Menjadi istri adalah harapan bagi
setiap wanita di dunia. Sebab, itulah fitrah manusia untuk bertemu dengan
belahan jiwanya agar mendapatkan sakinah mawaddah warahmah. Alangkah diidamkan tiap
wanita menjadi perhiasan yang paling indah bagi seorang hamba Allah dan
lebih-lebih berpeluang menjadi seorang ibu. Menjadi penyejuk mata dan pembina
utama generasi masa mendatang. Berjalan bersama meraih ridho-Nya menuju
jannah-Nya.
Namun, yang patut disadari menjadi
seorang istri juga berkonsekuensi mendapat kewajiban baru. Yakni ketaatan pada
suami. Bahkan ketika resmi menjadi seorang istri, suami harus lebih diutamakan
ketimbang orangtua kandung sendiri. Dalam sebuah hadits shahih, diriwayatkan
bahwa Aisyah Ra bertanya kepada Rasulullah Saw, ”Siapakah yang berhak terhadap
seorang wanita?” Rasulullah menjawab, “Suaminya”. Aisyah Ra bertanya lagi,
”Siapakah yang berhak terhadap seorang laki-laki?” Rasulullah menjawab,
“Ibunya” (HR. Muslim) Pada hadist lain disebutkan, “Seandainya aku boleh
memerintahkan manusia untuk sujud kepada sesamanya, sungguh sudah aku
perintahkan sang isteri sujud kepada suaminya.”
Pada suamilah letak surga atau
neraka seorang istri. Dalam beberapa hadist tersebut bahwa sebab wanita yang
banyak di neraka antara lain karena kekufuran mereka pada kebaikan suami atau karena durhaka pada suami bahkan
tidak mencium bau surga istri meminta cerai suaminya tanpa alasan yang benar. Dalam
sebuah riwayat dalam kitab Uqudulujain disebutkan, Nabi S.A.W bersabda:”Ada
empat macam wanita yang masuk sorga dan empat macam wanita yang lain masuk
neraka. Diantaranya empat macam wanita yang masuk sorga adalah , istri yang
memelihara kesucian (kehormatan dirinya ), menaati perintah Allah dan menaati
suaminya, banyak anaknya, penyabar, mudah menerima pemberian sedikit bersama
suaminya, mempunyai rasa malu. Kalau suaminya tidak ada ditempat (sedang pergi)
ia memelihara dirinya dan harta suaminya. Kalau suaminya sedang di rumah ia
mengekang lisannya. Yang lain adalah isteri yang ditinggal mati suaminya,ia
mempunyai anak banyak tetapi ia menahan diri untuk kepentingan anak-anaknya,
memelihara mereka berlaku baik pada mereka dan tidak menikah lagi karena khawatir jika menyia-nyiakan
anak-anaknya itu. Adapun empat wanita
yang lain yang di tetapkan masuk neraka adalah, istri yang berlisan buruk pada
suaminya, kalau suaminya sedang pergi ia
tidak menjaga kehormatan dirinya, kalau suaminya berada di rumah lisannya terus
mencerca dengan kata-kata yang buruk, dan isteri yang membebani suaminya dengan
beban yang tidak sanggup dipikulnya, dan isteri yang tidak menutup dirinya dari
lelaki lain bahkan ia keluar rumah dengan dandananyang berlebihan, dan isteri
yang tidak mempunyai aktivitas lain kecuali makan, minum, tidur dan tidak
mempunyai kecintaan untuk melaksanakan sholat, tidak menaati Allah dan rasulNYA
dan tidak berusaha menaati suaminya. Isteri yang bersikap seperti itu adalah
istri yang terlaknat, termasuk ahli neraka, kecuali jika segera bertaubat.”
Oleh karena itu, dalam mengarungi
bahtera rumah tangga yang pasti akan terdapati rintangan dan cobaan hendaknya
calon istri dapat membekali diri dengan sebaik mungkin. Sehingga rumah tangga
dan cinta yang dilandasi karena Allah itu dapat terus hidup dalam perjalanan
menuju-Nya.
Nasehat
buat Putri
Bersumber dari kitab Syarah Uqudul
Lujain dan juga Ihya’ Ulumuddin diceritakan kisah seorang isteri dizaman Rasulullah
SAW yang diwashiyati oleh suaminya agar tidak meninggalkan rumah selama
suaminya melakukan safar/perjalanan keluar, Walau apapun yang terjadi. Kemudian
datang kabar pada isteri tersebut bahwa ibunya sakit parah hingga datang kabar
yang ketiga kalinya,bahwa ibunya telah wafat,dan isteri ini atas nasihat Rasulullah
SAW tetap istiqomah taat kepada suaminya, Hingga datanglah berita dari
Rasulullah kepada isteri tersebut bahwa ibunya telah mendapatkan ampunan Allah
dengan sebab ketaatan anaknya terhadap suaminya.
Maka suatu ketika si isteri
sholihah ini pun berwashiyat kepada anak perempuannya. Ia berkata : “Puteriku...
Jaga dan pelihara serta perhatikanlah Sepuluh Perkara yang menjadi kewajibanmu
terhadap suamimu, Yakinlah jika ini engkau laksanakan,akan menjadi
investasi/simpanan ganjaran serta pahalamu. Pertama dan Kedua, Qona'ah (menerima dengan senang
hati,keadaan suami dan apapun serta berapapun pemberian suami) . Mendengarkan penuh adab ketika suami
berbicara serta mentaatinya (diluar perkara ma'shiyat).
Ketiga dan Keempat, Menjaga tatapan suami senantiasa
memandangmu penuh kemesraan dan kebahagiaan , Jangan berlaku dan bersikap
yang berakibat pandangan suamimu menjadi pandangan kemarahan dan kemurkaan. Jaga dan perhatikan,Jangan sampai suamimu
mencium aroma tidak sedap darimu, Beraroma wangi lah ketika engkau akan
menghadap suamimu.
Kelima dan Keenam, Perhatikan waktu makan dan waktu
tidur/istirahat suamimu, Karena keadaan sangat lapar dan kurang tidur
cenderung membuat suami lebih sensitip emosinya (mudah emosi). Ketujuh dan
Kedelapan : Menjaga dengan penuh amanah,
harta suami serta Memelihara
hubungan baik dengan keluarga suami.
Kesembilan dan Kesepuluh, Jangan engkau membantah perintah dan
keinginannya , Dan jangan engkau
sebarkan apa yang menjadi rahasianya. Maka sesungguhnya ketika engkau
membantahnya atau berlaku sikap yang menyebabkan kecemburuan (perasaan tidak
nyaman) dalam hatinya.Dan jika engkau menyebarkan apa yang menjadi rahasia
suamimu,Maka aku tak kan merasa aman/tenang akan kemarahan suamimu. Jaga dan
Jadilah engkau seorang Penghibur kala suamimu terpuruk/bersedih, dan Jadilah
engkau seorang yang bersedih kala suamimu dalam kegembiraan (Bertindak sebagai
Pengerem).” Wallahua’lam.
(terbit di Harian Waspada,didedikasikan buat anak abang, Nurul Huda Panggabean)