Subhanallah..
Sifat
kebanyakan insan kala ditimpa ujian dan cobaan, ia kembali kepada
Tuhan, berdoa penuh keikhlasan, memohonkan kelapangan atas penderitaan.
Namun bila sudah hilang gundah dan resah , kemudian datanglah kelapangan
dan kemudahan setelahnya,
ia lupa pada-Nya. Setelah menderita jadi kaya, setelah sakit jadi
sembuh, setelah rugi jadi untung dsb, bukannya bersyukur pada-Nya malah
melupa. Ia berkata bahwa dia diberi kelapangan, kemewahan dan kemudahan
tidak lain karena memang berhak mendapatkannya atau karena ia tahu
segala upaya dan cara memperolehnya. Sebuah ungkapan kekeliruan, kalimat
‘warisan’ Qorun yang ditenggelamkan..
Na’udzubillah..
Padahal
perputaran roda kehidupan, hanya ujian dan cobaan dari Tuhan agar
tampak mana yang syukur mana yang kufur, mana yang benar dan yang dusta.
Sayangnya manusia banyak terlalaikan, tidak tahu dan tidak mau
memahami...
Karena
sungguh harta maupun keluarga besar tidaklah berarti apa-apa di mata
Tuhan, tidaklah dapat itu menjadi tebusan agar diri selamat dan bahagia
bila tiada Iman.
Perputaran
roda kehidupan yang dibarengi Iman-lah, yang akan menghadirkan
kesabaran dalam kesulitan dan kesyukuran dalam kemudahan. Sebab Iman
memperkenalkan bahwa rezeki harta dan ‘karunia’ tidaklah mencerminkan
bahwa amalan dan kesalehan sebagaimana kesempitan rezeki maupun
kemiskinan tak lantas mencerminkan buruknya amal dan kedurhakaan. Semua
itu pada hakikatnya bukti luasnya kekuasaan dan kebijakan Tuhan...
Taqdir..
Tetapi
andaikata harta dan kuasa seseorang itu dibersamai juga oleh iman yang
mapan yang merembes pada dahsyatnya amalan , bisa jadi orang tersebut
lebih baik dan dicintai. Karena orang yang kuat dan taat lebih baik dan
dicinta daripada yang mukmin yang lemah. Begitupula seseorang yang masih
mengalami kesempitan, tak merasa tak dipedulikan, bukan berarti
diacuhkan Tuhan, hidup penuh penyesalan. Namun juga tak berarti ia mesti
stagnan. Ia harus terus berusaha meraih beragam kemanfaatan, sehingga
dapat meningkatkan kuantitas kebermanfaatan dan keutamaan. Yang
terpenting Iman. Iman-lah yang membawa ridha atas ketetapan sehingga
tidak terjerat oleh jebakan setan.
Semoga Allah menetapkan kita dalam kebaikan.
Aamiin
Wallahu’alam