Allah subhanahu wa ta’ala berfirma dalam surat Muhammad ayat 31
“Dan
sesungguhnya Kami benar-benar akan menguji kamu agar Kami mengetahui
orang-orang yang berjihad dan bersabar di antara kamu dan agar Kami
menyatakan (baik buruknya) hal ihwalmu.” (TQS Muhammad 31)
Al-Hafidz
Imam Adz-Dzahabi pernah mengomentari ujian yang menimpa Imam Malik dan
mengaitkannya dengan ayat ini. Lalu ia mengatakan, “Apabila seorang
mukmin mendapat ujian, ia harus bersabar, mengambil pelajaran, memohon
ampun kepada Allah dan tidak sibuk mencela orang yang berbuat jahat
kepadanya. Kemudian ia harus bersyukur kepada Allah atas keselamatan
agamanya dan meyakini bahwa hukuman di dunia lebih ringan dan lebih baik
baginya.”
Subhanallah...
Sebagaimana
diketahui bersama bahwa ujian yang menimpa Imam Malik rahimahullah
ialah bahwa beliau ditangkap pihak penguasa karena mengeluarkan fatwa
yang tidak sesuai dengan keinginan mereka. Yakni isteri yang diceraikan
secara paksa tidak jatuh talaknya. Lantas kemudian, karena
mempertahankan fatwanya itu, Sang Imam dihukum dera kemudian diikat di
tali dan dinaikkan ke atas punggung unta dan diarak keliling kota.
Kemudian sang Imam diminta menarik kembali fatwanya setelah itu.
Namun, sang Imam tetap mempetahankan kebenaran. Akhirnya beliau disebat sebanyak 70 kali hingga tulang belakangnya hampir patah.
Subhanallah..
Jalan
kebenaran ternyata bukan hanya bertabur bunga saja. Jalan dakwah penuh
ujian. Generasi awal ummat ini, masa tabi’in , Imam mazhab hingga
sekarang ini senantiasa diwarnai dengan ujian. Nabi shalallahu ‘alaihi
wa salam sendiri pernah dicekik leher dari belakang, ditaburi kepalanya
dengan kotoran dan debu, dilempari satu kota dengan batu diusir dari
negerinya sendiri, dst. Khabab bin Art dibaringkan di atas bara api
hingga api tersebut padam oleh punggungnya. Bilal bin Rabah di ada
dadanya batu besar di hari yang panas hingga sore hari juga disiksa. Abu
Fakihah disiksa dengan kejam di padang pasir oleh majikannya Umayyah
bin Khalaf. Tangan dan lehernya dibelenggu lalau dibawa ke padang pasir
diang hari tatkala hari sedang sangat panas. Dia diterlentangkan, sebuah
batu besar diletakkan di atas perutnya sehingga kesulitan bernafas dan
lidahnya menjulur keluar. Mushab bin Umair diusir ibunya dan tidak
diberi makan, padahal dahulunya Mush’ab terkenal sebagai pemuda yang
mewah. Keluarga Yasir disiksa. Sumayyah (Ibunya Ammar) ditusuk
kemaluannya hingga syahid. Dst.
Begitupula
Imam mazhab, Imam Abu Hanifah diracun, Imam Malik diarak keliling kota,
dicambuk hingga tulang belakang hampir patah, Imam Syafii ditangkap dan
dirantai, Imam Ahmad dicambuk dan dipenjarakan. Dst..
Begitu juga kiranya di zaman kontemporer sekarang, para pejuang Islam kerap difitnah, dimusuhi, disiksa dan dipenjara.
Begitu
banyak, kisah orang beriman yang memberikan pelajaran untuk kita bahwa
jalan Iman jalan penuh ujian. Allah uji kaum beriman agar tampak jelas
siapa yang benar imannya dan sabar dalam jihadnya. Allah menguji
bagaimana ucapan dan tindakan mereka melalui kesusahan maupun kemudahan
yang ditakdirkan-Nya kepada insan beriman.
Saat
menyatakan beriman pada Allah dan Rasul-Nya tak lantas berleha-leha ,
menganggap tidak menjadi dosa berbuat maksiat setelah berikrar syahadat.
Justru mesti terus taat dan jangan merusak pahala amal dengan syirik,
riya’ , kibr , ujub dsb.
Semoga Allah menjadikan kita insan yang taat. Semoga Allah memberi kekuatan kepada kita dalam setiap ujian kehidupan.
Mungkin kita tidak sanggup sebagaiman kaum terdahulu namun semoga Allah menetapkan cinta kita pada mereka.
Dan Semoga celaan dan pujian, sanjungan dan siksaan, di jalan ketaatan tak akan merubah pendirian dan tujuan.
Aamiin
Wallahu’alam