Senin, 18 Maret 2013
fitnah harta dan obatnya
Satu lagi Fitnah besar yang melanda manusia ialah harta ataupun fitnah kekayaan. Ia bisa mempengaruhi manusia, agar ingkar pada Tuhannya serta ingkar , tidak beriman pada hari akhirat.
DR Ishom Al-Uwayyid mengatakan bahwa pengaman fitnah harta terdapat pada ayat 39.
Dalam kisah tersebut, bahwa ada dua orang satu beriman dan satunya kafir. Allah jadikan orang kafir itu makmur hidupnya. 2 kebun anggur dimilikinya. Kedua kebunnya dipagari dengan pohon kurma. Dan Allah menumbuhkan berbagai macam tanaman dengan segala macam buah dan biji-bijian di tengah kedua kebun. Allah jadikan di antara kebun tersebut sungai tawar untuk diminum dan menyirami kebunnya.
Dia mengatakan kepada kawannya yang beriman dengan congkak, “Hartaku lebih banyak dibanding hartamu. Penolong dan pengikutku pun lebih kuat dan lebih mulia ketimbang penolong dan pengikut-pengikutmu.”
Dia mengingkari kekuasaan Allah dengan berkata bahwa segala yang ia punya tidak akan binasa selama-lamanya. Bahkan ia tidak yakin Kiamat akan terjadi, seandainya pun Kiamat terjadi ia PD akan mendapatkan sesuatu yang lebih baik dari kekayaannya saat ini karena keagungan dan ketinggian derajatnya…
Naudzubillah..
Lantas kawan yang beriman menukas dan menasehatinya.
Mengingatkan untuk segala kekayaan mengucapkan
“Masya Allah, la quwwata illa billah”
“Bahwa dengan kehendak Allah kebun itu menjadi milikmu dan dengan kekuatan Allah kamu dapat memperoleh dan mengurusinya, kalau engkau menganggapku lebih sedikit dalam hal harta dan keturunan dibanding dirimu.”
Singkat cerita, nasihat tidak diindahkan, akhirnya harta sang kafir binasa. Allah musnahkan dan bakar segala hartanya, akhirnya sang pengingkar hanya dapatkan rugi dan sesal.
Masya Allah..
Betapa banyak kita, saat diberikan harta dan tahta bukannya menjadi lebih taat tetapi semakin jauh dari-Nya. Terbukti dari makin tinggi ‘kita menjabat’ semakin lalai dalam sholat, makin banyak harta, sholat subuh jamaah pun lewat, dsb. Motivasi yang Allah berikan dengan menjadikan sholat jamaah 25 atau 27 derajat lebih tinggi tidak menggiurkan kita lagi, didoakan malaikat dalam majelis ilmu, tidak menggiurkan kita untuk datang lagi ke majelis ilmu, sibuk dengan harta. Sehingga nasehat, kritik atau saran kawan pun tak lagi kita terima, dalam hati terbetik, ”alah, kau karena gak punya nya bisa ngomong gitu” (astaghfirullah) ..Dst…
Masya Allah ternyata kuncinya agar terhindar dari fitnah harta dan kekayaan ialah menghilangkan ketergantungan pada dunia..
Meyakini bahwa segala yang kita punya merupakan semata-mata karunia Allah jua.
“Masya Allah, la quwwata illa billah”
Semoga Allah menjadikan dunia di tangan dan akhirat di hati kita.
Aamiin
Wallahu’alam
0 Comments
Langganan:
Posting Komentar (Atom)