Minggu, 28 Juli 2013

terus belajar

Dalam suatu riwayat dikemukakan, ketika Abu Thalib sakit, datanglah kaum Quraisy mengadu perihal ajakan Rasulullah. Pada waktu itu Rasulullah datang juga menengoknya. Berkatalah Abu Thalib kepada Nabi shalallahu ‘alaihi wa salam “Apakah yang engkau inginkan dari kaummu, hai keponakanmu?” Rasulullah shalallahu ‘alaaihi wa salam menjawab, “Aku ingin agar mereka mengucapkan satu kalimat yang menyebabkan mereka beragama, sedang orang-orang yang keras hati harus membayar jizyah.” Abu Thalib berkata, “Apakah kalimat itu?” Sabda Nabi shalallahu ‘alaihi wa salam: Laa ilaaha illAllah (Tidak ada tuhan selain Allah).” Kaum Quraisy berkata : “Sangat aneh Tuhan hanya Satu.” Berkenaan dengan peristiwa ini, turunlah ayat 1-8 surah As-Shaad sebagai ancaman siksa terhadap orang-orang yang menolak.

Subhanallah..

Abu Thalib ialah meskipun seorang pembela Nabi, namun bukanlah ‘pengikut’ Nabi. Beliau cinta atas dasar famili, kekeluargaan bukan berdasarkan ajaran. Sehingga lebih mementingkan ‘warisan’ daripada kebenaran. Memang, Sifat fanatik berakibat rasa sombong yang pelik.

Mereka (kaum kafir) membangga-banggakan kelompok, sehingga buta akan kebenaran dan juga menimbulkan kebencian. Mereka berada dalam kesombongan yang sangat dan permusuhan yang sengit.

Kaum kafir kerap ‘iri’ tidak puas bahwa seseorang mendapat kelebihan dari Tuhannya, mereka heran bahwa mengapa Nabi itu manusia biasa. Tapi kok bukan mereka saja, Mereka melihat siapa pembawa bukan apa yang dibawa. Sehingga dengan tega, Muhammad yang sedari dulu terkenal dengan al-Amin (terpercaya) saja mereka tuduh sebagai tukang sihir yang pembohong. Mereka menuduh dakwah Nabi hanya bertujuan untuk dapatkan kedudukan tinggi dan bergengsi.

Mereka tidak percaya bahwa Allah itu Maha Esa, mereka tidak mau menyerahkan diri kepada Allah (Muslim), taat pada-Nya, karena itu tadi, kesombongan mereka dan fanatik yang membuta.

Kelanjutan nya Abu Jahal berkata , “Serukanlah yang lain dari itu, kami berjanji akan mengikutinya.”

Begitulah kaum kafir Quraisy paham akan konsekuensi Syahadat. Pelajaran bagi kita ummat Islam untuk mempelajari dan memahami makna syahadatain. Bisa jadi, kita cuman tahu arti dari syahadat, namun ternyata tidak paham makna syahadatain, tidak mengerti konsekuensi dari syahadatain. Sehingga tanpa disadari masih terjebak dalam kejahiliaan.

Akhir kisah sababun nuzulnya,Nabi berkata, “Walaupun kalian letakkan matahari di hadapanku akan gantinya, tidaklah akan aku seru kalian selain dari mengucapkan itu!”

Begitulah tegarnya sang Nabi dalam berdakwah.

Subhanallah..

Semoga Allah terus membuat kita rajin belajar, memahami syahadat, sehingga kita pun sebagai ummat Islam misalnya tidak cinta pada Nabi namun cinta dogma, tetapi cinta karena memang memahami. Tidak ikut-ikutan. Dan semoga kita dapat tegar dalam keikhlasan tidak mengalami pergeseran niatan.

Aamiin

Wallahu’alam
Comments
0 Comments

Tidak ada komentar:

Posting Komentar