Jumat, 28 April 2017

Menghindari Pluralisme

Dalam suatu riwayat dikemukakan bahwa kaum kafir Quraisy berkata kepada Nabi :”Sekiranya engkau tidak berkeberatan mengikuti kami (menyembah berhala) selama setahun, kami pun akan mengikuti agamamu selama setahun pula.” Maka Allah Menurunkan surah al-Kafirun.

Dalam riwayat lain bahwa al-Walid bin al-Mughirah, al-‘Ashl bin Wa-il, al-Aswad bin al-Muthalib dan Umayyah bin Khalaf bertemu dengan Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasalam dan berkata : “Hai Muhammad! Mari kita bersama menyembah apa yang kami sembah dan kami pun akan menyembah apa yang engkau sembah. Kita bersekutu dalam segala hal dan engkaulah yang memimpin kami.” Maka Allah Menurunkan surah al-Kafirun.


Islam tidak mengenal Pluralisme. Surah al-Kafirun menjadi pedoman yang tegas bahwa ‘aqidah tidak mengenal kompromi. Tauhid dan Syirik tidak dapat dipertemukan.

Ajaran Pluralisme merupakan ajaran yang sangat berbahaya dan sekarang ini amat gencar dikampanyekan bahkan oleh organisasi yang ‘berkedok’ Islam. Mulai dari penyebutan “semua agama itu sama saja” dsb. Dan salah satu yang paling ektreem ialah pendefinsian Islam sebagai sikap pasrah dan tunduk kepada Tuhan Yang Maha Esa dan tidak dibatasi hanya untuk agama yang dibawa Nabi Muhammad. Sehingga menurut tafsiran pluarlis dan liberalis ini, bila ia beragama selain Islam pun (non-muslim) , bila ia tunduk dan patuh pada Tuhan, ia pun disebut orang Islam. Na’udzbillah semoga kita terhindar dari virus sepilis ini.

Sebenarnya ayat toleransi yang hakiki itu ialah lakum dinukum waliyadin. Kerukunan bukan berarti mencampuradukkan. Menghormati tak berarti saling mengikuti.

Semoga kita terhindar dari terjangkit penyakit Sepilis, Sekularis, Pluralisme dan Liberalisme
Comments
0 Comments

Tidak ada komentar:

Posting Komentar