Qs az-Zukhruf 46-56
Dan Fir`aun berseru kepada kaumnya (seraya) berkata: "Hai kaumku, bukankah kerajaan Mesir ini kepunyaanku dan (bukankah) sungai-sungai ini mengalir di bawahku; maka apakah kamu tidak melihat (nya)? (Qs az-Zukhruf :51)
Fir’aun berseru di tengah-tengah para pemuka kaumnya dengan congkak dan sombong, “Bukankah kerajaan Mesir dan Sungai Nil yang mengalir di bawah kaum kakiku ini adalah milikku?”. Maksud Fir’aun yang terlaknat adalah bahwa orang seperti dialah yang pantas untuk disembah.
Ia juga membandingkan kerajaan dan kekuasaannya yang menurutnya luar biasa dengan Nabi Musa ‘alaihissalam yang menurut Fir’aun lemah dan tidak ada apa-apanya.
Ia merasa lebih utama dari Nabi Musa yang tidak punya kedudukan, kemuliaan ataupun kepemimpinan. Hidupnya susah, mencari nafkah saja sulit. Dan juga ketika ia bicara, semua yang mendengar tidak mengerti kata-katanya karena lidahnya cadel.
Astaghfirullah...
Begitulah Fir’aun banggakan perkara duniawi yang ia punya, namun ia lupa bahwa kenabian Musa ‘alaihissalam serta ilmu bermanfaat dan amal sholih jauh lebih benar dan bermanfaat daripada semua yang dibanggakannya.
Fir’aun pun menghina dengan bertanya mengapa Musa tidak diberikan gelang-gelang emas agar terlepas dari kemiskinan jika memang benar bahwa Allah telah mengutusnya dan mengapa malaikat tidak menemaninya dan bersaksi bahwa dia benar ataupun menolongnya. Dan karena memang kaumnya juga fasik, mereka pun terpengaruh dengan perkataan Fir’aun.
Subhanallah...
Begitulah salah satu kesombongan dari orang sombong di dunia.
Menariknya, ialah akhir kisah kaum yang durhaka itu. Bahwa Firaun dengan sombong mengatakan “sungai-sungai ini mengalir di bawahku”. Akhirnya Allah menghukumnya dengan sesuatu yang membanggakannya, yakni dengan menenggelamkannya.
Maka berhati-hatilah kita atas apa yang kita sombongkan...
Wallahu’alam