Selasa, 10 Januari 2017

Tahlil dan Istighfar

Subhanallah..

Tiada kebaikan melainkan kebaikan berikutnya. Begitupula orang-orang yang mendapat petunjuk dari Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa salam lantas kemudian mengikuti cahaya hidayah Allah itu maka Allah akan tambahkan petunjuk bagi mereka . Allah jua akan memberi taufik pada mereka untuk melakukan berbagai kebaikan perbaikan dan memudahkan melakukan amal shalih.

Namun, bagi orang yang tidak mencoba memahami, tidak ‘menerima’ , tidak beriman atau tidak peduli pada wahyu, maka Allah Membuat mereka semakin tidak memahami. Sebagaimana kaum munafikin kala berada dalam suatu Majlis Rasulullah yang tidak menyimak ajaran Nabi. Ba’da majelis mereka bertanya pada para sahabat, “Apa yang dikatakannya tadi?” Na’udzubillah.

Semoga kita terhindar dari sifat kaum munafik dan kaum kafir. Mereka hanya menuruti keinginan nafsu mereka saja. Laksana binatang yang hidupnya di dunia untuk bersenang-senang dan makan, tidak punya tujuan mulia dan amal sholih. Tujuan mereka hanya syahwat dan nikmat belaka. Mereka terpedaya setan yang menganggap baik perbuatan mereka itu. Na’udzubillah min dzalik.

Begitulah, balasan orang yang senantiasa mengikuti petunjuk, akan mendapat petunjuk berikutnya. Semakin nikmat dalam beribadah dan beramal. Sebaliknya, jika kita mengotori hati dengan dosa atau menutup hati dari petunjuk, maka itu tak lain itu hanyalah jalan menjauhkan diri dari Allah. Agama pun jadi tak paham, Ibadah pun jadi malas, diajak pengajian pun enggan dst..

Karena itu, koreksi diri, saat badan terasa berat untuk berbuat taat. Maka pasti ada sesuatu yang salah di hati. Dan jalan membersihkah hati, memperoleh petunjuk demi petunjuk ialah memperkuat tauhid, perbanyak istighfar.

Abu Bakar berkata, "Bacalah Laa Ilaaha Illallah dan istighfar dan perbanyaklah membacanya. Sesungguhnya iblis berkata: saya hancurkan anak Adam dengan Dosa dan mereka menghancurkan aku dengan Laa Illaaha Illallah dan istighfar, tatkala mereka seperti itu, maka aku menghancurkan mereka dengan syahwat sehingga mereka menyangka termasuk orang-orang yang mendapat petunjuk."

Dan Mengetahui Tauhid ialah fardhu ‘ain bagi setiap manusia. Karena itu , mari senantiasa belajar dan mengulang kaji tentang Tauhid.

Serta perbanyak istighfar, sedangkan Nabi yang ma’shum saja senantiasa mendawamkan istighfar tiap hari, begitulah pula kewajiban kita untuk beristighfar,

Firman-Nya, “Mohonlah ampunan atas dosamu.” (QS Muhammad ayat 19) . Menurut Syaikh As Sa’diy, “Mintalah ampunan kepada Allah untuk dosamu, yaitu dengan mengerjakan sebab-sebab yang mendatangkan ampunan, seperti tobat, berdoa meminta ampunan, mengerjakan kebaikan, meninggalkan dosa dan memaafkan kesalahan.

Semoga Allah menetapkan hati dalam kebaikan.


Wallahu’alam
Comments
0 Comments

Tidak ada komentar:

Posting Komentar