Dalam
sebuah riwayat dikemukakan bahwa ayat, .. inna min azwajikum wa
auladikum ‘aduwwal lakum fahdzaruhum…. (.. sesungguhnya di antara
istri-istrimu dan anak-anakmu, ada yang menjadi musuh bagimu, maka
berhati-hatilah kamu terhadap mereka…) turun berkenaan
dengan beberapa orang penduduk Mekkah yang masuk Islam, akan tetapi
istri-istri dan anak-anaknya menolak hijrah ataupun ditinggal hijrah ke
Madinah. Lama-kelamaan mereka pun hijrah juga. Sesampainya di Madinah,
mereka melihat kawan-kawannya telah banyak mendapat pelajaran dari Nabi.
Karenanya mereka bermaksud menyiksa istri dan anak-anaknya yang
menjadi penghalang untuk berhijrah. Maka turun kelanjutan ayat.. “wa in
t’fu wa tashfahu wa taghfiru fa innAllaha Ghafururrahim ( dan jika kamu
memaafkan dan tidak memarahi serta mengampuni (mereka) maka
sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang )…
Sedangkan dalam riwayat lain, dikemukakan bahwa ayat ini turun
berkenaan dengan ‘Auf bin Malik al-Asyja’I yang mempunyai anak- istri
yang selalu menangisinya apabila akan pergi berperang, bahkan
menghalanginya dengan berkata : “Kepada siapa engkau akan menitipkan
kami?” Ia pun merasa kasihan kepada mereka hingga tidak jadi berangkat
perang…
Subhanallah..
Maka
berhati-hatilah kita terhadap kehidupan duniawi. Terkadang pihak-pihak
yang berada dalam kehidupan kita menghalangi kita untuk berbuat baik,
atau malah menjerumuskan kita berbuat jahat. Bahkan bisa jadi pihak
tersebut ialah orang-orang yang kita cintai.
Karena
itu, berhati-hati terhadap ujian yang diberikan Allah itu, berhati-hati
terhadap mereka, dahulukan kehendak Allah daripada kehendak mereka.
Maafkan mereka, lupakan kesalahan mereka, tutupi aib.
Ketentuan Allah-lah dunia ini sebagai ladang ujian..
Maka bertaqwalah kita menurut kemampuan kita…
“Bukanlah
musuh engkau, yang jika engkau bunuh dia adalah kemenangan buat engkau,
dan jika engkau yang dibunuhnya engkau masuk surga, tetapi yang mungkin
akan jadi musuh besarmu ialah anakmu yang keluar dari sulbimu sendiri,
kemudian yang akan menjadi musuhmu paling besar ialah harta benda yang
engkau miliki sendiri.” (HR Ath-Thabari)
“Apabila
aku perintahkan kepadamu suatu perintah, maka kerjakanlah menurut
kesanggupanmu dan apabila aku larang, hendaklah hentikan.” (HR Bukhari
dan Muslim)