Sabtu, 14 September 2013

berlutut

Pada hari Kiamat, tiap manusia duduk bersimpuh di atas lutut-lutut mereka, berlutut (Jaatsiah) menghadapi mahkamah Ilahi, setiap ummat akan Allah perlihatkan catatan amal mereka, baik amal kebajikan maupun keburukan, kemudian Allah Membalas apa yang mereka lakukan.

Kitab catatan amal yang memuat catatan kebaikan maupun keburukan tanpa dikurang atau ditambah. Allah –lah menyuruh para malaikat untuk mencatat amalan anak cucu Adam yang baik dan juga yang buruk..

Subhanallah..
Lengkap catatan dari Allah, yang mungkin lebih lengkap dari yang ‘diingat’ oleh kita sendiri. Sedangkan sang pencatat yang ditugaskan Allah itu senantiasa berada di dekat kita. Walaupun kita sedang menyendiri, pada hakikatnya kita tidak sendiri. Di sekitar kita, “ramai” dengan yang ghaib, tak nampak oleh mata. Ada yang senantiasa ‘memposting’ apa yang kita bicarakan maupun lakukan. Dan Malaikat itu tidak berkepentingan pula untuk memalsukan catatan itu.

Alangkah beruntung sesiapa yang beriman dan beramal sholih, taat, mereka akan peroleh semua yang diinginkan dan selamat dari yang ditakutkan.

Sedang sesiapa yang sombong, mendustakan ayat-Nya dan risalah Nabi-Nya akan tercela dan terhina. Mereka yang selama di dunia mengejek tanda-tanda kuasa-Nya, mengolok ajaran Allah, tidak mau menerima dan mengamalkannya. Tertipu dengan urusan dunia sementara, sehingga nasibnya di akhirat semenjana. Dan Pada hari kiamat itu tidak ada kesempatan lagi untuk beriman dan beramal kebajikan lagi serta tiada waktu untuk bertobat lagi...

Subhanallah...

Maka di hadapan kebesaran-Nya di hari Kiamat, kita semua, ummat manusia akan berlutut (Jaatsiah), menunggu pemeriksaan berkas-berkas. Dari itu selagi di dunia pun, hendaknya kita telah mulai berlutut menyerahkan diri, bertaubat selagi masih sempat, berlindung pada-Nya, senantiasa menyadari bahwa apa yang dikata dan dibuat senantiasa dicatat.

Semoga Allah menjadikan kita hamba yang taat pada-Nya.

Aamiin

Wallahu’alam
Comments
0 Comments

Tidak ada komentar:

Posting Komentar