Iman
akan menggerakkan pemeluknya untuk berbuat kebaikan. Layaknya salah
seorang kerabat Firaun yang diam-diam beriman kepada Musa ‘alaihissalam.
Meskipun ia menyembunyikan keberimanannya namun ia tetap berusaha untuk
menyelamatkan Nabi Musa. Ia berusaha
semampunya dengan halus membela Nabi Musa dengan cerdas. Beliau
mengajak berpikir kaumnya dengan ungkapan-ungkapan yang masuk akal
sehat. Dia mengajak kaumnya untuk memperhatikan dulu bukti-bukti yang
dibawa Musa. Orang yang menyembunyikan keberimanannya itu pun mengatakan
kepada kaumnya bahwa Musa bisa benar bisa salah, Jika dusta, maka
Musalah yang menanggung dosanya dan bahayanya hanya untuk dirinya, dan
kaumnya tidak akan menerima bencana jika tidak memenuhi seruannya dan
mengimaninya, namun jika Musa benar dan ternyata Musa juga telah
membawakan bukti-bukti terhadap kebenarannya, dan telah memberitahukan
bahwa jika mereka tidak mau mengikuti, maka Allah akan mengazab di dunia
dan di akhirat, maka pasti sebagian dari bencana yang diancamkan kepada
mereka yaitu azab di dunia, akan menimpa….
Begitulah
kecerdasan orang beriman itu, beliau membela dakwah meski secara
sembunyi, beliau berafiliasi bahkan berkontribusi untuk kebaikan sekuat
semampunya meski tersembunyi.
Subhanallah….
Iman akan menggerakkan empunya untuk minimal berafiliasi bahkan berkonstribusi kepada kebaikan…
Meski begitu, yang terbaik tetap mempertunjukkan keislamannya,
Kisah
ini atau orang yang beriman pada Nabi Musa secara diam-diam ini
mengingatkan pada Abu Bakar ash-Shiddiq yang mengatakan perkataan
serupa, bedanya ia mengatakan terang—terangan..
Ketika
Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa salam sedang shalat, Uqba bin Muayt
datang menghampiri Rasulullah dengan sebuah tali. Rasulullah shalallahu
‘alaihi wa salam sedang bersujud. Dia melempar talinya melingkari leher
Rasulullah dan mencekiknya hingga Rasulullah mulai mengeluarkan suara
“aaaakkkhhhh” karena kesakitan.
Ketika
ini terjadi, para sahabat menyaksikan dan orang-orang Quraisy ada
disana. Dan tiba-tiba, Abu Bakar As Shiddiq Radhiyallahu ‘anhu lewat.
Dia melihat Uqba bin Abi Muayt mencekik Rasulullah Jadi dia
menghampirinya dan mendorong Uqba bin Abi Muayt. Setelah dia
mendorongnya, dia membacakan ayat: “Apakah kamu akan membunuh seorang
laki-laki karena dia menyatakan: "Tuhanku ialah Allah” (Q.S.
Al-Mu’min:28)
Apakah
alasan kau membunuhnya karena dia berkata “Aku beriman pada Allah yang
satu? Dan dia tidak hanya mengaku-ngaku, tapi dia juga punya banyak
buktinya.” Abu Bakar berkata “Jika dia berbohong, maka hidupnya akan
runtuh. Kau tidak perlu mengurusnya. Tapi jika dia bicara jujur dan dia
benar-benar Rasul Allah, apapun yang dijanjikan kepadamu, akan datang
padamu."
Pernyataan
ini telah diucapkan seseorang yang hidup di zaman Musa ‘alaihissalam.
Ketika Fir’aun menyuruh tentara-tentaranya untuk membunuh Musa, ada
seseorang dari keluarga Fir’aun yang menyembunyikan keimanannya. Dia
mengucapkan pernyataan ini untuk melawan Fir’aun. Dia berkata “Apakah
kau akan membunuh Musa. hanya karena dia berkata “Aku beriman pada Allah
yang satu?”
Jadi
Abu Bakar As Shiddiq mengucapkan hal yang sama kepada Uqbah. Apakah kau
akan membunuh Rasulullah hanya karena dia berkata “Aku beriman pada
Allah yang satu?”
Subhanallah...
Semoga Iman kita menggerakkan pada amal kebaikan dan perbaikan..
Aamiin
Wallahu’alam