Kamis, 13 April 2017

Di Balik Kesulitan Ada Kemudahan

Menurut as-Suyuthi, surah al-Insyirah ayat 1-8 turun ketika kaum musyrikin memperolok-olokkan kaum Muslimin karena kefakirannya.

Dalam suatu riwayat dikemukakan, ketika ayat ke 6 turun, Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa salam bersabda : “Bergembiralah kalian, karena akan datang kemudahan bagi kalian. Satu kesusahan tidak akan mengalahkan dua kemudahan.”

Subhanallah..

Menurut ulama, surah ini turun sesudah surah Adh-Dhuha, karena itu kedua surah ini ‘sepaket’ yakni berisi motivasi bagi Nabi dan ummatnya. Karena itu dalam acara-acara motivasi pun sering-lah ayat-ayat dalam surah ini cocok dijadikan untaian awal.

Bila di surah adh-Dhuha banyak menggambarkan sisi-sisi kesulitan yang dialami Nabi. Maka kemudian diikuti dengan sisi-sisi kemudahan dalam surat Alam Nasyrah ini. Jika di surat adh-Dhuha Allah menyebutkan tiga nikmatnya: Allah lah yang memberikan inayah/perlindungan saat kondisi beliau yatim, fakir dan kebingungan. Maka pada surat ini Allah tambahkan tiga nikmat-Nya yang lain lagi, yaitu: nikmat kelapangan dada, meringankan beban beliau saat berhadapan dengan kaumnya ketika menyampaikan risalah kenabian yang tidak ringan, juga Allah tinggikan kedudukan dan derajat beliau baik di bumi maupun di langit melebihi segala ciptaan-Nya yang pernah ada, dan yang akan ada. Surat ini juga berisi Sunnatullah sepanjang zaman bahwa kemudahan pasti datang sesudah kesulitan.

Fa inna ma’al ‘usri yusro Innama’al ‘usri yusro…

Imam al-Baghawi, Imam al-Ma’iny dan Syeikh Muhyiddin ad-Darwisy menyimpulkan dari struktur gaya bahasa di atas dengan sebuah kaidah kebahasaan: “Isim nakirah jika disebut dua kali maka yang kedua tidaklah sama dengan yang pertama. Namun, jika isim makrifat disebut dua kali maka yang kedua sama dengan yang pertama”. Kesimpulannya bahwa dibalik satu kesulitan ada dua kemudahan….

Subhanallah…
Dalam surah ini juga terdapat kunci Efektivitas Waktu yakni Apabila selesai mengerjakan sesuatu agar bersegera pekerjaan yang lain. Surah ini mengajarkan bahwa kehidupan seorang mukmin ialah ritme perputaran waktu yang senantiasa berisi aktivitas yang bermanfaat, secara simultan, tanpa putus, setelah mengerjakan suatu pekerjaan akan melanjutkan pekerjaan lain..

Abu Bakar al-Jaza’iri mengatakan bahwa model kehidupan seorang muslim. Yakni apabila selesai dari pekerjaan ukhrawi, kerjakanlah pekerjaan duniawi. Dan apabila selesai dari pekerjaan duniawi, kerjakanlah pekerjaan ukhrawi. Seorang muslim selalu menjalani kehidupan yang serius dan lelah. Ia sama sekali tidak mengenal leha-leha dan malas-malasan..

Sedangkan menurut ustadz Bachtiar Nasir ayat ini tersirat pesan bahwa “Manakala kita usai melakukan pekerjaan dunia, maka beribadahlah kepada Allah dengan sungguh-sungguh. Jangan berikan yang sisa untuk Islam”.

Istirahat kita di surga (Arrohatu fil jannah)

Allahu Akbar !!

Semoga Allah menjadikan kita muslim sejati. Semoga Allah memperbaiki diri kita.

Aamiin
Comments
0 Comments

Tidak ada komentar:

Posting Komentar