Allah membuat isteri Nuh dan isteri Luth sebagai perumpamaan bagi orang-orang kafir. Keduanya berada di bawah pengawasan dua orang hamba yang saleh di antara hamba-hamba Kami; lalu kedua isteri itu berkhianat kepada suaminya (masing-masing), maka suaminya itu tiada dapat membantu mereka sedikitpun dari (siksa) Allah; dan dikatakan (kepada keduanya): "Masuklah ke dalam jahannam bersama orang-orang yang masuk (jahannam)". (QS At-Tahrim :10)
Surah at-Tahrim berisi kunci-kunci pembinaan dan pembangunan keluarga Islami. Rumah tangga yang damai, rezeki yang halal, tidak melanggar hukum Allah. Dan diperingatkan pula bahwa bagaimana tanggung jawab setiap muslim menjaga diri dan keluaga dari azab api neraka.
Dan diingatkan pula bahwa dalam hidup, pasti terdapat salah dan dosa, khilaf dan alpa. Namun, asalkan iman masih di dada, harapan kebaikan tetap ada, segera lakukan Taubat Nashuha. Taubat yang berisi sesali perbuatan buruk yang pernah dilakui dan berisi janji untuk tak buat lagi.
Kemudian, Allah berikan pedoman inspirasi buat wanita yang akan jadi istri. Ada tiga poin dan contoh.
Pertama, istri Nuh dan istri Luth. Suami sholih, istri durhaka. Kedua, istri Fir’aun. Suami seorang penentang Allah paling terkenal, namun ia sendiri sholihah. Dan yang ketiga, Maryam. Lahir dalam kesucian, hidup dalam kesucian.
Pertama, ialah contoh istri yang tidak baik. Betapa ia dalam naungan dan binaan suami yang sholih, namun tidak mengambil manfaat malah durhaka pada agama, tidak patuh pada suami. Ibnu Abbas bercerita bahwa istri Nuh kerap mencemooh suaminya , sang pembawa risalah sampai mengatakan beliau gila. Sedang istri Luth, tidak mendukung suaminya memberantas kaumnya yang homo, malah menyokong mereka.
Kedua, bagaimana istri dari seorang yang jahat namun berhati mulia. Ia lah yang memohon pada suami agar Bayi Musa tidak dibunuh. Ia pun mengangkat Nabi Musa sebagai anak angkatnya. Subhanallah. Betapa kekafiran suaminya tak berpengaruh pada keimanananya. Meski bergelimang harta dan kemewahan dunia, ia tak terlena. Kekejaman suami dan banyaknya godaan tak menghalangi untuk menautkan hatinya pada Tuhannya. Kebenaran dan Aqidah kuat tertanam dalam dirinya. Ia lebih mengharapkan istana di syurga ketimbang di dunia kufur terhadap Rabbnya.
Pelajaran bagi wanita, bahwa kekokohan pendirian mesti dimiliki meskipun misalnya ditaqdirkan menghadapi suami yang telah kehilangan pegangan hidup, lupa daratan.
Dan yang ketiga, perempuan termulia dunia, siti Maryam. Betapa kelahirannya mulia, hidup dalam keterjagaan. Dan akhirnya, Ia pun memiliki anak yang mulia pula...
Wanita itu ialah madrasah utama dalam hidup. Ibu yang baik ataupun istri yang baik, akan melahirkan generasi yang baik. Sedangkan pria yang baik belum tentu melahirkan generasi yang baik. Bahkan meskipun prianya jelek, namun bila wanitanya baik insya Allah berpeluang hasilkan generasi baik.
contohnya saja, Istri Nuh yang durhaka, pembinaan ada anak kurang sehingga salah seorang anaknya menjadi durhaka pula pada ayahnya..
Berbeda bila melihat hasil ‘binaan’ istri Firaun dan juga ibunda kandung Musa yakni Nabi Musa ‘alaihissalam.
Lihat ‘ayah’ dari Nabi Ibrahim , penyembah dan pembuat berhala. Namun , wanitanya Ibrahim (yakni istri-istri beliau, Sarah dan Hajar) , merupakan wanita-wanita yang mulia maka dari keturunan mereka lahirlah Nabi-nabi.
Ingat pula, Nabi Isa ‘alaihissalam, meski tidak memiliki seorang ayah, namun ia diasuh oleh wanita termulia, maka ia pun menjadi mulia.
Subhanallah, begitulah peran ibu dan istri dalam pembinaan rumah tangga. Dari rahim mereka lahir anak, dari pengasuhan penuh kasih mereka, terbinalah anak.
Semoga Allah menjadikan banyak wanita-wanita negeri ini menjadi wanita yang sholihah. Aamiin
Wallahua'lam.