Rabu, 16 Oktober 2013

khusyu'


Dalam suatu riwayat dikemukakan, ketika para sahabat Nabi shalallahu ‘alaihi wa salam tampak sedang bersenda gurau dan tertawa-tawa, turunlah ayat 16 surah al-Hadid mengingatkan mereka agar selalu ingat pada Allah. (Diriwayatkan Ibnu Abi Syaibah , hampir mirip dengan riwayat dari Ibnu Abi Hatim).

Dalam riwayat lain dikemukakan bahwa ketika para sahabat Nabi shalallahu ‘alaihi wa salam (sewaktu Hijrah dari Mekkah) sampai di Madinah, mereka menderita penghidupan yang pahit. Mereka merasa lemah lunglai dalam kehidupan sehari-hari dan berbakti kepada Allah tidak seperti sedia kala. Maka ayat 16 surah al-Hadid mengingatkan mereka untuk lebih khusyu’ kepada Allah….

Subhanallah..
Allah memerintahkan orang beriman agar senantiasa melembutkan hatinya dengan berzikir pada-Nya serta khusyu’ dalam mendengarkan al-Quran maupun khusyu’ dalam beragama. Allah juga melarang untuk menyerupai para Ahli Kitab dalam kekerasan hati, yang tatkala berlalu masa yang panjang, mereka pun mengubah, mengganti, menyelewengkan agama Allah.

Mereka tidak taat pada Allah. Karena itu, Allah mengajak insan beriman untuk takut dan khusyu’ , berzikir, dan menghindar dari lalai atau memperkeras hati, salah satunya mengurangi becanda dan kebanyakan tertawa.

Khusyu’ itu akan membuat segala ibadah penuh kenikmatan.  Bila hidup atau ibadah dijalani dengan kekhusyu’an kepada Rabb semesta, maka merupakan keniscayaan hidupnya akan penuh ketentraman. Sedang banyak bercanda, lama kelamaan hati terkeraskan, juga akan hidup dalam keterlalaian.  Apalagi becanda dalam menyangkut hal-hal yang berkaitan dengan Islam. Bahkan bila terlalu banyak bercanda, manusia akan sepele terhadap ajaran Islam bahkan menyelewengkan agamanya. Na’udzubillah...

Tentang Khusyu’ , Ibnu Taimiyah berkata, “Khusyu’ mengandung dua makna; pertama rendah hati dan penghinaan diri, dan yang kedua adalah ketenangan dan ketentraman. Hal itulah yang melahirkan kelembutan hati dan meniadakan kerasnya hati tersebut. Oleh karena itu kekhusyu’an hati mencakup ketundukan hati untuk beribadah kepada Allah dan juga ketenangannya…”

Sahl bin Abdullah mengatakan, “Barangsiapa yang hatinya khusyu’ niscaya syaitan tidak akan berani mendekatinya.”

Memang kekhusyu’an sejati amat sulit sekali didapati. Bahkan Nabi mengatakan bahwa yang hilang pertama sekali dari manusia adalah rasa khusyu’.

“Sesungguhnya yang pertama kali diangkat dari manusia adalah khusyu’.” (HR. Thabrani)

Khusyu’ yang hilang berujung pada penyelewengan manusia dari Agama Allah, akhirnya mereka beragama dengan membebek pada pendapat manusia yang cocok dengannya, sesuai seleranya.

Ibnu Katsir kala menafsirkan ayat 16 surah al-Hadid ini mengatakan, “Allah ta’ala melarang kaum beriman menyerupai orang-orang yang diberi Kitab sebelum mereka yaitu kaum Yahudi dan Nasrani, ketika waktu yang lama berlalu kemudian mereka pun mengganti dan merobah ayat-ayat dalam Kitab Allah yang ada di hadapan mereka dan mereka menjualnya dengan harga yang sangat murah, mereka mencampakkannya di belakang punggung-punggung mereka, mereka menyibukkan diri dengan pendapat-pendapat yang menyimpang serta dan ucapan-ucapan yang dusta, mereka membebek para tokoh dalam menjalani agama Allah, mereka menjadikan para pendeta dan rahib-rahib mereka sebagai sesembahan selain Allah, maka ketika itulah hati mereka menjadi keras, sehingga mereka tidak bisa menerima nasehat dan hati mereka tidak menjadi lembut ketika mendengar janji dan peringatan yang disampaikan.”

Subhanallah…
Mungkin , jujur kita mesti akui, kita belumlah orang yang khusyu’. Namun kita berharap Allah Melembutkan hati kita yang keras, Menjadikan kita insan yang khusyu’, tidak terlalu  banyak bercanda lagi.

Dan juga Semoga Allah menjauhkan kita  dari sok khusyu’ dan  khusyu’nya orang munafik.

Abu Darda’ radhiyallahu ‘anhu mengatakan, “Berlindungah kalian kepada Allah dari khusyu’nya orang munafiq!”. Maka ada orang yang bertanya, “Apakah yang dimaksud dengan khusyu’nya orang munafiq?”. Beliau menjawab, “Yaitu kamu melihat tubuh seseorang tampak khusyu’ namun sebenarnya hatinya tidak khusyu’.”

Ya Allah jadikan kami insan yang khusyu’
Comments
0 Comments

Tidak ada komentar:

Posting Komentar