Kamis, 14 Februari 2013

canda


Dalam suatu riwayat dikemukakan bahwa Rasulullah menegur para shahabatnya yang sedang tertawa saat beliau lewat di tempat itu, dengan berkata : “Apa gerangan yang menyebabkan kalian tertawa, padahal surga dan neraka telah diperingatkan kepada kalian?” Maka turunlah ayat 49-50 dari surah al-Hijr sebagai teguran kepada Nabi supaya membiarkan mereka tertawa, karena Allah itu ghafurur rahim (Maha Pengampun lagi Maha Penyayang) , tetapi juga mengingatkan mereka bahwa Siksa Allah sangat pedih. (Diriwayatkan ath-Thabrani yang bersumber dari Abdullah bin Zubair)

Dalam riwayat lain dikemukakan bahwa Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa salam melihat para sahabat dari pintu Bani Syaibah, sambil bersabda: “Aku tidak ingin melihat kalian tertawa.” Kemudian beliau meninggalkan mereka. Tidak lama kemudian, beliau kembali lagi sambil mundur dan bersabda: “Ketika aku tiba di Hijr (Isma’il), Jibril datang menegurku: ‘Hai Muhammad, sesungguhnya Allah Berfirman kepadamu: ‘Mengapa engkau memutuskan harapan Hamba-hamba-Ku?’” (sebagaimana Firman-Nya dalam QS al-Hijr : 49-50). Diriwayatkan oleh Ibnu Marwudaih yang bersumber dari salah seorang shahabat Nabi…

Masya Allah…

Allah subhanahu wa ta’ala Maha luas ampunan-Nya kepada orang-orang yang bertobat dank eras siksaan kepada orang yang terus melakukan dosa. Kewajiban hamba adalah menggabungkan rasa takut kepada Allah dan mengharapkan maaf-Nya..

Sehingga dalam menjalani hidupnya seorang muslim tidak terlalu kaku namun juga tidak terlalu cair, tidak terlalu ketat dan juga tidak bebas.

Dalam Islam juga dibolehkan bercanda , asalkan dengan adab-adabnya , di antaranya:

1. tidak bercanda dan mengolok-olok dengan memainkan ayat-ayat Allah

2. tidak berdusta kala bercanda
“Aku menjamin sebuah taman di tepi surga bagi orang yang meninggalkan debat meskipun ia berada di pihak yang benar, sebuah istana di bagian tengah Surga bagi orang yang meninggalkan dusta meskipun ia bercanda, dan istana di bagian atas surga bagi seorang yag baik akhlaknya.” (HR. Abu Daud)
“Sesungguhnya aku juga bercanda, dan aku tidak mengatakan kecuali yang benar.” (HR. At-Thabrani dalam Al-Kabir)
“Celakalah seorang yang berbicara dusta untuk membuat orang tertawa, celakalah ia, celakalah ia.” (HR. Ahmad).

3. Jangan menakut-nakuti dalam bercanda
“Janganlah salah seorang dari kalian mengambil barang milik saudaranya baik bercanda ataupun bersungguh-sungguh, barangsiapa mengambil tongkat saudaranya hendaklah ia mengembalikan.” (HR. Abu Daud).

4. melecehkan golongan tertentu

5. dan hal-hal yang berkenaan lain, seperti melihat kondisi dan situasi dan canda dengan meniru banci dsb..

Jadi bercanda boleh asalkan ada adab, inilah wujud keseimbangannya…

Karena keseimbangan (tawazunitas) ini jugalah yang dapat membuat hati bersih dari penyakit hati seperti dengki, dendam, dan permusuhan…

Semoga Allah mengampuni canda kita yang berlebihan dan memperbaiki gurauan kita agar lebih menyelamatkan .…

Aamiin

Wallahu’alam
Comments
0 Comments

Tidak ada komentar:

Posting Komentar