak ada ukhuwahnya
kepada sesama muslim, bahkan berakrab ria dengan kaum yang durhaka
pada-Nya. dsb..
Semoga
kita terhindar dari sifat munafik. Karena bahayanya sifat munafik bisa
melekat sampai hari bertemu Allah. Bahkan mereka (kaum munafik )
bersumpah pada Allah bahwa mereka adalah orang beriman. Mereka
menyangka hal itu berguna bagi mereka.
Ibnu
Asyur saat mentadabburi ayat 18 surah Mujadilah mengatakan bahwa ayat
ini menunjukkan betapa dalamnya kemunafikan itu menancap di dalam diri
mereka dan tetap bertahan di dalam ruh mereka hingga mereka dibangkitkan
dari kubur. Karena jiwa mereka keluar dari alam dunia dengan menyandang
perilaku itu. Karena jiwa manusia hanya dapat memperoleh penyucian atau
kekotoran selama di alam pembebanan (dunia).
Subhanallah..
Karena itu, mestilah bagi kita untuk segera mengikis sifat nifaq dalam diri.
Begitulah hizbusy-syaithan...
Sedangkan
hizbullah itu ialah orang yang loyalitasnya jelas, yakni pada Allah dan
Rasul-Nya. mereka paham akan makna syahadatain dengan jelas. Hingga
mereka paham materi al-wala wal-baro. Mereka mengingkari, membenci,
memusuhi bahkan memerangi kekufuran. Tiada kasih sayang bagi sesiapa
yang menentang Allah dan Rasul-Nya, bahkan sekalipun mereka ialah bapak,
anak, saudara ataupun keluarga mereka.
Allah
di atas segalanya bagi kaum beriman. Loyalitas mereka hanya untuk Allah
dan Rasul-Nya bukan untuk silsilah keturunan, ikatan kenegeraan, ikatan
bisnis, dsb.
Dalam
peperangan Badar, kaum beriman membuktikannya. Dalam Perang Badar
banyak yang bertempur dengan saudara sendiri, keluarga sendiri bahkan
ayah sendiri. Bahkan seorang Abu Ubaidah al-Jarrah membunuh ayahnya
sendiri (dari golongan kafir) dalam peperangan Badar. Begitulah bahwa
cinta seorang mukmin kepada Allah melebihi cintanya kepada orangtuanya.
Begitulah kaum yang berwala’ pada Allah. begitulah kaum yang diridhoi
itu. begitulah hizbullah..
Subhanallah..
Semoga Allah meneguhkan makna syahadatain dalam diri kita. Semoga Allah menjadikan kita tergolong hizbullah...
Aamiin