Selasa, 27 Desember 2016

Islam Memandang Nabi Isa yang Mulia


Dalam suatu riwayat bahwa Rasulullah berkata kepada kaum Quraisy: “Sesuatu yang disembah selain Allah tak akan memberikan kebaikan sedikit pun.” Kaum Quraisy berkata, “Bukankah engkau menganggap bahwa ‘Isa adalah Nabi dan seorang hamba yang saleh, padahal dia pun disembah?”

Lantas turunlah ayat 57-59 surah Az-Zukhruf turun berkenaan dengan peristiwa tsb, yang melukiskan kaum Quraisy yang selalu berusaha membantah ajaran Rasulullah.

Subhanallah…

Kaum kafir menjadikan Nabi Isa sebagai perumpamaan dalam mendebat Nabi. Saat Islam menyatakan bahwa berhala-berhala itu, yang disembah selain Allah itu ialah umpan Jahannam. Mereka lantas dengan kurang ajar mengatakan, “Kalau begitu, Isa bersama tuhan-tuhan kami akan masuk neraka karena orang-orang Nasrani menyembahnya sebagaimana kami menyembah Tuhan kami.”

Subhanallah..

Padahal Nabi Isa ‘alaihissalam terlepas dari semua itu. Yang akan masuk neraka ialah tuhan-tuhan palsu yang mereka ‘rela’ disembah beserta para penyembahnya. Sedang Nabi ‘Isa ‘alaihissalam terlepas dari semua itu.

Isa tidak lain merupakan hamba Allah yang mulia, seorang Nabi yang agung, salah satu Rasul Ulul ‘Azmi, serta Allah jadikan beliau salah satu bukti kekuasaan, keagungan dan pelajaran bagi Bani Israil. 

Tidak pernah sekalipun Nabi Isa menyuruh manusia menyembahnya. Menjadikannya Tuhan. Atau menyamakan atau mensetarakannya dengan Allah.

Ia pembawa risalah bagi Bani Israil , mengajak bertakwa pada-Nya dan mengajak kaumnya untuk taat padanya. Nabi Isa berkata, “Sesungguhnya Allah, Dia-lah Tuhanku dan Tuhan kamu maka sembahlah Dia, ini adalah jalan yang lurus.” Kalimat inilah yang shohih dari Nabi Isa ‘alaihissalam. 

Akan tetapi, malah golongan-golongan tsb berselisih tentang sang Nabi. Ada yang mengatakan Isa ialah anak Allah. Maha Suci Allah dari punya anak. Bahkan meskipun terdapat, yang dimaksud ‘anak Allah’ dalam bahasa itu ialah orang yang dekat dengan Allah. Semua Nabi dan orang-orang Sholih disebut ‘anak Allah’. Jadi ‘anak Allah’ ialah istilah bagi orang yang dekat dengan Allah. 

Ada pula pendapat bahwa Isa adalah Allah itu sendiri. Ataupun bagian dari tiga bagian dalam satu. Maha Suci Allah dari apa yang mereka katakan.

Kaum-kaum yang menodai akidah Tauhid inilah yang akan disiksa sedangkan Nabi Isa yang ma’shum tidak akan disiksa. 

Subhanallah..
Begitulah pelajaran bagi kita , meskipun ternyata zaman berhala telah berakhir misalnya. Namun, tetaplah berhati-hati akan paham yang menyerupai. Seperti kaum Nasrani terhadap Nabi Isa. Semoga kita terhindar dari memuja pahlawan, ulama, orang-orang sholih, hingga menyematkan atribut ketuhanan pada mereka hingga jatuh pada syirik atau kultus. Na’udzubillah..

Semoga Allah menguatkan Tauhid.

Dan satu lagi pelajaran , bahwa Nabi Isa ‘alaihissalam dikabarkan akan turun menjelang hari Kiamat. Turunnya beliau merupakan tanda-tanda hari Kiamat.

Ibnu Abbas mengatakan saat menafsirkan ayat 61 surat Az-Zukhruf, "Turunnya Nabi Isa ‘alaihissalam adalah sebelum terjadinya hari qiamat"

Rasulullah bersabda: “Tidak akan terjadi kiamat sehingga turun kepada kalian Ibnu Maryam sebagai hakim yang adil, ia mematahkan salib, membunuh babi, menghentikan jizyah dan melimpahkan harta sehingga tidak ada seorang pun yang mau menerima pemberian harta.”

“Demi Allah, sesungguhnya Isa putra Maryam akan turun ke bumi sebagai hakim yang adil, akan membebaskan jizyah, unta-unta muda akan dibiarkan hingga tidak ada yang mau mengurusinya lagi, sifat bakhil, saling membenci, dan saling dengki akan hilang, dan orang-orang akan memanggil-manggil orang lain yang mau menerima hartanya (shadaqahnya), tetapi tidak ada seorangpun yang mau menerimanya.

Sedangkan turunnya Nabi Isa ‘alaihissalam tersebut di Syria dan juga berkenaan untuk membunuh Dajjal.

“Ketika Allah telah mengutus al-Masih Ibnu Maryam, maka turunlah ia di menara putih di sebelah timur Damsyiq dengan mengenakan dua buah pakaian yang dicelup dengan waras dan za’faran, dan kedua telapak tangannya diletakkannya di sayap dua Malaikat; bila ia menundukkan kepala maka menurunlah rambutnya, dan jika diangkatnya kelihatan landai seperti mutiara. Maka tidak ada orang kafirpun yang mencium nafasnya kecuali pasti meninggal dunia, padahal nafasnya itu sejauh mata memandang. Lain Isa mencari Dajjal hingga menjumpainya dipintu Lud, lantas dibunuhnya Dajjal. Kemudian Isa datang kepada suatu kaum yang telah dilindungi oleh Allah dari Dajjal, lalu Isa mengusap wajah mereka dan memberi tahu mereka tentang derajat mereka di surga.” (HR Muslim) 

Semoga Allah menguatkan Tauhid dan mengistiqomahkan kita

Wallahu’alam
Comments
0 Comments

Tidak ada komentar:

Posting Komentar