Subhanallah…
Orang
beriman diingatkan agar selalu bertaqwa yakni pemeliharaan hubungan
dengan Allah. Keikhlasan , tawakkal, ridho, syukur dan sabar, istiqomah
beribadah, kesemuanya didapat karena adanya taqwa. Dengan taqwa itulah,
iman terus dipupuk.
Kemudian orang beriman mesti merenungkan , bertafakkur dan tadzakkur
bahwa dunia ini tak akan lama, hidup tak akan berkahir di dunia ini
saja. Bahwa dunia ini hanya semata-mata masa untuk menanam benih,
sedangkan hasilnya diperoleh di akhirat...
Orang
mukmin mesti mendawamkan untuk mengevaluasi amal harian (mutaba’ah) ,
menghisab amal sholih apa yang menjadi bekal akhirat.
Dahulu pun Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam pun mengevaluasi amal sahabatnya.
Dari hadits yang diriwayatkan oleh Muslim dan Al Bukhari
Rasulullah shallaahu ‘alaihi wasallam bertanya, “Siapa di antara kalian yang hari ini berpuasa?”
Abu Bakar radhiyallahu ‘anh menjawab, “Saya.”
Rasulullah shallaahu ‘alaihi wasallam bertanya, “Siapa di antara kalian yang hari ini menziarahi orang mati.”
Abu Bakar radhiyallahu ‘anh menjawab, “Saya.”
Rasulullah shallaahu ‘alaihi wasallam bertanya, “Siapa di antara kalian yang hari ini memberi makan orang miskin?”
Abu Bakar radhiyallahu ‘anh menjawab, “Saya.”
Rasulullah shallaahu ‘alaihi wasallam bertanya, “Siapa di antara kalian yang hari ini menjenguk orang sakit?”
Abu Bakar radhiyallahu ‘anh menjawab, “Saya.”
Rasulullah
shallaahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Tidak berkumpul hal-hal ini di
dalam diri seseorang kecuali dia akan masuk surga.”
Subhanallah..
Begitulah
bagaimana Rasulullah mengevaluasi mutarobbinya. Secara pribadi,
masing-masing para sahabat pun senantiasa mengevalusi amalan mereka.
Mereka pun bersemangat mencari bekal akhirat.
Menurut
suatu riwayat, dari al-Mundzir bin Jurair, dari ayahnya, dia berkata;
"Saat kami duduk bersama di hadapan Rasulullah pada suatu tengah hari
datanglah kepada beliau suatu kaum, tidak beralas kaki, tidak
berpakaian, hanya berikat pinggang dan menyandang pedang. Umumnya dari
Mudhar, bahkan semua dari Mudhar. Maka berubahlah muka Nabi shalallahu
‘alaihi wa salam me¬lihat kemiskinan mereka itu. Lalu beliau masuk ke
dalam rumahnya, kemudian beliau keluar pula. Lalu beliau perintahkan
Bilal supaya azan dan beliau pun mengimami sholat. Sehabis sholat beliau
berdiri dan ber¬pidato.
Di
antara ucapan beliau; "Yaa ayyuhan naasut taquu rabbakumul ladzii
khalagakum min nafsin waahidatin… kemudian itu beliau baca pula ayat
dalam Surat al-Hasyr (yaitu ayat 18); Wal tanzhur nafsun maa qaddamat li
ghadin" Lalu berkata selanjutnya; "Bersedekahlah seorang lelaki dari
dinarnya, dari dirhamnya, dari kain, dari segantang gandumnya, dari
segantang korma¬nya. Bersedekahlah, walaupun sekeping pecahan buah
korma!"
Setelah
mendengar pidato Rasulullah itu tampillah ke muka seorang dari kaum
Anshar membawa sebuah pundi-pundi penuh dengan isi yang berat, sampai
lemah telapak tangannya karena beratnya; pundi-pundi itu langsung
diserahkannya kepada Nabi. Kemudian tampil pula yang lain dan tampil
pula berturut-turut, semuanya memberikan pemberiannya dan terlonggok
teronggok di hadapan Nabi shalallahu ‘alaihi wa salam, ada makanan, ada
pakaian, sehingga aku lihat wajah beliau berseri seakan-akan disepuh
emas layaknya, lalu beliau bersabda pula;
"Barangsiapa
yang menempuhkan dalam Islam suatu jalan yang baik, niscaya untuknya
pahalanya dan pahala orang yang turut mengamalkannya sesudahnya; dengan
tidak akan mengurangi pahalanya yang telah disediakan buat dia itu
sedikit pun. Dan barangsiapa yang menempuhkan dalam Islam suatu jalan
yang buruk, maka dia akan ditimpa oleh dosanya dan dosa orang-¬orang
yang menuruti jejaknya itu, dengan tidak pula mengurangi ganjaran dosa
buat dia itu sedikit pun." (Hadis ini dirawikan pula oleh Muslim)
Maka
dari sebab anjuran Rasulullah itu timbullah keinsafan lantaran adanya
Iman dan adanya Takwa dalam hati sahabat-sahabat Rasulullah s.a.w.
ketika itu, sehingga terkumpullah bantuan untuk orang-orang kabilah
Mudhar yang melarat datang menyerahkan diri dan bersedia memeluk Islam,
ke dalam kota Madinah itu, berpindah daripada hidup mengelana ke dalam
kehidupan kota yang beradab.
Subhanallah..
Apapun amal sholih kita pasti dilihat Allah. Allah Maha Tahu apa yang kita kerjakan, maka beramallah…
Teruslah
mengingati-Nya, menjalin hubungan dengan-Nya. Bila lupa mengingat Allah
atau dzikir, maka kita pun bisa lupa untuk membawa bekalan buat
akhirat, bisa lupa untuk menyelamatkan diri sendiri di akhirat nanti..
Karena
itu, mari kuatkan iman pada hari akhirat, sebab kuatnya iman kepada
hari akhirat atau tingkat kepercayaan akan datangnya hari kemudian,
membuat perbedaan. Orang yang tak percaya akhirat dan yang beriman tentu
memiliki perbedaan. Beda sifat, beda tabiat, beda fokus dan tujuannya,
beda pandangan atas tiap persoalan, serta berbeda pulalah tempat
kembalinya (surga atau neraka)...
Dan
salah satu jalan untuk memperbaiki diri dan terus berada di jalan
kebaikan ialah kedekatan dengan al-Quran. Memikirkan keagungannya,
merenungkan (mentadabburi) ayat-ayatnya dan berpegang padanya. Karena
sebab mereka yang lupa, fasik, dan menuju kehancuran ialah sikap mereka
yang mengabaikan al-Quran.
Dalam
surah al-Hasyr ayat 21 telah digambarkan bahwa bila gunung saja
dibacakan al-Quran, niscaya gunung akan tunduk, terpecah belah , maka
manusia lebih pantas untuk tunduk dan lunak hati mengingat Allah dan
dekat dengan al-Quran..
Teringatlah
kita bagaimana Umar bin Khattab yang tadinya ingin membunuh Nabi, namun
ketika terdengar dan terenung olehnya ayat-ayat al-Quran maka ia
berbalik menjadi beriman dan membela Nabi dengan nyawanya.
Bagaimana
Fudhail bin Iyyadh dulunya seorang pemuda nakal, memanjat dinding dan
mengintip seorang wanita cantik, tetapi saat ia tertegun melihat
moleknya tubuh wanita tersebut, ia mendengar bacaan ayat Quran yang
keluar dari wanita tersebut (yakni ayat 16 surah Al-Hadid) . terketuk
hati Fudhail, merenungkan ayat tsb dan akhirnya ia pun bertaubat dan
menjadi ulama, ahli sufi nan zuhud di zamannya.
Subhanallah..
Ternyata,
bila sesaat saja kita benar-benar mentadabburi, tunduk merenungkan ayat
Quran. Insya Allah perubahan akan datang, perbaikan akan kita tapaki...
Semoga Allah menjadikan kita insan yang hoby evaluasi mutaba’ah, ikhlas karena Allah ..
Semoga kita lebih dekat dengan al-Quran
Aamiin..