Minggu, 01 September 2013

berpaling dari quran, maka temannya setan

Subhanallah..

Sesiapa yang berpaling dari Quran, maka setanlah yang jadi teman. Berpaling dari pengajaran Tuhan , maka setan akan menyesatkan. Sesiapa yang menjauh dari Sunnah, maka ia terhalang dari hidayah. Ia akan benci taat, namun suka maksiat seb
ab setan ia jadikan sahabat yang ‘setia’ setiap saat. Yang paling sedih karena ia sangka berada di kebenaran padahal ia di pihak kesesatan. Sayang ia sadar, -bahwa setan teman yang buruk- kala sudah di yaumil Qiyamat kala sudah berhadapan dgn neraka yang panas membakar. Na’udzubillah.

Karena itu, mari kita berpegang pada Quran dan Sunnah. Mempelajari Islam dan membaca dan memahami Siroh. Karena itulah dua pegangan yang tak akan menyesatkan. Al-Quran ialah kemuliaan, keagungan, kewibawaan bagi siapa yang mengikuti dan mengamalkan kandungannya.

Membaca Quran dan Sunnah, mentadabburinya , memahami dan mengamalkan , - juga mencintai, bersahabat dan mendekat dengan pengamalnya - serta mendakwahkan ialah tugas manusia. Kewajiban menyampaikan ialah milik manusia sedang memberi hidayah ialah hak Allah semata.

Thalhah kala itu diutus Quraisy untuk mendekati Abu Bakar agar pergi dari Islam. Thalhah mendekati Abu Bakar. Kemudian Abu Bakar bertanya : “Kepada ajaran manakah akan engkau ajak aku ini?”

Thalhah menjawab, “Aku mengajak untuk menyembah Al-Lata dan al-Uzza itu?”

Abu Bakar bertanya, “Siapakah al-Lata dan al-Uzza itu?”

Ia menjawab, “al-Lata ialah tuhan kami, sedang al-Uzza adalah putri Allah.”

Abu Bakar berkata, “Siapakah Ibunya?”

Thalhah terdiam. Akhirnya Thalhah pun masuk Islam.

Subhanallah

Begitulah salah satu contoh orang yang menangkap pengajaran dari Allah. Beliau menangkap hidayah yang menyapa. Tidak memalingkan diri daripadanya. Begitu kiralah yang kita harapakan pada diri kita.

Saat pengajaran atau hidayah dari Allah tiba, kita sambut dengan segera. Sebagai misal, kala terketuk hati untuk memakai hijab bagi wanita, ia pun segera memakainya. Saat tiba rasa bersalah atas keberpacarannya, ia pun segera memutuskannya. Untuk ngaji, ia menanti. Bukan malah berujar, “nanti”. Dan berbagai contoh lain.

Namun bila berpaling, maka diri pun pangling. Bila tidak berteman pada kebaikan dan perbaikan , otomatis akan bersahabat dengan ketersiaan ataupun keburukan.

Semoga Allah membantu kita untuk taat pada-Nya. Berpegang teguh pada al-Quran dan Sunnah.

Aamiin

Wallahu’alam
Comments
0 Comments

Tidak ada komentar:

Posting Komentar