Selasa, 15 Desember 2015

Nasehat buat Putri yang Akan Jadi Istri




Menjadi istri adalah harapan bagi setiap wanita di dunia. Sebab, itulah fitrah manusia untuk bertemu dengan belahan jiwanya agar mendapatkan sakinah mawaddah warahmah. Alangkah diidamkan tiap wanita menjadi perhiasan yang paling indah bagi seorang hamba Allah dan lebih-lebih berpeluang menjadi seorang ibu. Menjadi penyejuk mata dan pembina utama generasi masa mendatang. Berjalan bersama meraih ridho-Nya menuju jannah-Nya. 

Namun, yang patut disadari menjadi seorang istri juga berkonsekuensi mendapat kewajiban baru. Yakni ketaatan pada suami. Bahkan ketika resmi menjadi seorang istri, suami harus lebih diutamakan ketimbang orangtua kandung sendiri. Dalam sebuah hadits shahih, diriwayatkan bahwa Aisyah Ra bertanya kepada Rasulullah Saw, ”Siapakah yang berhak terhadap seorang wanita?” Rasulullah menjawab, “Suaminya”. Aisyah Ra bertanya lagi, ”Siapakah yang berhak terhadap seorang laki-laki?” Rasulullah menjawab, “Ibunya” (HR. Muslim) Pada hadist lain disebutkan, “Seandainya aku boleh memerintahkan manusia untuk sujud kepada sesamanya, sungguh sudah aku perintahkan sang isteri sujud kepada suaminya.”


Pada suamilah letak surga atau neraka seorang istri. Dalam beberapa hadist tersebut bahwa sebab wanita yang banyak di neraka antara lain karena kekufuran mereka pada kebaikan  suami atau karena durhaka pada suami bahkan tidak mencium bau surga istri meminta cerai suaminya tanpa alasan yang benar. Dalam sebuah riwayat dalam kitab Uqudulujain disebutkan, Nabi S.A.W bersabda:”Ada empat macam wanita yang masuk sorga dan empat macam wanita yang lain masuk neraka. Diantaranya empat macam wanita yang masuk sorga adalah , istri yang memelihara kesucian (kehormatan dirinya ), menaati perintah Allah dan menaati suaminya, banyak anaknya, penyabar, mudah menerima pemberian sedikit bersama suaminya, mempunyai rasa malu. Kalau suaminya tidak ada ditempat (sedang pergi) ia memelihara dirinya dan harta suaminya. Kalau suaminya sedang di rumah ia mengekang lisannya. Yang lain adalah isteri yang ditinggal mati suaminya,ia mempunyai anak banyak tetapi ia menahan diri untuk kepentingan anak-anaknya, memelihara mereka berlaku baik pada mereka dan tidak menikah lagi  karena khawatir jika menyia-nyiakan anak-anaknya itu.  Adapun empat wanita yang lain yang di tetapkan masuk neraka adalah, istri yang berlisan buruk pada suaminya, kalau suaminya sedang  pergi ia tidak menjaga kehormatan dirinya, kalau suaminya berada di rumah lisannya terus mencerca dengan kata-kata yang buruk, dan isteri yang membebani suaminya dengan beban yang tidak sanggup dipikulnya, dan isteri yang tidak menutup dirinya dari lelaki lain bahkan ia keluar rumah dengan dandananyang berlebihan, dan isteri yang tidak mempunyai aktivitas lain kecuali makan, minum, tidur dan tidak mempunyai kecintaan untuk melaksanakan sholat, tidak menaati Allah dan rasulNYA dan tidak berusaha menaati suaminya. Isteri yang bersikap seperti itu adalah istri yang terlaknat, termasuk ahli neraka, kecuali jika segera bertaubat.”
Oleh karena itu, dalam mengarungi bahtera rumah tangga yang pasti akan terdapati rintangan dan cobaan hendaknya calon istri dapat membekali diri dengan sebaik mungkin. Sehingga rumah tangga dan cinta yang dilandasi karena Allah itu dapat terus hidup dalam perjalanan menuju-Nya.

Nasehat buat Putri
Bersumber dari kitab Syarah Uqudul Lujain dan juga Ihya’ Ulumuddin diceritakan kisah seorang isteri dizaman Rasulullah SAW yang diwashiyati oleh suaminya agar tidak meninggalkan rumah selama suaminya melakukan safar/perjalanan keluar, Walau apapun yang terjadi. Kemudian datang kabar pada isteri tersebut bahwa ibunya sakit parah hingga datang kabar yang ketiga kalinya,bahwa ibunya telah wafat,dan isteri ini atas nasihat Rasulullah SAW tetap istiqomah taat kepada suaminya, Hingga datanglah berita dari Rasulullah kepada isteri tersebut bahwa ibunya telah mendapatkan ampunan Allah dengan sebab ketaatan anaknya terhadap suaminya.

Maka suatu ketika si isteri sholihah ini pun berwashiyat kepada anak perempuannya. Ia berkata : “Puteriku... Jaga dan pelihara serta perhatikanlah Sepuluh Perkara yang menjadi kewajibanmu terhadap suamimu, Yakinlah jika ini engkau laksanakan,akan menjadi investasi/simpanan ganjaran serta pahalamu. Pertama dan Kedua, Qona'ah (menerima dengan senang hati,keadaan suami dan apapun serta berapapun pemberian suami) . Mendengarkan penuh adab ketika suami berbicara serta mentaatinya (diluar perkara ma'shiyat).

Ketiga dan Keempat, Menjaga tatapan suami senantiasa memandangmu penuh kemesraan dan kebahagiaan , Jangan berlaku dan bersikap yang berakibat pandangan suamimu menjadi pandangan kemarahan dan kemurkaan. Jaga dan perhatikan,Jangan sampai suamimu mencium aroma tidak sedap darimu, Beraroma wangi lah ketika engkau akan menghadap suamimu.

Kelima dan Keenam, Perhatikan waktu makan dan waktu tidur/istirahat suamimu, Karena keadaan sangat lapar dan kurang tidur cenderung membuat suami lebih sensitip emosinya (mudah emosi). Ketujuh dan Kedelapan : Menjaga dengan penuh amanah, harta suami serta Memelihara hubungan baik dengan keluarga suami.

Kesembilan dan Kesepuluh, Jangan engkau membantah perintah dan keinginannya , Dan jangan engkau sebarkan apa yang menjadi rahasianya. Maka sesungguhnya ketika engkau membantahnya atau berlaku sikap yang menyebabkan kecemburuan (perasaan tidak nyaman) dalam hatinya.Dan jika engkau menyebarkan apa yang menjadi rahasia suamimu,Maka aku tak kan merasa aman/tenang akan kemarahan suamimu. Jaga dan Jadilah engkau seorang Penghibur kala suamimu terpuruk/bersedih, dan Jadilah engkau seorang yang bersedih kala suamimu dalam kegembiraan (Bertindak sebagai Pengerem).” Wallahua’lam. 

(terbit di Harian Waspada,didedikasikan buat anak abang, Nurul Huda Panggabean)
Comments
0 Comments

Tidak ada komentar:

Posting Komentar