Subhanallah…
Ternyata,
rezeki kita sudah tertulis di Lauhul Mahfuzh, begitupula jodoh (karena
termasuk). Jadi, pada prinsipnya, mau diambil dari jalan halal maupun
haram, dari jalan yang murni ataupun korupsi, dari jalan taaruf maupun
zina, maka dapatnya segitu juga ataupun yang itu juga…
Subhanallah..
Sehingga
yang terpenting bagi kita ternyata, bukan BERAPA besar jumlah nominal
rezeki kita atau dengan SIAPA kita kan bersanding, karena berapa atau
siapapun sudah tercatat dan telah kering pena itu, namun yang terpenting
adalah BAGAIMANA Allah memberikannya pada kita, apakah dengan mesra
atau murka??
Yakni bagaimana kita memperoleh dan menemukan rezeki kita itu, apakah sesuai yang Allah harapkan atau melenceng dari pedoman….
Karena
ukiran ikhtiyar penuh kerja keras atau cerdas serta doa yang penuh
harap dan ikhlas di atas jalan bimbingan itulah , yang menyebabkan
tingkat “ahsanu amala” kita berbeda…
semoga Allah mempertemukan kita dengan rezeki dan jodoh di jalan penjemputan yang indah..
Aamiin..
Wallahu’alam..