Kamis, 14 Februari 2013

penjara dan surga


Subhanallah..

Siapa yang patut disembah dan ditaati? Apakah Allah yang menjaga, mengawasi dan menghisab atau patung-patung berhala yan tidak memberi manfaat dan mudharat, atau sekutu-sekutu lain..


Bahkan saat ditanya sifat sesembahan mereka yang membuat sembahan mereka itu pantas disembah, niscaya tak akan dapat menjelaskannya secara cerdas..

Itulah kebodohan mereka, diperdaya iblis sehingga kebatilan yang terang tampak indah dan mereka pun terhalang dari jalan mulia..

Masya Allah

Mereka medapat azab dunia di akhirat, karena ‘status’ kekufuran, di dunia mereka dibunuh, ditawan, terhina dan ternista. Dan sesungguhnya azab di neraka lebih hebat lagi.

Sedang orang yang bertakwa dijanjikan surga-Nya…

Di dunia mulia, kayanya jiwa lebih daripada kaya harta, mulia jauh dari nista dan hina…

Memang, ada sebuah hadist yang menyatakan bahwa dunia penjara bagi mukmin dan surga bagi orang kafir.

Namun hendaklah dimaknai dengan sebaiknya. Bahwa dunia tak lebih dari sayap seekor nyamuk. Bahwa dunia ibarat tetesan air yang lengket di telunjuk saat dicelup di samudera (akhirat)…

Teringat sebuah kisah, saat al-Hafizh Ibnu Hajar al-Asqalani menjadi Qadhi di Mesir. Beliau berdinas dengan kendaraannya dicegat Yahudi penjual minyak…. Kata Yahudi “Nabimu mengataka bahwa dunia ini penjara bagi orang mukmin dan surga bagi orang kafir, tapi kulihat dirimu hidup mewah berkecukupan sementara aku begitu nestapa dalam kepapaan. Apa itu tidak terbalik?”

Jawaban agung dikeluarkan Ibnu Hajar : “ Dunia adalah penjara bagi mukmin seperti kami, karena di akhirat kami akan mendapat kenikmatan agung yang jauh lebih baik dari ini, yang tiada putus selamanya. Sementara, dunia ini adalah surga bagi kalian karena akhirat kalian akan mendapat kehinaan , siksa, dan nestapa abadi yang jauh lebih mengerikan daripada yang kau alami saat ini !” akhirnya si Yahudi pun bersyahadat.. subhanallah…

Meski tak melulu mulia itu bicara tentang jabatan, kekayaan, dsb namun tampaklah bahwa kaya jiwa seorang mukmin melewati kekayaan materi yang dimiliki..

Wallahu’alam
Comments
0 Comments

Tidak ada komentar:

Posting Komentar