“Sesungguhnya
orang-orang yang mengatakan: ‘Tuhan kami adalah Allah’ kemudia mereka
meneguhkan pendirian mereka.” (QS Fushshilat: 30)
Az-Zuhri
berkata bahwa Umar radhiyallahu ‘anhu pernah membaca ayat ini (ayat 30
surah Fushshilat) di atas mimbar, kemudian berkata: ‘Mereka meneguhkan
pendirian mereka kepada Allah dengan patuh kepadaNya, dan tidak suka
mengelak seperti musang.”
Sedangkan menurut Abu Bakar radhiyallahu ‘anhu ialah kemurnian tauhid (tidak mensekutukan Allah dengan suatu pun.)
Utsman bin Affan radhiyallahu 'anhu berkata, “Istiqamah adalah mengikhlaskan amal kepada Allah Taala”
Ali bin Abu Thalib radhiyallahu 'anhu berkata, “Istiqamah adalah melaksanakan kewajiban-kewajiban”.
Al-Hasan berkata, “Istiqamah adalah melakukan ketaatan dan menjauhi kemaksiatan”.
Mujahid berkata, “Istiqamah adalah komitmen terhadap syahadat tauhid sampai bertemu dengan Allah Taala”.
Ibnu Taimiyah berkata, “Mereka beristiqamah dalam mencintai dan beribadah kepada-Nya tanpa menoleh kiri kanan”.
Subhanallah...
Dari
Abu Amr Sufyan bin Abdullah ats-Tsaqafi, ia berkata, “Hai Rasulullah,
katakanlah padaku satu kata dalam Islam yan tidak lagi aku tanyakan
kepada orang selainmu. Rasul bersabda, “Katakanlah, “Aku beriman kepada
Allah”, kemudian istiqomahlah” (HR Muslim)
Menurut
Syekh Muhammad Hassan bin Ibrahim, “Istiqomahlah dalam perintah dan
laragan, istiqomah ada ketaatan, jauhi kemaksiatan, tetaplah dalam
ketauhidan, jauhi kemusyrikan. Semua makna ini masuk dalam kata
“tsummastaqim”, “kemudian istiqomahlah”, menjunjung tinggi perintah,
menjauhi larangan, berhenti pada batasan, dan jagalah lisanmu, karena
kita sering menyepelekan ucapan.”
Subhanallah...
Secara
bahasa, Istiqomah adalah lawan kata dari bengkok. Ar-Raghib
menjelaskan, istiqomahnya manusia adalah iltizamnya ia pada manhaj yang
lurus. Sedangkan Ibnu Hajar al-Asqolani berkata, “Istiqomah adalah
kiasan dari berpegang teguh pada perintah Allah; melakukannnya dan
meninggalkan larangannya.”
Ucapan
Abu Bakar ialah terkonsentrasi pada penjagaan pokok-pokok tauhid,
sedangkan Umar terkonsentrasi untuk menunaikan segala perintah. Dan
sesungguhnya ini juga berkaitan.
Ibnu
Rajab al-Hanbali berkata, “Pokok istiqomah adalah lurusnya hati pada
tauhid. Jika hati sudah lurus pada tauhid, maka semua anggota tubuh akan
taat kepada Allah Yang Maha Perkasa, Maha Terpuji.
Subhanallah...
Kemuliaan
seseorang terdapat dalam keistiqomahannya. Sebab itu adalah kemuliaan
yang paling agung yang diberikan oleh Allah pada hamba-Nya.
Ibnu Taimiyah berkata : “Karamah yang paling agung adalah senantiasa istiqomah.”
Abu
Ali al-Jauzajani berkata, “Jadilah orang yang istiqomah, bukan pencari
karamat. Sungguh, nafsumu ingin mencari karamat, tapi Allah menuntutmu
untuk istiqomah…”
Subhanallah…
Semoga Allah menetapkan diri kita sebagai insan yang istiqomah di jalan-Nya.
Kesempurnaan
Istiqomah (sebenar-benar istiqomah) merupakan suatu hal yang pasti
tidak sanggup tercapai oleh manusia seperti kita. Namun upaya ke sana
dan senantiasa memohon ampunan atas segala kekurangan harus senantiasa
dilakukan.
Rasulullah
bersabda, “Istiqomahlah kamu dan kalian tidak akan sanggup.
Ketahuilah, sebaik-baik amalanmu adalah sholat, dan tidak ada yang
sanggup menjaga wudhu’ kecuali orang yang beriman.”
Adapun upaya-upaya atau faktor-faktor yang dapat melahirkan Istiqomah menurut Ibnu Qoyyim antara lain:
1. Beramal dan melakukan optimalisasi
2. berlaku moderat antara melampaui atas dan menyia-nyiakan
3. Tidak melampui batas yang telah digariskan ilmu pengetahuannya
4. Tidak menyandarkan pada faktor kontemporal, melainkan bersandar pada sesuatu yang jelas
5. Ikhlas
6. Mengikuti Sunnah
Subhanallah..
Semoga
Allah menetapkan kita dalam keistiqomahan. Tetap kuat tauhid. Meski
misalnya kita berada di lingkungan yang penuh khurafat, tahayyul dsb.
Semoga
kita Allah tetapkan agar kita menunaikan segala kewajiban serta tidak
lebay dan juga tidak abay. Sebab ‘santai’ ialah jalan pas buat
istiqomah.
“Biasa-biasa
sajalah kamu sekalian di dalam mendekatkan diri kepada Allah, dan
berpegang teguhlah kamu sekalian terhadap apa yang kalian yakini.
Ketahuilah, tak ada seorangpun diantara kalian yang selamat karena
amalnya. Para shahabat bertanya, “Tidak juga Anda, Ya Rasulullah?” Nabi
menjawab, “Tidak juga saya, kecuali jika Allah melimpahkan rahmat dan
karuniaNya” (al-Hadist)
Dari
Abdullah bin Amru, ia berkata bahwa Rasulullah shalallahu ‘alaihi
wasalam bersabda, “Setiap amal memiliki puncaknya dan setiap puncak
pasti mengalami kefuturan (keloyoan). Maka barang siapa yang pada masa
futurnya (kembali) kepada sunnahku, maka ia beruntung dan barang siapa
yang pada masa futurnya (kembali) kepada selain itu, maka berarti ia
telah celaka”(HR Imam Ahmad dari sahabat Anshar)
Semoga
Allah menetapkan hati kita untuk terus belajar, terus sering ta’lim,
terus berada dalam lingkaran ataupun majelis kebaikan perbaikan.
Sehingga
dengan keistiqomahan kita ataupun upaya-upaya agar istiqomah, Insya
Allah , malaikat turun dengan senantiasa membawa kabar gembira dan
menjadi wali (penolong) kita dunia akhirat serta menjaga amal kita.
Menurut
Mujahid, malaikat akan menjadi kroni orang-orang yang istiqamah di
kehidupan dunia, dan kelak di akherat, malaikat itu tidak akan berpisah
dengan orang tersebut hingga ia masuk ke dalam surganya Allah.
Al-Sudiy menyatakan, malaikat akan menjadi penjaga amal orang yang istiqamah di kehidupan dunia, dan penolong di hari akhir.
Aamiin
Wallahu’alam