“Katakanlah:
“Hai hamba-hamba-Ku yang malampaui batas terhadap diri mereka sendiri,
janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah
mengampuni dosa-dosa semuanya. Sesungguhnya Dia-lah Yang Maha Pengampun
lagi Maha Penyayang.”
Subhanallah…
Sebuah
panggilan mesra bagi hamba Allah yang banyak berbuat dosa dan sangat
keterlaluan dalam bermaksiat pada-Nya , buat para pembunuh, pezina,
pengguna narkoba, pencuri dsb... agar tidak berputus asa atas terhadap
rahmat-Nya akibat sudah terlalu banyak dosa dan noda yang dikerjakan
karena sungguh rahmat dan kasih sayang-Nya sangat luas dan kemurahan-Nya
sangat besar.
Bahwa
Allah akan Mengampuni semua dosa dan memaafkan segala kesalahan orang
yang bertaubat dan menyesali kesalahannya itu. Bahkan Allah gembira
menyambut ‘kepulangannya’. Akan Allah ganti segala
keburukan-keterpurukan dahulu dengan kebaikan perbaikan. Rintih tangis
pentaubat lebih Allah cinta daripada tasbih si taat.
Subhanallah...
Seandainya
taubat bukan hal yang paling disukai Allah, niscaya Dia tidak akan
menguji makhluk yang mulia (Nabi Adam ‘alaihissalam) dengan kesalahan. Bahkan Nabi shalallahu ‘alaihi wa salam pernah bersabda bersabda:
”Demi jiwaku yang ada di tangan-Nya, jika kamu tidak pernah berbuat
dosa, maka Allah akan mematikan kamu dan menggantikannya dengan suatu
kaum yang berbuat dosa kemudian mereka meminta ampun kepada-Nya,
kemudian Allah akan mengampuni mereka.”
Dalam
hadist Qudsy, Allah berfirman: ”Wahai para hamba-Ku, sesungguhnya kamu
membuat kesalahan pada waktu malam dan siang, dan Aku mengampuni
dosa-dosa semuanya, maka memohon ampunlah kamu kepada-Ku, niscaya Aku
mengampunimu."
Allah
berfirman : ” Wahai anak adam, walaupun dosa kamu mencapai setinggi
langit , kemudian kamu beristighfar memohon ampun kepada –Ku, maka
niscaya Aku ampuni kamu, dan Aku tidak peduli. ”
Karenanya
jangan berputus asa layaknya Iblis yang putus asa, sehingga terjuluki
“Ar-Rojim”. Namun teruslah berbaik sangka dan bertaubat seperti Nabi
Adam ‘alaihissalam.
Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wa sallam, “Setiap anak Adam pasti sering melakukan
dosa dan kesalahan, dan sebaik-baik orang yang berdosa adalah orang
yang rajin bertaubat”
Subhanallah..
Ampunan
Allah senantiasa melimpah ruah sebanyak apapun dosa sang hamba. Allah
Maha Menerima Taubat, Karunia, Penutupan Aib, ampunan Allah senantiasa
disediakan dan dianugerahkan pada hamba-hamba-Nya.
Betapa
gembira kita dengan ayat ini, maka hendaklah berbaik sangka pada Allah,
tidak berputus asa terhadap rahmat Allah betapapun besar dosa dan
maksiat yang telah dilakukan. Hendaklah kita bertaubat dan kembali serta
memohon ampunan pada Pencipta.
Pantaslah
orang bertaubat mendapat nikmat, layaklah orang yang kembali mendapat
damai dan karunia agung ini. Betapa gembira orang yang mendengar seruan
Maha Pengasih dan Maha Penyayang. Betapa bahagia menerima kemurahan Sang
Maha Pengampun. Inilah ayat al-Quran paling diharapkan oleh kebanyakan
ummat manusia...
Ibnu
Umar berkata, “Kami pernah menganggap bahwa tobat seseorang yang
menyeleweng dari Islam, bahkan meninggalkannya dengan penuh kesadaran,
tidak akan diterima. Ketika Rasulullah tiba di Madinah turunlah ayat ini
(Az-zumar : 53), yang menegaskan bahwa Allah akan Mengampuni dosa-dosa
Hamba-Hamba-Nya walaupun telah melampaui batas.
Ibnu Taimiyah berkata mengenai ayat ini,
“Maksud
ayat dari surat az-Zumar tersebut adalah larangan berputus asa dari
rahmat Allah, meski dosa-dosa yang dilakukannya besar. Tidak
diperbolehkan bagi siapapun untuk berputus asa dari rahmat Allah”
Sedangkan Ibnu Abbas mengatakan,
“Barangsiapa
yang membuat seorang hamba berputus asa dari taubat setelah turunnya
ayat ini, maka ia berarti telah menentang Kitabullah ‘azza wa jalla.
Akan tetapi seorang hamba tidak mampu untuk bertaubat sampai Allah
memberi taufik padanya untuk bertaubat.”
Dan Ibnu al-Qayyim berkata:
“Jika
Allah menginginkan kebaikan pada hamba-Nya, maka Dia akan membukakan
baginya pintu-pintu taubat, penyesalan, rasa bersalah, hina,
membutuhkan, meminta pertolongan kepada-Nya, keinginan kembali
kepada-Nya, rendah diri, berdoa, dan mendekatkan diri kepada-Nya dengan
melakukan amal kebaikan. Dosa itu tidak menjadi sebab turun rahmat-Nya,
hingga musuh Allah berkata: ‘Andai aku meninggalkannya dan tidak
melakukannya’…”
Subhanallah..
Kala
kita yang terjerembab dalam kemaksiatan, janganlah tertanam dalam diri,
“Ah, sepertinya Aku dah bernasib sebagai pendosa, sepertinya sulit
diampuni , kuteruskanlah...dsb” itulah ciri keputusasaan.
Sedang
bila kita melihat saudara kita terjerembab nista, jangan pula kita
langsung memvonis, “Ia ahli neraka” “ga terampuni lagi tuh”.
Berani-beraninya kita durhaka pada Allah. Na’udzubillah...
Malah
Rasulullah senantiasa mengharapkan taubat bagi pendosa, seperti kisah
beliau dengan Wahsyi, pembunuh Hamzah , paman Rasulullah di Perang Uhud.
Mereka terus berbalas surat hingga akhirnya beliau mencantumkan ayat
ini. Dan Wahsyi pun masuk Islam dan menjadi salah seorang pejuang Islam
pembunuh Musailamah si Nabi palsu...
Subhanallah...
Seindah-indah anugerah adalah maghfirah. Semoga dosa-dosa kita, Allah Ampuni.
Aamiin
Wallahu’alam