One Day One ’Ain
QS Fushshilat : 1-8
Mereka berkata: "Hati kami berada dalam tutupan (yang menutupi)
apa yang kamu seru kami kepadanya dan telinga kami ada sumbatan dan antara kami
dan kamu ada dinding, maka bekerjalah kamu; sesungguhnya kami bekerja
(pula)." (QS Fushshilat : 5)
Al-Quran
diturunkan Allah yang Maha Rahman dan Maha Rahim kepada Nabi-Nya Saw. Al-Quran
terdiri dari surat-surat yang diawali dengan lafal-lafal pembuka dan diakhiri
dengan lafal lafal penutup. Ayat-ayat tsb dirinci maknanya, baik berupa janji
maupun ancaman, baik petuah dan nasihat, pendidikan akhlak dan pengolahan jiwa,
maupun kisah-kisah orang dulu dan sejarah masa lalu.
Ia
diturunkan untuk memberi kabar gembira dan juga peringatan. Kabar gembiri ditujukan
bagi para kekasih-Nya berupa surga dan berbagai kenikmatan jika mereka beramal
sholih, baik berkenaan perintah maupun larangan. Sedangkan peringatan ditujukan
pada musuh-Nya, berupa azab pedih, jika mereka terus menerus mendustakan dan
menentang kebenaran-Nya secara batil, meninggalkan perintah-Nya dan mengerjakan
larangan-Nya.
Akan
tetapi, banyak orang musyrik tak mau mendengarkan al-Quran. Mereka tak menerima
dan menaati apa-apa yang diperintahkan di dalamnya, atau menjauhi apa yang
dilarang, seraya menentang kebenaran. Mereka bahkan menegaskan sendiri sikap
penolakan tsb karena tiga sebab dengan maksud mengolok-olok, yaitu
- hati mereka telah tertutup oleh penyumbat yang tebal, sehingga tidak bisa memahami apa yang disampaikan oleh Rasul, berkenaan dengan perintah tauhid dan syirik. Apa yan diucapkan oleh Rasul itu tidak sampai ke hati mereka.
- telinga mereka tuli sehingga tidak bisa mendengar perkataan Muhammad Shallallahu ’alaihi wa sallam
- di antara mereka dan Rasul Saw ada pembatas (hijab) yang menghalangi mereka untuk memenuhi seruan beliau. Diriwayatkan bahwa suatu saat Abu Jahal menutupi kepalanya dengan kain sambil berkata dengan nada mengejek, ”Hai Muhammad, di antara kami dan kamu ada hijab.”
bahkan
orang musyrik itu berkata pada Nabi Saw,”Lakukanlah apapun untuk membatalkan
urusan kami dengan sekuat tenagamu. Sementara kami juga akan sekuat tenaga
mengusir orang-orang dari sekitarmu dan mencerai beraikan kekuatan orang
beriman sehingga dakwahmu gagal.” demikian sedikit penjelasa dari tafsir
al-Maraghi.
Demikianlah
bahwa orang kafir itu memang dengan sengaja menolak al-Quran dan ajakan
Rasulullah Saw. Secara tegas mereka berkata bahwa hati mereka tertutup sehingga
tak dapat menerima, memahami dan menampung kebenaran dari Nabi. Telinga mereka
ada sumbatan. Mereka mungkin mendengar tetapi tidak mendengarkan. Alih-alih
mendengarkan, mereka bahkan sudah tegas menyatakan bahwa antara mereka dan nabi
ada hijab atau dinding pemisah. Pernyataan yang menunjukkan ketidakmungkinan
untuk dilakukan pemahaman bersama lagi.
Yang penting, mari kita berdoa pada Allah, semoga Allah
hindarkan kita dari penyakit-penyakit hati seperti itu tidak mau mendengarkan
kebenaran, mendengar tapi tidak mendengarkan. Apalagi sampai memang dengan
sombongnya memutus hubungan dengan kebenaran atau nilai-nilai Islam.
Di zaman sekarang sebagian manusia terjangkit penyakit
begitu. Ia anti betul dengan Islam meski bisa saja KTPnya beragama Islam. Kalau
sudah namanya berbau Islam,alergi. Semua itu terjadi karena jauh dari al-Quran.
Na’udzubillah min dzalik.
Wallahua’lam
Akh Ishlah al-Medaniy