Minggu, 17 November 2013

hari merugi

Subhanallah..
Allah memerintahkan untuk mengingat hari dinampakkan kesalahan-kesalahan. (at-Taghabun), sedang Buya Hamka lebih berat untuk mendefinisikan at-Taghabun sebagai “hari berugi-rugi”.

Kesalahan-kesalahan yang ditutupi, yang dianggap tak apa-apa, yang dianggap sepele akan ditampakkan, hingga muncullah rasa sesal. Rugi.

Menurut keterangan Ibnu Abbas tentang kalimat “At-Taghabun” bahwa “suatu kaum diazab ke dalam neraka, suatu kaum diberi nikmat masuk syurga. Yang mendapat azab merasa kecewa dan yang mendapat nikmat merasa bahagia.”

Di hari itu akan dirasakan oleh orang kafir, fasiq dan maksiat bahwa hidupnya hanya tertipu, seluruh umur dan tenaga, disangka bernilai, sesampai di akhirat diketahuilah bahwa hidup yang lalu hanya berugi-rugi saja, merugi.

Az-zakahsysyariy meriwayatkan sebuah hadist, “Tidaklah seseorang hamba Allah yang dimasukkan ke syurga melainkan diperlihatkan kepadanya tempat duduknya dalam neraka, yang sedianya akan dimasukinya kalau dia berbuat jahat, sehingga bertambah syukurlah ! Dan tidak pula seorang hamba yang dimasukkan ke dalam neraka, melainkan diperlihatkan kepadanya tempat duduknya dalam syurga, jika sekiranya ia berbuat kebajikan; sehingga bertambah penyesalannya.”

Subhanallah..
Sungguh bila merugi di dunia, masih bisa diperbaiki. Namun kala berugi-rugi itu dirasakan di akhirat, tidak akan bisa diperbaiki lagi.

Karena itu di ujung ayat 9 surah at-Taghabun, Allah masih memberi harapan bagi kita yang mau perbaiki diri saat masih hidup. Yakni sesiapa yang beriman dan diiringi oleh amal perbuatan sholih maka kesalahan-kesalahan yang ia perbuat dahulu, ditutupi bahkan dianggap tak ada oleh Allah. Subhanallah..

Semoga Allah menjauhkan kita dari rugi di dunia dan akhirat. Aamiin
Comments
0 Comments

Tidak ada komentar:

Posting Komentar