Senin, 23 September 2013

ujian tak ubah pendirian kaum beriman

Allah subhanahu wa ta’ala berfirma dalam surat Muhammad ayat 31
“Dan sesungguhnya Kami benar-benar akan menguji kamu agar Kami mengetahui orang-orang yang berjihad dan bersabar di antara kamu dan agar Kami menyatakan (baik buruknya) hal ihwalmu.” (TQS
Muhammad 31)

Al-Hafidz Imam Adz-Dzahabi pernah mengomentari ujian yang menimpa Imam Malik dan mengaitkannya dengan ayat ini. Lalu ia mengatakan, “Apabila seorang mukmin mendapat ujian, ia harus bersabar, mengambil pelajaran, memohon ampun kepada Allah dan tidak sibuk mencela orang yang berbuat jahat kepadanya. Kemudian ia harus bersyukur kepada Allah atas keselamatan agamanya dan meyakini bahwa hukuman di dunia lebih ringan dan lebih baik baginya.”

Subhanallah...
Sebagaimana diketahui bersama bahwa ujian yang menimpa Imam Malik rahimahullah ialah bahwa beliau ditangkap pihak penguasa karena mengeluarkan fatwa yang tidak sesuai dengan keinginan mereka. Yakni isteri yang diceraikan secara paksa tidak jatuh talaknya. Lantas kemudian, karena mempertahankan fatwanya itu, Sang Imam dihukum dera kemudian diikat di tali dan dinaikkan ke atas punggung unta dan diarak keliling kota. Kemudian sang Imam diminta menarik kembali fatwanya setelah itu.

Namun, sang Imam tetap mempetahankan kebenaran. Akhirnya beliau disebat sebanyak 70 kali hingga tulang belakangnya hampir patah.

Subhanallah..
Jalan kebenaran ternyata bukan hanya bertabur bunga saja. Jalan dakwah penuh ujian. Generasi awal ummat ini, masa tabi’in , Imam mazhab hingga sekarang ini senantiasa diwarnai dengan ujian. Nabi shalallahu ‘alaihi wa salam sendiri pernah dicekik leher dari belakang, ditaburi kepalanya dengan kotoran dan debu, dilempari satu kota dengan batu diusir dari negerinya sendiri, dst. Khabab bin Art dibaringkan di atas bara api hingga api tersebut padam oleh punggungnya. Bilal bin Rabah di ada dadanya batu besar di hari yang panas hingga sore hari juga disiksa. Abu Fakihah disiksa dengan kejam di padang pasir oleh majikannya Umayyah bin Khalaf. Tangan dan lehernya dibelenggu lalau dibawa ke padang pasir diang hari tatkala hari sedang sangat panas. Dia diterlentangkan, sebuah batu besar diletakkan di atas perutnya sehingga kesulitan bernafas dan lidahnya menjulur keluar. Mushab bin Umair diusir ibunya dan tidak diberi makan, padahal dahulunya Mush’ab terkenal sebagai pemuda yang mewah. Keluarga Yasir disiksa. Sumayyah (Ibunya Ammar) ditusuk kemaluannya hingga syahid. Dst.

Begitupula Imam mazhab, Imam Abu Hanifah diracun, Imam Malik diarak keliling kota, dicambuk hingga tulang belakang hampir patah, Imam Syafii ditangkap dan dirantai, Imam Ahmad dicambuk dan dipenjarakan. Dst..

Begitu juga kiranya di zaman kontemporer sekarang, para pejuang Islam kerap difitnah, dimusuhi, disiksa dan dipenjara.

Begitu banyak, kisah orang beriman yang memberikan pelajaran untuk kita bahwa jalan Iman jalan penuh ujian. Allah uji kaum beriman agar tampak jelas siapa yang benar imannya dan sabar dalam jihadnya. Allah menguji bagaimana ucapan dan tindakan mereka melalui kesusahan maupun kemudahan yang ditakdirkan-Nya kepada insan beriman.

Saat menyatakan beriman pada Allah dan Rasul-Nya tak lantas berleha-leha , menganggap tidak menjadi dosa berbuat maksiat setelah berikrar syahadat. Justru mesti terus taat dan jangan merusak pahala amal dengan syirik, riya’ , kibr , ujub dsb.

Semoga Allah menjadikan kita insan yang taat. Semoga Allah memberi kekuatan kepada kita dalam setiap ujian kehidupan.

Mungkin kita tidak sanggup sebagaiman kaum terdahulu namun semoga Allah menetapkan cinta kita pada mereka.

Dan Semoga celaan dan pujian, sanjungan dan siksaan, di jalan ketaatan tak akan merubah pendirian dan tujuan.

Aamiin

Wallahu’alam
Comments
0 Comments

Tidak ada komentar:

Posting Komentar