Subhanallah..
Tiada
kebaikan melainkan kebaikan berikutnya. Begitupula orang-orang yang
mendapat petunjuk dari Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa salam lantas
kemudian mengikuti cahaya hidayah Allah itu maka Allah akan tambahkan
petunjuk bagi mereka . Allah jua akan memberi taufik pada mereka untuk melakukan berbagai kebaikan perbaikan dan memudahkan melakukan amal shalih.
Namun,
bagi orang yang tidak mencoba memahami, tidak ‘menerima’ , tidak
beriman atau tidak peduli pada wahyu, maka Allah Membuat mereka semakin
tidak memahami. Sebagaimana kaum munafikin kala berada dalam suatu
Majlis Rasulullah yang tidak menyimak ajaran Nabi. Ba’da majelis mereka
bertanya pada para sahabat, “Apa yang dikatakannya tadi?” Na’udzubillah.
Semoga
kita terhindar dari sifat kaum munafik dan kaum kafir. Mereka hanya
menuruti keinginan nafsu mereka saja. Laksana binatang yang hidupnya di
dunia untuk bersenang-senang dan makan, tidak punya tujuan mulia dan
amal sholih. Tujuan mereka hanya syahwat dan nikmat belaka. Mereka
terpedaya setan yang menganggap baik perbuatan mereka itu. Na’udzubillah
min dzalik.
Begitulah,
balasan orang yang senantiasa mengikuti petunjuk, akan mendapat
petunjuk berikutnya. Semakin nikmat dalam beribadah dan beramal.
Sebaliknya, jika kita mengotori hati dengan dosa atau menutup hati dari
petunjuk, maka itu tak lain itu hanyalah jalan menjauhkan diri dari
Allah. Agama pun jadi tak paham, Ibadah pun jadi malas, diajak pengajian
pun enggan dst..
Karena
itu, koreksi diri, saat badan terasa berat untuk berbuat taat. Maka
pasti ada sesuatu yang salah di hati. Dan jalan membersihkah hati,
memperoleh petunjuk demi petunjuk ialah memperkuat tauhid, perbanyak
istighfar.
Abu
Bakar berkata, "Bacalah Laa Ilaaha Illallah dan istighfar dan
perbanyaklah membacanya. Sesungguhnya iblis berkata: saya hancurkan anak
Adam dengan Dosa dan mereka menghancurkan aku dengan Laa Illaaha
Illallah dan istighfar, tatkala mereka seperti itu, maka aku
menghancurkan mereka dengan syahwat sehingga mereka menyangka termasuk
orang-orang yang mendapat petunjuk."
Dan
Mengetahui Tauhid ialah fardhu ‘ain bagi setiap manusia. Karena itu ,
mari senantiasa belajar dan mengulang kaji tentang Tauhid.
Serta
perbanyak istighfar, sedangkan Nabi yang ma’shum saja senantiasa
mendawamkan istighfar tiap hari, begitulah pula kewajiban kita untuk
beristighfar,
Firman-Nya,
“Mohonlah ampunan atas dosamu.” (QS Muhammad ayat 19) . Menurut Syaikh
As Sa’diy, “Mintalah ampunan kepada Allah untuk dosamu, yaitu dengan
mengerjakan sebab-sebab yang mendatangkan ampunan, seperti tobat, berdoa
meminta ampunan, mengerjakan kebaikan, meninggalkan dosa dan memaafkan
kesalahan.
Semoga Allah menetapkan hati dalam kebaikan.
Wallahu’alam