Menurut
riwayat dari Ibnu Abi Syaibah yang bersumber dari Ibnu Mas’ud bahwa
suatu ketika Nabi shalallahu ‘alaihi wa salam membaca al-Quran di tengah
kebun kurma, turunlah sembilan jin, di antaranya bernama Zauba’ah untuk
mendengarkan serta mengingatkan kawan-kawannya agar memperhatikan bacaan tersebut. Ayat ke 29-31 surah al-Ahqaaf turun menceritakan peristiwa tersebut.
Subhanallah..
Lihatlah
sebuah ‘tauladan’ dari rombongan jin. Dalam satu kali ‘duduk’ dengan
kata lain hanya mendengar sedikit saja dari bacaan al-Quran mereka
langsung beriman. Mereka langsung membenarkan Quran. Kalau kita
renungkan hal ini, niscaya kita akan menemukan satu hikmah betapa
mendengarkan Quran sembari merenungkan (tadabbur) dapat menghasilkan
sebuah keajaiban. “Diamlah kalian (untuk mendengarkannya)” “Dengarlah
al-Quran dengan seksama”. Begitu kata sebagian jin kepada temannya kala
mendapati Nabi sedang membaca ayat suci al-Quran.
Maka
pelajaranlah bagi kita bahwa dalam mendengar maupun membaca Quran
hendaklah disertai dengan renungan makna yang terkandung di dalamnya.
Sedangkan , saat kita mendengarkan al-Quran dengan seksama saja meski
tak tahu arti, kita dapat terhanyut oleh kedamaian. Karena memang
al-Quran dapat menciptakan suasana supra Rasional yang membawa kedamaian
dan ketenangan dalam jiwa. Apalagi bila kita dapat memahami makna
Quran. Subhanallah...
Satu
lagi pelajaran dari rombongan jin tersebut ialah ghirah dakwah. Setelah
beriman, mereka lantas ingin kaumnya merasakan pula nikmat iman yang
mereka dapatkan itu. Mereka berdakwah pada kaumnya. Menjelaskan Islam
pada kaumnya dan mengajak kaumnya untuk menerima seruan Allah dan
Rasul-Nya. Menjadi penyebar kabar gembira dan pemberi peringatan bagi
kaumnya.
Subhanallah..
Semoga kita semua dapat mengambil pelajaran. Aamiin
Wallahu’alam