Senin, 23 September 2013

hidup mulia dan syaratnya

Subhanallah..
Betapa nikmat orang yang beriman kepada Allah dan Rasul-Nya, menaati-Nya, menjauhi maksiat , mempercayai al-Quran dan mengamalkan kandungannya karena Allah akan tutupi dosa-dosa mereka, Allah maafkan mereka dan Allah tidak siksa mereka de
ngan dosa itu. Allah akan perbaiki keadaan mereka di dunia dan akhirat. Baik agama mereka, dunia mereka, hati mereka maupun amal mereka. Dia juga akan memperbaiki pahala mereka dengan mengembangkannya dan membersihkannya serta memperbaiki semua keadaan mereka.

Subhanallah..
Hidup mulia mati syahid. Begitulah jaminan Allah bagi sesiapa yang senantiasa teguh perjuangkan Islam. Karena di dunia ini ada dua poros, yakni poros kebenaran dan kebatilan. Tatkala kedua poros itu bertemu dan mesti dilalui dengan peperangan maka itulah ujian bagi kaum beriman.

Seandainya Allah mau niscaya Allah sudah membinasakan orang kafir tanpa harus terjadi peperangan. Semua manusia bisa saja Allah jadikan taat. Namun, Allah mewajibkan orang beriman untuk melawan kebatilan, menyebar yang haq. Allah syariatkan Jihad, agar tampak jelas perbedaan mana yang imannya dusta dan mana yang beriman yang benar, mana penolong agama pengharap syuhada. Dan orang yang beriman senantiasa yakin Allah pelindung mereka dan percaya penuh akan janji dan jaminan Allah.

Saat perang Uhud sedang berkecamuk, banyak yang terluka dan gugur. Iman pasukan muslim senantiasa teguh. Kala itu Kaum musyrikin berteriak, “A’la Hubal (Keagungan bagi Hubal)”. Lantas Kaum Muslimin berseru, “Allahu a’la wa ajal (Allah Lebih Luhur dan Lebih Mulia)”. Kaum musyrikin berkata, “Kami mempunyai al-Uzza, sedang kalian tidak punya Uzza.” Rasulullah memerintahkan pasukan untuk menyahut, “Allahu maulana wa la maula lakum” (Allah Pelindung kami, dan kamu tidak mempunyai pelindung).”

Subhanallah..
Dan satu janji dari Allah bagi orang-orang beriman ialah bahwa jika menolong agama Allah, niscaya Allah akan menolong dan meneguhkan kedudukan. Sesiapa yang beriman, taat, serta berjihad di jalan-Nya melalui harta, jiwa, lisan, pena dan sarana lain maka Allah akan memenangkan dia , memberikan kemuliaan , meneguhkan pendirian serta ketenangan.

Subhanallah..
Saat mentadabburi ayat 7 surah Muhammad

“Hai orang-orang mukmin, jika kamu menolong (agama) Allah, niscaya Dia akan menolongmu dan meneguhkan kedudukanmu.” (QS. Muhammad : 7)

Sayyid Quthb mengatakan, ”Bagaimana orang-orang beriman menolong Allah sehingga mereka menegakkan persyaratan dan mendapatkan apa yang disyaratkan bagi mereka berupa kemenangan dan diteguhkan kedudukan ?” Beliau melanjutkan,”Sesungguhnya mereka memurnikan Allah dalam hati mereka dan tidak menyekutukan-nya dengan sesuatu baik syirik yang nyata maupun yang tersembunyi serta tidak menyisakan seseorang atau sesuatu pun bersama-Nya didalam dirinya. Dia menjadikan Allah lebih dicintai dari apapun yang dia cintai dan sukai serta meneguhkan hukum-Nya dalam keinginan, aktivitas, diam, saat sembunyi-sembunyi, terang-terangan maupun saat malunya, maka Allah akan menolongnya dalam diri mereka.

Sesungguhnya Allah memiliki syariat dan manhaj kehidupan yang tegak diatas prinsip-prinsip, aturan-aturan, nilai-nilai dan tashawwur khusus bagi seluruh makhluk yang ada maupun bagi kehidupan. Dan pertolongan Allah akan terealisasi dengan menolong syariat dan manhaj-Nya dan berupaya untuk menegakkan hukumnya didalam seluruh kehidupan tanpa kecuali, inilah menolong Allah dalam realita kehidupan.

Mari sebentar kita menengok firman Allah “Dan orang-orang yang berperang di jalan Allah.” serta “jika kamu menolong (agama) Allah”.. Terdapat dua kondisi yaitu kondisi perang dan kondisi menang dan hal itu disyaratkan dilakukan hanya karena Allah dan di jalan Allah, ini adalah syiar yang sudah menjadi aksioma.
Sesungguhnya tidak ada jihad, syahid, dan surga kecuali ketika jihad itu dijalan Allah saja, kematiannya dijalan-Nya saja dan menolong-Nya saja baik didalam jiwa maupun didalam manhaj kehidupan.
Tidak ada jihad, syahid dan surga kecuali jika tujuannya agar kalimat Allah tinggi dan menjadikan syariat dan manhaj-Nya menguasai hati, akhlak, prilaku, kondisi, perundang-undangan dan aturan-aturan mereka.

Dari Abu Musa berkata,”Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasalam pernah ditanya tentang seseorang yang berperang dengan gagah, dan untuk fanatisme kesukuan, karena riya, yang manakah yang disebut berperang dijalan Allah ? Beliau menjawab,”Siapa yang berperang agar kalimat Allah tinggi maka dialah orang yang berperang dijalan Allah.”

Sedangkan makna “, niscaya Dia akan menolongmu dan meneguhkan kedudukanmu.” Maksudnya adalah diteguhkan dalam kemenangan dan berbagai pembiayaannya.. karena kemenangan bukanlah akhir peperangan antara kufur dengan iman, antara batil dan hak, dan untuk menang memerlukan pembiayaan dalam setiap jiwa maupun dalam realita kehidupan. Untuk menang memerlukan pembiayaan yaitu tidak sombong dan tidak menganggap remeh. Banyak jiwa mampu tetap teguh terhadap suatu ujian dan cobaan namun sedikit yang tetap teguh terhadap kemenangan dan kenikmatan. Keshalehan dan keteguhan hati diatas kebenaran setelah kemenangan merupakan derajat lain dibalik kemenangan dan barangkali inilah yang ditunjukkan oleh ungkapan yang ada didalam Al Qur’an. (Sayyid Quthb)

Subhanallah..

Semoga Allah membantu kita untuk taat pada-Nya, dan menetapkan kita dalam ketaatan. Aamiin.

Wallahu’alam
Comments
0 Comments

Tidak ada komentar:

Posting Komentar