Orang beriman akan mendapatkan surga dengan kenikmatan yang tak terkira. Kenikmatan puncak itu adalah pada saat wajah kaum beriman menujukan pandangannya kepada Tuhan (ila robbiha nazirah).
Melihat Allah Swt adalah kenikmatan puncak bagi Penghuni Surga. Allah Swt berfirman, "Bagi orang-orang yang berbuat baik, ada pahala yang terbaik (surga) dan tambahannya." (Qs 10 :26). Rasulullah Saw menafsirkan lafaz "ziyadah" pada ayat ini dengan kenikmatan melihat wajah Allah Swt, sebagaimana diriwayatakan oleh Shuhaib Ra. Rasulullah Saw bersabda, "Apabila ahli surga masuk ke surga, Allah berkata, 'Apakah ingin tambahan sesuatu dari-Ku?' Kata mereka, 'Bukankah Engkau telah memutihkan wajah kami? Bukankah Engkau telah memasukkan kami ke dalam surga dan menyelamatkan kami dari api neraka?' Lalu Allah membuka hijab-Nya, maka tidak ada pemberian yang paling mereka cintai melainkan melihat wajah Allah Swt. Kemudian Rasul Saw membaca ayat 26 surah ke 10 di atas.
Jumhur ulama telah berpendapat melihat Allah maksudnya adalah berdasarkan hadist hadist mutawatir yang shahih adalah para hari kiamat kelak para hamba akan melihat Tuhan mereka, sebagaimana mereka melihat bulan pada malam purnama.
Ibnu Katsir berkata, "Dengan puji Allah, pendapat ( tentang melihat Tuhan) ini disepakati oleh para sahabat, tabi'in dan orang terdahulu dari ummat ini. Sebagaimana disepakati oleh para imam Islam dan penunjuk manusia."
Dalam kehidupan dunia tidak ada seorang pun yang dapat melihat Allah sebagaimana firmanNya (QS Al-'An`ām :103) - "Dia tidak dapat dicapai oleh penglihatan mata, sedang Dia dapat melihat segala yang kelihatan; dan Dialah Yang Maha Halus lagi Maha Mengetahui." "Engkau tidak akan sanggup melihat-Ku." (Qs 7 :143
Adapun orang kafir tidak akan bisa melihat Allah selama-lamanya, (QS 83: 15), pada hari pengadilan, Allah tidak akan berbicara dan memandang nya (QS 3 :77). Wajah kaum kafir kelam dan tertutup debu sedangkan orang beriman cerah karena kebahagiaan.
Betapa bahagianya jika kita dapat kenikmatan puncak akhirat itu. Tidak usah membayangkan bagaimana, tetapi mari berusaha untuk meraihnya. Raih dengan tentunya iman dan amal sholih.
Ulama mengatakan puncak kenikmatan di akhirat adalah melihat Allah sedangkan puncak kenikmatan di dunia ialah mengingat Allah.
Dalam sebuah keterangan tidaklah masuk surga orang yang di dunia belum ke taman (surga). Apa itu taman surga di dunia? Ialah majelis zikir. Tempat dimana kita mengingat-Nya.
Oleh karena itu, selama di dunia mari tetap mengingat Allah. Dalam artian mengingat dengan berzikir maupun menjalani hidup dengan ketaatan. Nikmat berujung nikmat. Wallahua'lam.