Ali
Ath-Thantawi saat mentadabburi ayat 24 surah Muhammad berkata, “Di
Masjidil Haram anda bisa menjumpai 50.000 orang memegang mushaf dan
membaca al-Quran. Akan tetapi anda tidak menemukan 50 orang dari mereka
mampu memahami makna ayat-ayat yang mereka
baca. Saya tidak mengingkari bahwa orang yang membaca al-Quran
bagaimanapun kondisinya, akan mendapat pahala. Namun, Allah subhanahu wa
ta’ala berfirman, “Maka apakah mereka tidak memperhatikan
(mentadabburi) al-Quran ataukah hati mereka terkunci.” (QS Muhammad ayat
24)
Kapan kita bisa membuka kunci itu sehingga kita bisa memahami apa yang dibaca?”
Subhanallah...
Membaca
al-Quran merupakan ladang pahala, satu huruf mendapat satu pahala. Nah,
apatah lagi bila kita mentadabburinya, betapa besar manfaat yang
didapat. Petunjuk hidup agar ‘bener’ dalam menjalaninya.
Ibnu
Sa’di mengatakan, “Merenungkan kitab Allah adalah kunci ilmu dan
pengetahuan. Dengan cara itulah segala macam kebajikan diperoleh,
seluruh ilmu pengetahuan didapatkan, iman dalam hati ditingkatkan dan
pangkal pohonnya ditancapkan.”
Imam
Nawawi berkata, “Orang yang membaca al-Quran hendaknya bersikap
khusyuk, tadabbur dan tunduk. Karena itulah yang dituju dan dituntut.
Dengan cara itulah dada akan terasa lapang dan hati menjadi terang. Ada
kalangan Salaf yang suka menghabiskan waktu sepanjang malam atau
sebagian besar waktu malam dengan membaca satu ayat al-Quran (secara
berulang-ulang) sambil merenungkan maknanya.”
Khabab
bin Art pernah mengatakan, “Dekatkanlah dirimu kepada Allah semampumu.
Dan ketahuilah bahwa tidak ada cara mendekatkan diri kepada Allah yang
lebih dicintai-Nya selain melalui firman-Nya.”
Ibnu
Mas’ud radhiyallahu ‘anhu berkata, “Bacalah al-Quran dan gunakan untuk
menggerakkan hati. Dan janganlah memikirkan akhir surat.”
Dalam
Hilyatul Aulia diceritakan , Abul Abbas sering kali mengkhatamkan
al-Quran. Kemudian ia memutuskan untuk mengkhatamkan al-Quran sambil
memahami maknanya. Lalu ia pun membacanya sambil memahami maknanya. Lalu
ia pun membacanya selama beberapa tahun dan meninggal dunia sebelum
berhasil mengkhatamkannya
Ibnu
Utsaimin berkata, “Saya benar-benar menganjurkan agar para pemuda tekun
merenungkan ayat-ayat al-Quran dan memahami maknanya. Karena
sesungguhnya al-Quran itu diturunkan kepada umat manusia untuk
direnungkan ayat-ayatnya dan dijadikan pelajaran.... dan jika anda
menemui kesulitan dalam memahaminya bertanyalah kepada ahlinya.”
Subhanallah..
Tadabbur bisa dibantu dengan memahami makna dari tafsiran ulama, tadabburan ulama, tahu asbabun nuzul dan sarana lainnya.
Berinteraksi
ria dengan al-Quran lewat tadabbur akan menjawab segala masalah yang
didapat dalam kehidupan. Jadikan tadabburan al-Quran kebutuhan
Muhammad
Anis Matta mengatakan bahwa Ada 3 situasi dimana tadabbur Qur'an selalu
menghasilkan pemahaman dan keyakinan baru yang dahsyat.
Pertama, tadabbur Qur'an yang kita lakukan saat kita membutuhkan perspektif Ilahiah atas sebuah ide, pikiran atau narasi..
Kedua, tadabbur Qur'an yang kita lakukan saat kita membutuhkan perspektif Ilahiah atas sebuah peristiwa, situasi atau fakta..
Ketiga,
tadabbur Qur'an yang kita lakukan saat kita perlu proteksi Ilahiah atas
berbagai virus emosi negatif seperti sedih, takut dll.
Dalam ketiga situasi itu hubungan kita dengan Qur'an menjadi sangat interaktif dan personal... teks menemukan konteks.
Dalam
interaksi yang rasional dan emosional begitu dengan Qur'an yang terjadi
adalah memahami realitas bumi dengan narasi langit. (Anis Matta)
Subhanallah...
Sekali
lagi , mari jadikan tadabbur sebagai kebiasaan hingga menjadi
kebutuhan. Mari bergerak dari hanya membaca menjadi membaca dan
tadabbur.
Semoga Allah membuka hati kita untuk bertadabbur Quran.
Sebagaimana Dulu, di hadapan Umar bin Khottob radhiyallahu ‘anhu ada pemuda yang membaca quran dan membaca firman Allah
“Maka apakah mereka tidak memperhatikan (mentadabburi) al-Quran ataukah hati mereka terkunci.” (QS Muhammad ayat 24)
Lalu
pemuda itu berkata, “Ya Allah, hati itu terkunci dan di Tangan-Mu lah
kuncinya. Tidak ada yang bisa membukanya selain Engkau.” Maka Umar
radhiyallahu ‘anhu pun tahu bahwa pemuda itu mengetahuinya dan menambah
kebaikannya.
Semoga Allah membuka hati kita untuk bertadabbur Quran.
Aamiin
Wallahu’alam