Subhanallah…
Kala mentadabburi ayat 19 surah al-Mu’min,
“Allah Mengetahui (pandangan) mata yang khianat, dan apa yang disembunyikan oleh hati.” (QS Mu’min ayat 19)
Ibnu
Abbas berkata dan mencontohkan, “Dia adalah laki-laki yang lewat
seorang perempuan pada suatu kaum, lalu laki-laki ini menundukkan
pandangan supaya dilihat oleh orang lain, padahal dalam hatinya ingin
melihat aurat perempuan tersebut.”
Dalam
riwayat lain, Ibnu Abbas berkata, “Dia adalah seorang laki-laki di
tengah kaumnya, lalu lewat seorang perempuan, dia pun menundukkan
pandangannya supaya dilihat orang lain. Namun, apabila kaumnya lalai,
dia pun melirik dan menatap perempuan tersebut. Ketika ia khawatir bahwa
mereka mengetahui motif penundukan pandangannya, maka Allah memunculkan
dalam hatinya rasa ingin melihat pada aurat perempuan tersebut.
Subhanallah...
Allah mengetahui apa yang ada di dalam dada, yang tersembunyi bahkan jauh di dalam dasar hati.
Alangkah
nestapa diri yang ingin atau sudah memperoleh status sebagai orang
baik, aktivis dakwah, ustaz, dsb, tak diseiring sejalan apa yang
kelihatan dengan yang tersimpan. Khianat. Di keramaian seperti menjaga
diri, namun di sela-sela mencari-cari dan mencuri-curi.
Astaghfirullah..
Mesti
banyak beristighfar atas segala dosa selama ini, memohon ampunan dan
melakukan perbaikan. Karena segala kemuliaan atau pujian yang didapatkan
dari sesama insan, sebenarnya hanya karena Allah tutupkan segala
kesalahan dan kehinaan diri. Dan manusia hanya menilai dari yang tampak
kelihatan, sedang aib dan kesalahan diri, Allah Menutupkan. Sedang kita
tak pula diperintah mencari kesalahan orang lain yang disembunyikan,
namun malah kita dianjurkan agar saling menutupi. Juga kita dilarang
untuk menjadi mujahirin, orang yang membuka Aib yang sudah Allah
tutupkan, tetapi Allah memerintah kita untuk menjadi Muhajirin,
(peninggal keburukan) memohon ampunan, seraya terus melakukan
perbaikan...
Subhanallah..
Dalam salah satu khabar, Allah berfirman :
“Hai
hamba-Ku, jika kamu meyakini Aku tidak melihat, maka ada kerusakan pada
imanmu. Jika kamu meyakini bahwa Aku melihatmu, maka jangan jadikan
pandangan-Ku, pandangan terhina terhadapmu.”
Ibnu
Athoillah berkata “Penutup dapat dibagi dua: Penutup dari melakukan
maksiat, dan penutup dalam maksiat. Orang awam meminta kepada Allah agar
ditutupi dalam berbuat maksiat, karena khawatir jatuh kedudukannya
dalam pandangan manusia. Sedang orang khusus meminta kepada Allah agar
ditutupi dari berbuat maksiat, karena khawatir jatuh kedudukannya dalam
pandangan Allah.”
Lindungi dan tutupi kami ya Allah dari maksiat..
Wallahu’alam