Sabtu, 10 Agustus 2013

tertutupnya khianat

Subhanallah…

Kala mentadabburi ayat 19 surah al-Mu’min,
“Allah Mengetahui (pandangan) mata yang khianat, dan apa yang disembunyikan oleh hati.” (QS Mu’min ayat 19)

Ibnu Abbas berkata dan mencontohkan, “Dia adalah laki-laki yang lewat seorang perempuan pada suatu kaum, lalu laki-laki ini menundukkan pandangan supaya dilihat oleh orang lain, padahal dalam hatinya ingin melihat aurat perempuan tersebut.”

Dalam riwayat lain, Ibnu Abbas berkata, “Dia adalah seorang laki-laki di tengah kaumnya, lalu lewat seorang perempuan, dia pun menundukkan pandangannya supaya dilihat orang lain. Namun, apabila kaumnya lalai, dia pun melirik dan menatap perempuan tersebut. Ketika ia khawatir bahwa mereka mengetahui motif penundukan pandangannya, maka Allah memunculkan dalam hatinya rasa ingin melihat pada aurat perempuan tersebut.

Subhanallah...

Allah mengetahui apa yang ada di dalam dada, yang tersembunyi bahkan jauh di dalam dasar hati.

Alangkah nestapa diri yang ingin atau sudah memperoleh status sebagai orang baik, aktivis dakwah, ustaz, dsb, tak diseiring sejalan apa yang kelihatan dengan yang tersimpan. Khianat. Di keramaian seperti menjaga diri, namun di sela-sela mencari-cari dan mencuri-curi.

Astaghfirullah..
Mesti banyak beristighfar atas segala dosa selama ini, memohon ampunan dan melakukan perbaikan. Karena segala kemuliaan atau pujian yang didapatkan dari sesama insan, sebenarnya hanya karena Allah tutupkan segala kesalahan dan kehinaan diri. Dan manusia hanya menilai dari yang tampak kelihatan, sedang aib dan kesalahan diri, Allah Menutupkan. Sedang kita tak pula diperintah mencari kesalahan orang lain yang disembunyikan, namun malah kita dianjurkan agar saling menutupi. Juga kita dilarang untuk menjadi mujahirin, orang yang membuka Aib yang sudah Allah tutupkan, tetapi Allah memerintah kita untuk menjadi Muhajirin, (peninggal keburukan) memohon ampunan, seraya terus melakukan perbaikan...

Subhanallah..

Dalam salah satu khabar, Allah berfirman :
“Hai hamba-Ku, jika kamu meyakini Aku tidak melihat, maka ada kerusakan pada imanmu. Jika kamu meyakini bahwa Aku melihatmu, maka jangan jadikan pandangan-Ku, pandangan terhina terhadapmu.”

Ibnu Athoillah berkata “Penutup dapat dibagi dua: Penutup dari melakukan maksiat, dan penutup dalam maksiat. Orang awam meminta kepada Allah agar ditutupi dalam berbuat maksiat, karena khawatir jatuh kedudukannya dalam pandangan manusia. Sedang orang khusus meminta kepada Allah agar ditutupi dari berbuat maksiat, karena khawatir jatuh kedudukannya dalam pandangan Allah.”

Lindungi dan tutupi kami ya Allah dari maksiat..

Wallahu’alam
Comments
0 Comments

Tidak ada komentar:

Posting Komentar