Rabu, 07 Agustus 2013

wahai yang melampaui batas

“Katakanlah: “Hai hamba-hamba-Ku yang malampaui batas terhadap diri mereka sendiri, janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya. Sesungguhnya Dia-lah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.”

Subhan
allah…
Sebuah panggilan mesra bagi hamba Allah yang banyak berbuat dosa dan sangat keterlaluan dalam bermaksiat pada-Nya , buat para pembunuh, pezina, pengguna narkoba, pencuri dsb... agar tidak berputus asa atas terhadap rahmat-Nya akibat sudah terlalu banyak dosa dan noda yang dikerjakan karena sungguh rahmat dan kasih sayang-Nya sangat luas dan kemurahan-Nya sangat besar.

Bahwa Allah akan Mengampuni semua dosa dan memaafkan segala kesalahan orang yang bertaubat dan menyesali kesalahannya itu. Bahkan Allah gembira menyambut ‘kepulangannya’. Akan Allah ganti segala keburukan-keterpurukan dahulu dengan kebaikan perbaikan. Rintih tangis pentaubat lebih Allah cinta daripada tasbih si taat.

Subhanallah...
Seandainya taubat bukan hal yang paling disukai Allah, niscaya Dia tidak akan menguji makhluk yang mulia (Nabi Adam ‘alaihissalam) dengan kesalahan. Bahkan Nabi shalallahu ‘alaihi wa salam pernah bersabda bersabda: ”Demi jiwaku yang ada di tangan-Nya, jika kamu tidak pernah berbuat dosa, maka Allah akan mematikan kamu dan menggantikannya dengan suatu kaum yang berbuat dosa kemudian mereka meminta ampun kepada-Nya, kemudian Allah akan mengampuni mereka.”

Dalam hadist Qudsy, Allah berfirman: ”Wahai para hamba-Ku, sesungguhnya kamu membuat kesalahan pada waktu malam dan siang, dan Aku mengampuni dosa-dosa semuanya, maka memohon ampunlah kamu kepada-Ku, niscaya Aku mengampunimu."

Allah berfirman : ” Wahai anak adam, walaupun dosa kamu mencapai setinggi langit , kemudian kamu beristighfar memohon ampun kepada –Ku, maka niscaya Aku ampuni kamu, dan Aku tidak peduli. ”

Karenanya jangan berputus asa layaknya Iblis yang putus asa, sehingga terjuluki “Ar-Rojim”. Namun teruslah berbaik sangka dan bertaubat seperti Nabi Adam ‘alaihissalam.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, “Setiap anak Adam pasti sering melakukan dosa dan kesalahan, dan sebaik-baik orang yang berdosa adalah orang yang rajin bertaubat”

Subhanallah..
Ampunan Allah senantiasa melimpah ruah sebanyak apapun dosa sang hamba. Allah Maha Menerima Taubat, Karunia, Penutupan Aib, ampunan Allah senantiasa disediakan dan dianugerahkan pada hamba-hamba-Nya.

Betapa gembira kita dengan ayat ini, maka hendaklah berbaik sangka pada Allah, tidak berputus asa terhadap rahmat Allah betapapun besar dosa dan maksiat yang telah dilakukan. Hendaklah kita bertaubat dan kembali serta memohon ampunan pada Pencipta.

Pantaslah orang bertaubat mendapat nikmat, layaklah orang yang kembali mendapat damai dan karunia agung ini. Betapa gembira orang yang mendengar seruan Maha Pengasih dan Maha Penyayang. Betapa bahagia menerima kemurahan Sang Maha Pengampun. Inilah ayat al-Quran paling diharapkan oleh kebanyakan ummat manusia...

Ibnu Umar berkata, “Kami pernah menganggap bahwa tobat seseorang yang menyeleweng dari Islam, bahkan meninggalkannya dengan penuh kesadaran, tidak akan diterima. Ketika Rasulullah tiba di Madinah turunlah ayat ini (Az-zumar : 53), yang menegaskan bahwa Allah akan Mengampuni dosa-dosa Hamba-Hamba-Nya walaupun telah melampaui batas.

Ibnu Taimiyah berkata mengenai ayat ini,
“Maksud ayat dari surat az-Zumar tersebut adalah larangan berputus asa dari rahmat Allah, meski dosa-dosa yang dilakukannya besar. Tidak diperbolehkan bagi siapapun untuk berputus asa dari rahmat Allah”

Sedangkan Ibnu Abbas mengatakan,
“Barangsiapa yang membuat seorang hamba berputus asa dari taubat setelah turunnya ayat ini, maka ia berarti telah menentang Kitabullah ‘azza wa jalla. Akan tetapi seorang hamba tidak mampu untuk bertaubat sampai Allah memberi taufik padanya untuk bertaubat.”

Dan Ibnu al-Qayyim berkata:
“Jika Allah menginginkan kebaikan pada hamba-Nya, maka Dia akan membukakan baginya pintu-pintu taubat, penyesalan, rasa bersalah, hina, membutuhkan, meminta pertolongan kepada-Nya, keinginan kembali kepada-Nya, rendah diri, berdoa, dan mendekatkan diri kepada-Nya dengan melakukan amal kebaikan. Dosa itu tidak menjadi sebab turun rahmat-Nya, hingga musuh Allah berkata: ‘Andai aku meninggalkannya dan tidak melakukannya’…”

Subhanallah..
Kala kita yang terjerembab dalam kemaksiatan, janganlah tertanam dalam diri, “Ah, sepertinya Aku dah bernasib sebagai pendosa, sepertinya sulit diampuni , kuteruskanlah...dsb” itulah ciri keputusasaan.

Sedang bila kita melihat saudara kita terjerembab nista, jangan pula kita langsung memvonis, “Ia ahli neraka” “ga terampuni lagi tuh”. Berani-beraninya kita durhaka pada Allah. Na’udzubillah...

Malah Rasulullah senantiasa mengharapkan taubat bagi pendosa, seperti kisah beliau dengan Wahsyi, pembunuh Hamzah , paman Rasulullah di Perang Uhud. Mereka terus berbalas surat hingga akhirnya beliau mencantumkan ayat ini. Dan Wahsyi pun masuk Islam dan menjadi salah seorang pejuang Islam pembunuh Musailamah si Nabi palsu...

Subhanallah...

Seindah-indah anugerah adalah maghfirah. Semoga dosa-dosa kita, Allah Ampuni.

Aamiin
Wallahu’alam
Comments
0 Comments

Tidak ada komentar:

Posting Komentar